Kamis, 15 Mei 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Imbau Pasukannya Tak Serang Pabrik Baja yang Jadi Benteng Terakhir Mariupol, tapi Memblokirnya

Jumat, 22 April 2022 08:55 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin mencoba mengklaim kemenangan atas Mariupol, Ukraina.

Ia pun meminta pada pasukannya agar tak menyerang benteng terakhir kota pelabuhan tersebut, pabrik baja Azovstal.

Dikutip dari NPR, pasukan Rusia telah mengepung Mariupol sejak hari-hari awal invasi dan telah menghancurkan sebagian besar wilayah.

Para pejabat tinggi telah berulang kali mengindikasikan kota itu akan jatuh ke tangan Rusia, tapi pasukan Ukraina tetap bertahan.

Dalam beberapa minggu terakhir, pasukan Ukraina bersembunyi di pabrik Azovstal, sementara pasukan Rusia menggempur lokasi industri dan berulang kali mengeluarkan ultimatum agar menyerah.

Baca: Kronologi Oknum Polisi Berpangkat Komisaris Dibekuk, Akui Bawa Sabu

Putin mengatakan, saat ini ia tidak akan mengambil risiko mengirim pasukannya ke bawah tanah pabrik Azovstal.

Ia justru memilih memblokir pabrik tersebut "sehingga tidak ada seekor lalat pun yang masuk."

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan pabrik Azovstal diblokir, sambil memprediksi bahwa tempat itu akan diambil alih dalam beberapa hari.

Perintah Putin mungkin berarti para pejabat Rusia berharap mereka bisa menunggu pasukan Ukraina menyerah setelah kehabisan makanan dan amunisi.

Namun, pengeboman pabrik bisa saja terus berlanjut.

Baca: 7 Pelajar Bekasi Nekat Bolos Sekolah demi Ikut Demo Mahasiswa di Patung Kuda

Meskipun Putin melukiskan misi untuk merebut Mariupol telah sukses dan mengatakan kota itu telah "dibebaskan", sampai pabrik itu tumbang, ia tak bisa menyatakan kemenangan penuh.

Menteri Pertahanan Rusia mengatakan sekitar 2.000 tentara Rusia berada di pabrik baja itu, yang memiliki labirin terowongan dan bawah tanah yang tersebar di sekitar 11 kilomter persegi.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan sekitar 1.000 warga sipil juga terjebak di sana, sebagaimana diberitakan Independent.

Seorang Komandan Marinir Ukraina, Serhy Volny, mengatakan para pejuang di pabrik baja mungkin tidak bisa bertahan lebih lama lagi.

Ukraina pun siap untuk "putaran negosiasi khusus" tanpa syarat "demi menyelamatkan orang-orang kami, militer, warga sipil, anak-anak, yang hidup, dan yang terluka," ujar perunding Mykhailo Podolyak di Twitter.

Baca: Sudah 4 Tahun Menanti, Akhirnya Marcel Chandrawinata & Istri Diberi Momongan, Unggah Foto Maternity

Kyiv telah mengusulkan untuk menukar tawanan perang Rusia dengan jalan yang aman bagi warga sipil dan tentara yang terperangkap.

Tidak diketahui apakah Rusia telah menanggapi tawaran negosiasi khusus itu.

Ukraina juga telah mencoba membuat Rusia menyetujui koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi 120.000 orang yang menurut Zelensky masih dikepung di Mariupol.

Namun, Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, mengatakan upaya terbaru untuk membuka koridor yang aman bagi perempuan, anak-anak, dan orang tua gagal karena Rusia tidak mematuhi gencatan senjata.

Banyak kesepakatan sebelumnya yang gagal karena pertempuran yang terus berlanjut.

Baca: Terus Digempur Rusia, Ukraina Ambil Langkah Belakang Layar Yakinkan Barat Alihkan Gas Alam Rusia

Serhiy Taruta, mantan Gubernur wilayah Donetsk dan penduduk asli Mariupol, melaporkan pemboman rumah sakit, di mana ia memperkirakan 300 orang, termasuk tentara yang terluka dan warga sipil dengan anak-anak, berlindung.

Serhei Volyna, Komandan Brigade Marinir ke-36 Ukraina, mengatakan dalam sebuah video dari pos terdepan Azovstal pada hari Rabu, pasukannya kalah jumlah "10 banding satu".

Iia menambahkan, “Ini adalah daya tarik kami kepada dunia. Ini mungkin yang terakhir bagi kami. Kami mungkin hanya memiliki beberapa hari atau jam tersisa."

"Unit musuh (Rusia) puluhan kali lebih besar dibanding kami, mereka memiliki dominasi di udara, artileri, pasukan darat, peralatan, dan tank.”

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan dalam sebuah penilaian, Rusia ingin menunjukkan keberhasilan yang signifikan menjelang perayaan Hari Kemenangan 9 Mei tahunannya.

"Ini dapat mempengaruhi seberapa cepat dan kuat mereka berusaha untuk melakukan operasi menjelang tanggal ini," tulis penilaian tersebut. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ukraina Sebut Rusia Telah Kuasai 80 Persen Wilayah Luhansk

# Vladimir Putin # Presiden Rusia Vladimir Putin # Warga Mariupol # Kota Mariupol

Editor: Ramadhan Aji Prakoso
Video Production: Okwida Kris Imawan Indra Cahaya
Sumber: Tribunnews.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved