Kamis, 15 Mei 2025

Mancanegara

Sri Lanka Terganjal China dalam Upayanya Keluar dari Krisis Ekonomi, Ada Apa?

Senin, 23 Mei 2022 07:11 WIB
Tribun Video

TRIBUN-VIDEO.COM - Krisis ekonomi yang memburuk membuat Sri Lanka saat ini dibayangi bencana kelaparan.

Sejumlah upaya telah dilakukan, termasuk mencabut larangan impor pupuk kimia demi menjamin ketersediaan cadangan pangan.

Namun, upaya Sri Lanka tampaknya akan terkendala oleh China yang enggan memutihkan utang luar negerinya.

Baca: Upaya Sri Lanka untuk Keluar dari Krisis Terganjal China, Kini Dibayangi Ancaman Bencana Kelaparan

Sri Lanka tahun ini diwajibkan membayar cicilan utang sebesar USD 7 miliar atau sekitar Rp 100 triliun kepada debitur luar negeri.

Namun pembayaran dibekukan secara sepihak, sementara pemerintah di Kolombo bernegosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF).

Dikutip dari ABC News, separuh utang Sri Lanka senilai USD 25 miliar diperoleh dari sektor swasta.

Sementara sisanya merupakan pinjaman dari Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Jepang.

Adapun China merupakan debitur terbesar ketiga bagi Sri Lanka.

Baca: Miris! Krisis Ekonomi di Sri Lanka Memburuk, Ribuan Warga Rebutan Bahan Bakar untuk Bertahan Hidup

Meski begitu, pemerintah Beijing memiliki kekuatan hukum untuk memperlambat negosiasi restrukturisasi utang.

China sejauh ini berjanji untuk "memainkan peran positif" dalam pembicaraan dengan IMF tentang kemungkinan pinjaman darurat.

Beijing sempat menawarkan utang tambahan kepada Sri Lanka, namun enggan terlibat dalam negosiasi restrukturisasi utang.

Ahli ekonomi Sri Lanka, W.A. Wijewardena mengatakan bahwa China disebut tak mau memutihkan utang Sri Lanka.

Keputusan tersebut bukanlah tanpa alasan yang jelas.

Baca: Sri Lanka Alami Krisis Ekonomi, Stok Bahan Bakar Habis namun Tak Bisa Impor karena Tak Punya Dollar

Jika hal itu terjadi, maka dikhawatirkan permintaan serupa akan datang dari negara-negara lain yang juga meminjam uang.

“Jika China memberikan konsesi ke Sri Lanka, itu harus memberikan konsesi yang sama kepada peminjam lain,” kata ekonom W.A. Wijewardena, mantan wakil gubernur bank sentral Sri Lanka.

"Mereka tidak ingin mendapat masalah itu," imbuhnya.

Namun sebaliknya, jika China enggan memutihkan utang kepada Sri Lanka, maka akan berpotensi menghambat perundingan dengan IMF.

Dampak lainnya, sektor swasta juga akan terdorong untuk menolak penghapusan utang Sri Lanka.

Seorang ahli percaya, minimnya sikap kooperatif Beijing bisa membuat pemulihan utang Sri Lanka menjadi lebih sulit.

"Kurangnya kerja sama oleh Beijing “akan memperumit perjalanan pemulihan utang Sri Lanka,” kata Aditi Mittal dari Verisk Maplecroft, sebuah perusahaan konsultan.

Amerika Serikat, Jepang, Uni Eropa, dan pemerintah lainnya juga memberikan pinjaman, namun dalam skala yang lebih kecil.

Saat ini, Bank Sentral Sri Lanka tengah bersikeras menyiapkan proposal restrukturisasi utang sebagai jalan keluar krisis.

(Tribun-Video.com)

Sebagian dari artikel ini telah tayang di ABCnews.go.co dengan judul China becomes wild card in Sri Lanka's debt crisis.

# Sri Lanka # China # Utang Negara # krisis ekonomi 

Sumber: Tribun Video

Tags
   #Sri Lanka   #China   #krisis ekonomi   #Utang Negara

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved