Kamis, 15 Mei 2025

Mancanegara

Taktik Putin Wajibkan Bayar Gas Rusia Pakai Rubel, Diprediksi Bisa Hancurkan Dolar AS & Inflasi

Senin, 18 April 2022 03:38 WIB
Kompas.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin meminta pembayaran gas dalam mata uang rubel yang dibeli oleh negara-negara tak bersahabat mulai April 2022, sebagai imbas konflik militer di Ukraina. Negara-negara tak bersahabat yang dimaksud Putin adalah mereka yang menghujani Rusia dengan serangkaian sanksi atas invasi militernya ke Ukraina.

Diketahui, negara-negara tersebut adalah AS dan sekutunya, negara-negara di Uni Eropa. Uni Eropa sendiri merupakan pelanggan gas alam cair Rusia.

Putin juga mengancam, jika negara-negara tidak bersahabat itu menolak membayar dengan rubel, Rusia akan menghentikan aliran gasnya.

Baca: Buntut Inflasi Menggila & Berusaha Saingi Dollar AS, Putin Wajibkan Rubel untuk Bayar Gas Rusia

Menurut dekrit tersebut, semua pembayaran akan ditangani oleh Gazprombank Rusia, anak perusahaan raksasa energi milik negara, Gazprom. Pembeli akan mentransfer pembayaran ke rekening Gazprombank dalam mata uang asing, yang kemudian akan diubah oleh bank menjadi rubel dan ditransfer ke rekening rubel pembeli.

Lalu seberapa efektif kebijakan Putin memaksa negara-negara tak bersahabat menggunakan rubel dalam pembelian gas Rusia? Kecerdikan Putin Dikutip dari laman The Wire, serangan militer Rusia ke Ukraina tampaknya sudah sangat lama dipersiapkan Putin dan para pembantunya, termasuk berbagai rencana matang yang sudah direncanakan ketika menghadapi serangkaian sanksi ekonomi.

Meski ada beberapa rencananya terhadap Ukraina yang kurang sempurna, Putin tidak ceroboh. Ia sendiri sudah lama dikenal sebagai pemimpin yang cerdik dan berpikir rasional.

Sebagaimana diketahui, Putih dengan sengaja mengonversi rubel Rusia dengan harga emas. Dengan mematok 5.000 rubel untuk setiap 1 gram emas, kebijakan ini dipastikan akan membuat AS dan sekutunya dalam kesulitan.

Baca: Militer Rusia Mulai Masuki Kharkiv, Puluhan Peralatan Tempur Konvoi Disambut Warga, Perang Dimulai?

Di sisi lain, AS dan sejumlah negara Barat sudah memutuskan untuk menghentikan ekspor ke Rusia sebagai bagian dari sanksi. Mustahil negara-negara Barat mendapatkan rubel dengan jumlah yang cukup. Mereka tak bisa mendapatkan rubel dengan melakukan ekspor ke Rusia.

Di lain sisi, negara-negara Barat membutuhkan minyak dan gas Rusia.
Artinya mau tidak mau, dengan terpaksa, satu-satunya cara negara-negara tersebut mendapatkan gas dan minyak yakni harus membayar rubel dengan menjual cadangan emas untuk ditukar dengan rubel, yang artinya harus mengirim berbalok-balok emas ke Rusia.

Putin sadar, tak ada gunanya menerima dollar untuk penjualan gas Rusia. Mengingat cadangan devisa Rusia dalam bentuk dollar tak bisa dipakai karena akses keuangannya di dunia sudah diblokir AS dan sekutunya, termasuk sanksi larangan bank Rusia menggunakan transaksi SWIFT.

'Ibarat pepatah sekali mendayung dua pulau terlampaui, Putin mendapatkan dua keuntungan sekaligus dengan memaksa penggunaan rubel, yakni cadangan emas Rusia yang melonjak dan rubel yang menguat. Keinginan Putin yang ingin meninggalkan dollar secara luas dalam transaksi perdagangan dunia pun bisa ia realisasikan sekarang.)(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerdiknya Putin Saat Wajibkan Bayar Gas Rusia Pakai Rubel"

# Vladimir Putin # Putin Hancurkan Dolar AS # Dolar AS #

Editor: Wening Cahya Mahardika
Sumber: Kompas.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved