Pasca-aksi Ultimatum Putin ke Pasukan Ukraina di Mariupol, Keadaan Mariupol Lantas Menjadi Misteri

TRIBUN-VIDEO.COM - Rusia memberlakukan ultimatum agar pasukan Ukraina di Mariupol meletakkan senjata pada Minggu (17/4/2022) pukul 03.00 waktu setempat.

Tiga jam setelah ultimatum, tidak ada laporan tentang aktivitas di kota pelabuhan tenggara Ukraina yang strategis tersebut.

Dilansir dari Reuters, serangan udara Rusia di Mariupol berlanjut menurut laporan dari militer Ukraina, sementara ada operasi penyerangan di dekat pelabuhan.

Baca: Invasi Masih Berlanjut, Zelensky Ungkap Perkiraan Waktu Kapan Perang dengan Rusia Akan Berakhir

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa pasukannya telah membersihkan daerah perkotaan Mariupol, dan hanya tersisa kelompok kecil pejuang Ukraina yang tersisa di pabrik baja raksasa pada Sabtu (16/4/2022) .

Wilayah itu menjadi kota besar pertama yang jatuh ke tangan pasukan Rusia, sejak invasi 24 Februari.

Baca: Kecerdikan Vladimir Putin Saat Wajibkan Bayar Gas Rusia Pakai Rubel, Kalau Tidak akan Dihentikan

"Angkatan Bersenjata Rusia menawarkan para militan batalyon nasionalis dan tentara bayaran asing mulai pukul 06.00 (waktu Moskwa) pada 17 April 2022, untuk menghentikan permusuhan dan meletakkan senjata mereka," kata kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataan.

Pabrik Azovstal, digambarkan sebagai benteng di kota, terletak di kawasan industri yang menghadap ke Laut Azov dan mencakup lebih dari 11 km persegi (4 mil persegi), berisi banyak sekali bangunan, pelebur baja, dan rel kereta api.

Pasukan Ukraina yang mempertahankan kota itu termasuk marinir Ukraina, brigade bermotor, brigade Garda Nasional dan Resimen Azov, sebuah milisi yang diciptakan oleh nasionalis sayap kanan yang kemudian dimasukkan ke dalam Garda Nasional.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ukraina Terkini: Tak Ada Kabar dari Mariupol Usai Pengumuman Ultimatum dari Rusia"

# Konflik Rusia Vs Ukraina # Volodymyr Zelensky # rusia ukraina perang # perang # rusia ukraina kenapa # Vladimir Putin