Minggu, 11 Mei 2025

HUT KEMERDEKAAN RI

Misteri di Balik Pemilihan Tanggal 17 untuk Proklamasi Kemerdekaan, Soekarno Tegas Tolak Tanggal 16

Jumat, 5 Agustus 2022 07:32 WIB
Tribun Video

TRIBUN-VIDEO.COM - 17 Agustus 1945 menjadi momen yang paling bersejarah bagi bangsa Indonesia.

Kala itu, Presiden RI pertama, Soekarno bersama Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia yang sekaligus menjadi tonggak baru perjalanan bangsa yang terbebas dari penjajahan.

Mungkin banyak yang bertanya-tanaya, mengapa Soekarno dan Hatta memilih tanggal 17 Agustus untuk memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia.

Dikutip dari Setneg.go.id, Prof. Dr. H. Dadan Wildan, M.Hum, Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara R.I, menejaskan alasan Soekarno memilih tanggal 17 Agustus sebagai hari Kemerdekaan Indonesia.

Soekarno memiliki sejumlah pertimbangan mengapa memilih 17 Agustus sebagai hari Kemerdekaan Indonesia, dia bahkah menolak usulan tanggal 16 Agustus untuk memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia

Padahal sebelumnya para pemuda antara lain Chaerul Saleh, Wikana, dan lainnya pada 15 Agustus 1945 datang ke kediaman Soekarno di Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, memaksa agar segera dikumandangkan proklamasi kemerdekaan.

Bahkan ketika Soekarno diculik ke Rengasdenglok, ita tetap bersikukuh menolak desakan para pemuda agar saat itu juga kemerdekaan diproklamasikan.

Sukarni, salah seorang pemuda yang ikut menculik Soekarno kala itu mempertanyakan “Mengapa diambil tanggal 17 Agustus? Mengapa tidak sekarang atau tanggal 16 Agustus?”.

Namun secara tegas Bung Karo memutuskan tetap akan memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus, ia percara ada nilai magis di balik pemilihan tanggal tersebut.

Salah satu alasan Soekarno yakni tanggal 17 dianggap sebagai tanggal yang suci, di mana Alquran juga diturukan oleh Allah SWT pada tanggal 17.

Kemudian Soekarno juga menyebutkan bahwa umat Islam juga bersembahyang sebanyak 17 rakaat setiap harinya, ia menilai angka itu adalah angka yang suci.

Di sisi lain, saat itu 17 Agustus 1945 juga jatuh pada hari Jumat pada bulan Ramadhan, hari yang suci bagi umat Islam.

Akan tetapi, Soekarno-Hatta tidak mau didesak begitu saja. Keduanya, tetap berpegang teguh pada perhitungan dan rencana mereka sendiri. Di sebuah pondok bambu berbentuk panggung di tengah persawahan Rengasdengklok, siang itu terjadi perdebatan panas; " Revolusi berada di tangan kami sekarang dan kami memerintahkan Bung, kalau Bung tidak memulai revolusi malam ini, lalu ...". " Lalu apa ?" teriak Bung Karno sambil beranjak dari kursinya, dengan kemarahan yang menyala-nyala. Semua terkejut, tidak seorang pun yang bergerak atau berbicara.

Waktu suasana tenang kembali. Setelah Bung Karno duduk. Dengan suara rendah ia mulai berbicara; "Yang paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang tepat. Di Saigon, saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk dijalankan tanggal 17 ".

"Mengapa justru diambil tanggal 17, mengapa tidak sekarang saja, atau tanggal 16 ?" tanya Sukarni. "Saya seorang yang percaya pada mistik". Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku. Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik. Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci bagi kita. tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat suci. Al-Qur'an diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia". Demikianlah antara lain dialog antara Bung Karno dengan para pemuda di Rengasdengklok sebagaimana ditulis Lasmidjah Hardi (1984:61).

Bung Karno berujat saat mendengar berita penyerahan Jepang terhadap Sekutu, ia menyadari bahwa takdir Tuhan mungkin menasbihkan peristiwa Proklamasi akan jatuh pada hari keramat-Nya yakni pada Jumat Legi.

Golongan pemuda pun akhirnya menyetujui kemauan Soekarno, Bung Karno dan Bung Hatta dijemput kembali menuju Jakarta, setelah tercapainya kesepakatan antara golongan muda dan tua.

Ahmad Soebardjo sebagai perwakilan golongan tua pun memberikan jaminan kepada golongan muda bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB.

Setelah dibawa pemuda ke Jakarta dari Rengasdengklok pada tanggal 17 Agustus 1945 dini hari, pembacaan proklamasi akhirnya dilakukan di rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta tepat pada pukul 10 pagi.

(Tribun-Video.com)

Editor: Alfin Wahyu Yulianto
Reporter: Ratu Budhi Sejati
Video Production: Dwi Adam Sukmana
Sumber: Tribun Video

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved