Setelah Proses Hukum 5 Tahun, Google Akhirnya Mau Bayar Rp 1,7 T soal Gugatan Diskriminasi Gender

TRIBUN-VIDEO.COM- Perusahaan Google akhirnya menyetujui untuk membayar kompensasi sebesar Rp 1,7 triliun.

Hal ini merupakan buntut adanya layangan gugatan dari mantan karyawan Google pada tahun 2017 lalu.

Google diduga telah melakukan diskriminasi terhadap pekerja wanita di perusahaannya.

Setelah hampir lima tahun proses hukum berlangsung, masalah ini akhirnya menemukan titik akhir.

Dikutip dari Kompas.com, sebelumnya. Google dikabarkan telah digugat oleh mantan karyawannya karena telah melakukan diskriminasi terhadap wanita di perusahaannya.

Gugatan itu dilayangkan di pengadilan San Fransisco, AS.

Baca: Foto Bekas Kaki Giring Kejeblos Ada di Google Maps Kawasan Sirkuit Formula E dan Viral di Medsos

Google disebut membayar wanita yang bekerja di perusahaannya dengan gaji yang lebih rendah dibanding laki-laki.

Tak hanya itu, Google juga disebut menempatkan posisi wanita dengan jabatan yang lebih rendah.

Namun, perusahaan tersebut terus menyangkal semua tuduhan yang ditujukan dalam gugatan.

Mereka menyatakan bahwa perusahaannya telah mematuhi semua hukum dan aturan yang berlaku.

Dalam keterangan terpisah, Google sendiri meyakini bahwa perusahaannya telah menerapkan kesetaraan gender.

Baca: Iko Uwais Batal Jalani Pemeriksaan Terkait Dugaan Kasus Pemukulan, Polisi Ungkap Alasannya

"Kami sangat percaya pada kesetaraan kebijakan dan praktik kami," kata Google kepada outlet media AFP.

Meski begitu, kedua belah pihak akhirnya menemukan win win solution.

Pertama, Google memberi uang kompensasi sebesar Rp 1,7 triliun untuk 15 ribu pekerja.

Kedua, Google juga menyetujui pihak ketiga untuk menganalisis praktik dan pemberian gaji di perusahaannya.

Dengan begitu, permasalahan keduanya bisa diselesaikan meskipun dengan proses hukum yang panjang. (*)

(Tribun-Shopping.com/ Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Google Bayar Rp 1,7 Triliun Terkait Gugatan Diskriminasi Gender"

#google #sanfrancisco #diskriminasi gender #