Kamis, 15 Mei 2025

TRIBUNNEWS UPDATE

Buntut Inflasi Menggila & Berusaha Saingi Dollar AS, Putin Wajibkan Rubel untuk Bayar Gas Rusia

Senin, 18 April 2022 02:34 WIB
Tribun Video

TRIBUN-VIDEO.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin kini meminta negara-negara yang tak bersahabat membayar gas alam menggunakan rubel.

Strategi yang digunakan Putin itu disebut akan menghancurkan dolar Amerika Serikat.

Pembayaran menggunakan rubel tersebut berlaku mulai April 2022, sebagai imbas konflik Ukraina dan Rusia.

Baca: 100 Ribu Orang Mariupol Dikepung! Rusia Minta Pasukan Ukraina Menyerah dan Tinggalkan Senjata

Negara-negara yang tak bersahabat tersebut adalah AS dan sekutunya, negara-negara di Uni Eropa.

Sementara, Uni Eropa sendiri merupakan pelanggan gas alam cair Rusia.

Serangan militer Rusia ke Ukraina tampaknya sudah sangat lama dipersiapkan secara matang oleh Putin dan para pembantunya.

Sebagaimana diketahui, Putih dengan sengaja mengonversi rubel Rusia dengan harga emas.

Dengan mematok 5.000 rubel untuk setiap 1 gram emas, kebijakan ini dipastikan akan membuat AS dan sekutunya dalam kesulitan.

Baca: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Ingatkan Sejak Dini Potensi Serangan Nuklir Rusia

Pasalnya, Amerika Serikat adalah negara yang paling gemar mencetak uang kertas dibandingkan negara-negara lain.

Dollar AS yang dicetak The Fed telah bertambah 800 miliar dollar AS sejak tahun 2008 menjadi hampir 8,5 triliun dollar AS pada tahun 2021.

Hal itu membuat inflasi semakin tak terkendali.

Putin pun memanfaatkan hal itu untuk membalas dengan menghidupkan kembali transaksi dengan emas atau pembayaran non-dollar lainnya sebagai alat tukar.

Langkah tersebut merupakan langkah cerdas Putin karena emas juga memiliki resonansi alami dengan India dan China.

Hingga saat ini, Rusia memiliki lebih dari 50% cadangan devisanya dalam bentuk emas.

Membuatnya masih bisa bertahan sangat lama meski menghadapi sanksi ekonomi dari AS dan sekutunya.

Strategi itu bahkan mendapat dua keuntungan sekaligus, yakni cadangan emas Rusia yang melonjak dan rubel yang menguat.

Baca: Jumlah Tentara Ukraina yang Gugur Capai 3.000 Jiwa

Jika gagasan Putin meninggalkan dollar AS diikuti negara-negara lain, maka hal itu akan berdampak buruk pada AS.

Banyak negara tak akan lagi menumpuk dollar dalam cadangan devisanya.

Membuat stok dollar melimpah di negaranya, dan membuat inflasi menjadi gila-gilaan di AS. (Tribun-Video.com/Kompas.com)

Baca juga berita terkait di sini

# Ukraina # Rusia # Vladimir Putin # dolar Amerika Serikat

Editor: Panji Anggoro Putro
Sumber: Tribun Video

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved