TRIBUNNEWS UPDATE
Gambaran Kiamat Nuklir Rusia: Suhu Bumi Turun, Badai Api Tutupi Atmosfer & Picu Gagal Panen di Dunia
TRIBUN-VIDEO.COM - Rusia telah berulang kali mengancam Barat dengan menyiagakan pasukan nuklirnya.
Pada bulan lalu, Kremlin memperingatkan bahwa Eropa bisa saja hancur apabila terjadi kiamat nuklir.
Lantas seperti apa gambaran dahsyatnya ledakan nuklir tersebut?
Sebuah penelitian mengungkapkan apabila terjadi perang nuklir antara Rusia dan Amerika Serikat (AS), kemungkinan akan memicu zaman es kecil yang berlangsung ribuan tahun.
Saat nuklir diluncurkan, badai api dengan asap tebal akan menutupi atmosfer bumi.
Kondisi itu akan menghalangi sinar matahari dan memicu gagal penen di seluruh dunia.
Pada bulan pertama setelah ledakan, suhu global rata-rata akan turun sekitar 13 derajat Fahrenheit.
Dikutip dari Daily Mail, studi ini didasarkan pada sejumlah simulasi komputer skala besar dan regional.
Baca: Video Detik-detik Pertempuran Udara Sengit Rusia dan Ukraina, 11 Pesawat Hancur saat Perang
Baca: Roket Grad Tak Berawak Milik Pasukan Rusia Serang Gudang Senjata Ukraina hingga Hancur Lebur
Peneliti utama dalam studi ini adalah Doktor Cheryl Harrison, dari Louisiana State University.
Harrison mengungkap dua kemungkinan dua perang nuklir yang terjadi, yaitu antara India dan Pakistan atau NATO dan Rusia.
Menurut Harrison, dahsyatnya ledakan nuklir akan menyebar ke seluruh dunia dan mempengaruhi umat manusia.
"Bisa jadi India dan Pakistan atau NATO dan Rusia. Begitu asap dilepaskan ke atmosfer bagian atas, asap itu menyebar ke seluruh dunia dan mempengaruhi semua orang," katanya.
Ancaman perang nuklir semakin menguat setelah invasi Rusia di Ukraina pecah.
Studi ini adalah yang pertama memberikan gambaran jelas tentang dampak lingkungan jika Putin ingin menekan tombol nuklir.
Menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm, sembilan negara, termasuk Inggris, saat ini mengendalikan lebih dari 13 ribu senjata nuklir.
Horrison menjelaskan analisisnya jika senjata nuklir benar-benar dilepaskan.
Suhu laut akan turun dengan cepat dan tidak kembali ke keadaan sebelum perang, bahkan setelah asap menghilang.
Saat planet ini semakin dingin, es laut akan mengembang lebih dari enam juta mil persegi dan kedalaman hingga enam kaki.
Penurunan cahaya dan suhu laut yang tiba-tiba akan membunuh biota seperti ganggang, terutama di Kutub Utara.
(Tribun-Video.com)
Reporter: Agung Tri Laksono
Sumber: Tribunnews.com
Tribun Video Update
Houthi Tak Tumbang Dilibas Serangan AS, Trump Akui Ketangguhan Pejuang Yaman: Nyaris Hancurkan F-35
8 menit lalu
Tribunnews Update
Trump Puji Houthi seusai Serangan Kapal di Laut Merah Dihentikan, Sebut Punya Kekuatan Tangguh
55 menit lalu
Tribunnews Update
Trump Akui Ketangguhan Pejuang Houthi Yaman yang Tak Tumbang Diserang Ribuan Drone dan Rudal AS
1 jam lalu
Tribun Video Update
550 Eks Pejabat Tinggi Israel Surati Presiden Trump, Minta Amerika Serikat Bantu Akhiri Perang Gaza
2 jam lalu
TRIBUNNEWS UPDATE
Gaji Fantastis Eks Marinir TNI AL yang Kini Jadi Tentara Rusia, Berapa Nominalnya?
16 jam lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.