Kamis, 15 Mei 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Tentara Ukraina Abaikan Ultimatum Rusia, Tak akan Serahkan Mariupol Meski Telah Dikepung Sebulan

Senin, 18 April 2022 07:51 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Kementerian Pertahanan Rusia memberi peringatan kepada tetara Ukraina di beberapa kota di bagian tenggara untuk meletakkan senjata dan berhenti melawan.

Dikonfirmasi kementerian pada Minggu (17/4/2022), ultimatum tersebut telah diabaikan oleh tentara Ukraina.

Hal yang sama disampaikan seorang penasihat wali kota Mariupol Petro Andriushchenko di Telegram, Minggu (17/4/2022).

"Mulai hari ini, para pembela kami terus mempertahankan pertahanan," kata Andriushchenko sebagaimana dikutip CNN.

Mariupol telah dikepung selama lebih dari sebulan, dengan banyak korban dan sebagian besar kota hancur karena penembakan.

Bangunan sipil telah menjadi sasaran termasuk rumah sakit bersalin dan teater tempat 1.300 orang mencari perlindungan.

Baca: Dihantam Sanksi Eknonomi, Rusia Minta Bantuan Brazil untuk Menjaga Posisinya di IMF dan Bank Dunia

Gubernur militer wilayah Donetsk Ukraina, di mana Mariupol berada, mengatakan pada hari Selasa bahwa 22.000 orang mungkin tewas di kota itu.

Meskipun banyak yang telah melarikan diri, diperkirakan 100.000 orang masih tetap berada di Mariupol dan sekitarnya, yang dilaporkan sebagian besar berada di bawah kendali Rusia.

Beberapa tentara Ukraina yang diblokade di kota itu, bertahan melawan serangan Rusia.

Menurut media pemerintah Rusia, sebagian besar pembela Ukraina berlokasi di pabrik baja Azovstal, salah satu pabrik terbesar di Eropa dengan jaringan rel dan tungku.

Andriushchenko mengatakan perlawanan terhadap Rusia berlanjut di luar pabrik ini.

"Meskipun keinginan penjajah untuk menunjukkan bahwa tempat permusuhan terbatas pada Pabrik Baja Azovstal, ini tidak sesuai dengan kenyataan," kata Andriushchenko.

"Tadi malam ada perkelahian di Jalan Taganrog yang terletak lima kilometer dari Azovstal," tambahnya.

Dia mengatakan selama pertempuran, pasukan Rusia menembaki rumah-rumah pribadi dengan artileri berat lagi.

"Penembakan daerah pelabuhan juga berlanjut," katanya.

Baca: Taktik Putin Wajibkan Bayar Gas Rusia Pakai Rubel, Diprediksi Bisa Hancurkan Dolar AS & Inflasi

Sementara itu, pada hari Sabtu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut situasi di Mariupol tidak manusiawi.

Dia dan pemerintahannya telah berusaha setiap hari untuk mengakhiri pengepungan melalui militer dan diplomatik, katanya.

"Rusia sengaja berusaha menghancurkan semua orang yang ada di Mariupol," katanya dalam pidato video.

Dalam artikel terpisah yang diunggah di situs web kepresidenan, Zelensky mengatakan dia terbuka untuk berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, tetapi negosiasi tidak akan mungkin dilakukan jika kejahatan perang Rusia terus berlanjut.

Pada hari Jumat, militer Rusia mengklaim telah membuat kemajuan ke Mariupol.

"Pengelompokan pasukan Rusia dan unit milisi rakyat Donetsk telah sepenuhnya membebaskan Illich Steelworks dari nasionalis Ukraina sebagai akibat dari serangan di Kota Mariupol," kata juru bicara militer Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov.

Ini terjadi dua hari setelah pembela terakhir yang tersisa di Mariupol melakukan manuver berisiko untuk menggabungkan kekuatan dan mengkonsolidasikan pertahanan mereka, menurut penasihat Presiden Ukraina, Oleksiy Arestovych.

Kedua unit telah terlibat dalam upaya terakhir untuk melawan serangan Rusia.

Namun, salah satu komandan unit di Mariupol mengakui bahwa beberapa pembela Ukraina telah menyerah.

Dalam sebuah pernyataan awal pekan ini, anggota pasukan Ukraina mengunggah pernyataan video bersumpah untuk berjuang sampai akhir, meskipun dikepung oleh pasukan Rusia dan kehabisan pasokan.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ukraina Abaikan Ultimatum Rusia, Tak akan Serahkan Mariupol

Editor: Tri Hantoro
Video Production: Restu Riyawan
Sumber: Tribunnews.com

Tags
   #Tentara Ukraina   #Mariupol   #Rusia

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved