Rabu, 19 November 2025

TRIBUNNEWS UPDATE

Media Rusia Ungkap Ada Lab Biologi AS di Jakarta, Diduga Simpan Virus dan Patogen Berbahaya

Sabtu, 28 Mei 2022 14:52 WIB
Sumber Lain

TRIBUN-VIDEO.COM - Rusia kembali mengungkap fakta baru soal keberadaan laboratorium biologi milik Amerika Serikat (AS) di sejumlah negara.

Amerika disebut mengembangkan penelitian di Indonesia, tepatnya di DKI Jakarta.

Diduga laboratorium tersebut digunakan sebagai tempat penyimpanan virus dan patogen berbahaya.

Hal ini diungkapkan media resmi pemerintah Rusia, Sputnik pada Jumat (27/5) kemarin.

Sebuah laboratorium biologi milik Angkatan Laut AS, NAMRU-2 disebut berada di Indonesia.

Baca: Undur Diri dari Presenter, Jurnalis Sebut TV di Rusia jadi Alat Cuci Otak Rakyat: Dua Planet Berbeda

Lokasinya ada di tengah perkampungan padat dan jalan sempit di DKI Jakarta.

Kebanyakan orang mungkin tak menyadari jika laboratorium tersebut sudah berdiri selama 40 tahun, lantaran bentuk fisik bangunan seperti rumah biasa dan remang-remang.

Media Sputnik menuliskan bahwa laboratorium itu dibuka sejak tahun 1970 untuk mempelajari penyakit menular yang berpotensi menyerang militer-militer AS di Asia.

Dokter Siti Fadilah Supari, seorang spesialis kardiologi yang menjabat sebagai Menteri Kesehatan Indonesia dari 2004 hingga 2009 turut berkomentar soal lab tersebut.

Menurut Siti Fadilah, para peneliti AS fokus terhadap penelitian malaria dan tuberkulosis.

Baca: Menlu Rusia Sebut Negara Barat Nyatakan Perang Total ke Moskow, Ini Penyebabnya

Namun, selama 40 tahun di Indonesia tidak menunjukkan hasil yang signifikan.

“Meskipun mereka fokus pada malaria dan tuberkulosis, hasilnya selama 40 tahun di Indonesia tidak signifikan”, kata Siti Fadilah dikutip dari Sputnik, Sabtu (28/5/2022).

Dia menambahkan bahwa perjanjian antara Indonesia dan AS soal pendirian laboratorium berakhir pada 1980.

Namun, bukan hanya kinerja lab yang membuat Dr Supari prihatin dengan fasilitas Amerika.

Kurangnya keterlibatan dari staf kesehatan Indonesia dalam proyek laboratorium tersebut juga menjadi alasan lain yang perlu dikhawatirkan.

"Tetapi kemungkinan memperoleh spesimen dari pasien menular untuk tujuan penelitian dan mengangkutnya ke luar negeri oleh staf Amerika dengan status diplomatik, mungkin, adalah bendera merah terbesar bagi menteri," kata Siti Fadilah.

Baca: Militer Moldova Bersiap jika Terimbas Konflik Ukraina-Rusia, Menyusul Ketegangan di Transnistria

Menurut Siti Fadilah, aktivitas di lab tersebut sangat tertutup.

Para penelitinya adalah Marinir Amerika yang semuanya memiliki kekebalan diplomatik.

“Saya hanya tahu lab mereka sangat tertutup. Dan para penelitinya adalah Marinir Amerika, yang semuanya memiliki kekebalan diplomatik,” kata Dr Supari.

Sputnik menyebutkan pula bagaimana Siti Fadilah awalnya menentang operasi laboratorium NAMRU-2.

Ia menyatakan lab tersebut tidaklah transparan saat ia mendadak mengunjunginya pada 2008.

Siti Fadilah menduga, kegiatan penelitian masih ada dalam bentuk kerjasama dengan lembaga atau unversitas di Indonesia.

Namun ia sendiri tak bisa berbuat banyak untuk membuktikannya.

Menurutnya, pemerintah Indonesia lah yang seharusnya menyadari hal ini.

"Saya kira benar, kegiatan penelitian masih ada. Saya tidak bisa membuktikannya, tetapi dari apa yang saya baca dan dengar, kegiatan penelitian masih berlangsung dalam berbagai bentuk kerjasama dengan lembaga penelitian dan universitas di Indonesia. Saya pikir pemerintah harus menyadari hal ini," ujarnya.

Hingga berita ini ditayangkan, masih belum ada konfirmasi atau tanggapan dari pihak terkait, termasuk Kedutaan Besar AS di Indonesia.

(Tribun-Video.com)

Artikel telah tayang dengan judul Evidence Points to US Continuing Biological Research in Indonesia Despite Lab Ban

Host: Agung Laksono
VP: Ghozi Luthfi R

#LabBiologiAmerika
#Jakarta
#LaboratoriumBiologiAS

Editor: Bintang Nur Rahman
Reporter: Agung Tri Laksono
Video Production: Ghozi LuthfiRomadhon
Sumber: Sumber Lain

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved