Terkini Daerah
Nelayan Singkil 14 Jam Terombang-ambing di Laut, Ditemukan Kembali dengan Selamat
TRIBUN-VIDEO.COM - Adil Putra (31), nelayan asal Desa Gosong Telaga Selatan, Kecamatan Singkil Utara, Kabupaten Aceh Singkil, sempat dinyatakan hilang kontak sejak pergi melaut pada Kamis (1/6/2022) Subuh.
Setelah hampir 14 jam terombang-ambing di lautan, Adil akhirnya ditemukan oleh nelayan lain yang mencarinya pada Kamis (2/9/2022) sekitar pukul 09.00 WIB.
Biasanya, Adil ketika melaut berangkat saat Subuh sudah kembali menjelang sore.
Namun, tidak kali ini karena hingga Kamis (2/6/2022) pagi ia belum kembali ke kampung.
Baca: Nelayan Se-Jawa Kumpul di Tegal Tuntut Pemerintah Revisi Kebijakan
Setelah dicari, Adil akhirnya ditemukan dalam kondisi selamat.
Adil ditemukan di sekitar Pulau Dundun yang berjarak sekitar tiga jam perjalanan menggunakan kapal cepat dari Singkil.
"Alhamdulillah sudah ditemukan di Pulau Dundun," kata Yus'an, mantan Penjabat (Pj) Keuchik Gosong Telaga Selatan.
Camat Singkil Utara, Asnaldi, menyebutkan, Adil melaut sejak Rabu Subuh dan saat ia mau pulang kawasan itu dilanda cuaca buruk.
Namun, kata Camat, pada Rabu (1/6/2022) malam sekitar pukul 23.00 WIB, perahu Adil tenggelam dihantam ombak besar.
Beruntung, perahu kayu yang ditumpangi Adil kembali muncul ke permukaan laut kendati dipenuhi air.
Baca: Intip Tradisi Syukuran Nelayan di Bulungan, Melarung Hasil Laut di Atas Perahu Miniatur
Perahu yang sudah dipenuhi air itu menjadi pelampung untuk bertahan di permukaan air hingga mendekati pulau Dundun.
Setelah hampir 14 jam terombang-ambing di lautan, Adil ditemukan oleh nelayan lain yang mencarinya pada Kamis (2/6/2022) sekitar pukul 09.00 WIB.
"Saat ditemukan, korban dalam keadaan lemas karena 14 jam ia terapung-apung di laut menggunakan perahu miliknya sebagai pelampung," ungkap Camat Singkil Utara.
Belum ditemukan Sementara itu, nelayan asal Desa Ujung Sialit, Kecamatan Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil, bernama Asalman (47), yang tenggelam di laut sekitar 150 meter dari Pelabuhan Ujung Sialit pada Selasa (31/5/2022), hingga kemarin belum ditemukan.
Peristiwa nahas itu terjadi setelah perahu dayung yang ditumpangi Asalman bersama dua anaknya terbalik dihantam ombak besar.
Asalman hilang ditelan lautan, sementara dua anaknya selamat.
Pencarian Asalman terus dilakukan Tim SAR Kepulauan Banyak, bersama masyarakat dan tim terkait lainnya.
Sayang, hingga hari kedua pencarian belum juga membuahkan hasil.
Belum berani melaut
Dari Pidie Jaya (Pijay) dilaporkan, ribuan nelayan di kabupaten tersebut sejak satu pekan lalu hingga Kamis (2/6/2022), belum berani untuk melaut karena cuca ekstrem yang melanda kawasan itu belum mereda.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Pijay, Ir HM Bentara, kepada Serambi, kemarin, mengatakan, sejak angin kencang disertai hujan deras menerjang, nelayan setempat masih trauma untuk melakukan melaut seperti biasa.
“'Sampai saat ini, kondisi cuaca masih tak menentu, sehingga belum dapat kita pastikan kapan para nelayan akan melaut kembali," ujar Bentara seraya menyatakan ekses cuaca ekstrem membuat ratusan boat tambat pada dermaga Tempat Pendaratan Ikan (TPI) setempat.
Dampak lain dari cuaca buruk ini adalah harga ikan melambung tinggi dari biasanya.
Seperti ikan tongkol dari harga Rp 30.000/Kilogram (Kg) menjadi Rp 50.000/Kg dan dencis dari Rp 25.000/Kg menjadi Rp 40.000-Rp 45.000/Kg.
“Malah, dalam sepekan terakhir ikan harus didatangkan dari luar daerah serta ikan tambak masyarakat lokal dengan harga yang lebih tinggi," tutupnya.
Gelombang capai 5 meter Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Malikussaleh, Aceh Utara, melalui informasi yang dishare melalui grup WhatsApp (WA) Info BMKG setempat, kemarin, menyampaikan, dalam tiga hari ke depan di Perairan Selat Malaka bagian utara berpotensi terjadi gelombang tinggi hingga lima meter dan kecepatan angin antara 20-30 knot.
Karena itu, BMKG meminta masyarakat memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter), serta kapal feri (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter).
Kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi dimohon selalu waspada terhadap cuaca ekstrem yang sedang terjadi saat ini.
(*)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul 14 Jam Terombang-ambing di Laut, Nelayan Singkil Ditemukan Selamat
# nelayan # Singkil # Terdampar # laut # Selamat
Video Production: Abdul Salim Maula Safari Thoyyib
Sumber: Serambi Indonesia
TRIBUN VIDEO UPDATE
Jet Tempur AS Senilai Rp1,7 Triliun Jatuh & Hilang di Laut Merah seusai Misi Serang Houthi
6 hari lalu
Tribunnews Update
Kapal Induk Nuklir AS Kabur dari Laut Merah seusai Digempur Serangan Yaman, Jet F-18 Tenggelam
6 hari lalu
TRIBUN VIDEO UPDATE
AS Rugi Sia-sia, Jet Tempur F/A-18 Jatuh ke Laut Merah Usai Gagal Mendarat di Kapal Harry S. Truman
6 hari lalu
Tribun Video Update
Bukan Diserang Houthi, Jet Tempur AS Tercebur di Laut Merah seusai Gagal Mendarat di Kapal Nuklir
7 hari lalu
Tribunnews Update
Detik-detik Memalukan Jet Tempur AS Tercebur di Laut Merah, Gagal Mendarat di Kapal Nuklir Trauman
7 hari lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.