Konflik Rusia Ukraina
Setelah Gagal Merebut Ibu Kota Kyiv, Rusia Siapkan 'Plan B' demi Wujudkan Sejarah Baru
TRIBUN-VIDEO.COM, JAYAPURA – Sejak awal invasinya, Rusia menargetkan merebut Kota Kyiv dan menggulingkan pemerintahan Ukraina.
Bahkan, Rusia punya plan B atau rencana cadangan. Moskwa masih memiliki opsi lain yang berisiko memperpanjang konflik dan menyebabkan lebih banyak kematian serta kehancuran.
Dikutip dari AFP, ada lima rencana cadangan Rusia untuk fase perang berikutnya melawan Ukraina.
Walau sudah mengontrol penuh media dan melakukan serangkaian tindakan kejam, Presiden Vladimir Putin ingin melaporkan semacam keberhasilan pada 9 Mei ketika Rusia memperingati kemenangannya atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.
Baca: Kesaksian Para Perempuan di Mariupol yang Dideportasi Paksa oleh Pasukan Rusia ke Novoazovsk
"Putin terobsesi dengan tanggal dan sejarah simbolis, sehingga dia sangat membutuhkan gambaran kemenangan sebelum 9 Mei," kata Alexander Grinberg analis di Jerusalem Institute for Security and Strategy (JISS).
Sergei Karaganov, ketua kehormatan lembaga Council for Foreign and Defence Policy yang berbasis di Moskwa dan mantan penasihat Kremlin mengatakan, Rusia "tidak boleh 'kalah' sehingga kami membutuhkan semacam kemenangan."
“Pertaruhan elite Rusia sangat tinggi--bagi mereka ini adalah perang eksistensial,” katanya kepada mingguan Inggris The New Statesman.
Meski pasukan Rusia tampaknya bergerak menjauh dari Kyiv dan wilayah lain di utara, mereka tidak melakukan gerakan seperti itu di sekitar Mariupol, yang telah dikepung selama berminggu-minggu dan mengabaikan kecaman internasional.
Merebut Mariupol akan menjadi langkah penting bagi Rusia mewujudkan tujuan nyatanya mengontrol wilayah yang menghubungkan semenanjung Crimea--yang direbut oleh Moskwa pada 2014--dengan Rusia.
"Saya memperkirakan pertempuran sengit sampai kemunduran terakhir perlawanan (Ukraina) dari Mariupol," kata Grinberg.
Di sisi utaranya terletak dua wilayah Donbass dan Luhansk yang dihuni separatis pro-Moskwa, sehingga merebut Mariupol akan memberi Moskwa kendali atas sebagian besar wilayah di timur Ukraina.
Baca: Joe Biden Kumpulkan Bukti Lebih Banyak Kekejaman Rusia dan Minta Putin Dihukum Seadil-adilnya
Dengan Mariupol, pasukan Rusia bisa "menuju utara untuk merebut sisa Donbass dan memiliki kontrol terus menerus di selatan Ukraina serta pantai Laut Azov," terang Pierre Razoux direktur akademik Mediterranean Foundation for Strategic Studies kepada AFP.
Donetsk dan Luhansk yang memisahkan diri--diakui merdeka oleh Rusia pada Februari--tidak menguasai sepenuhnya kedua wilayah tersebut di Ukraina.
Moskwa bersikeras bahwa kedua daerah yang memisahkan diri itu harus memiliki otoritas administratif penuh, dan mengendalikan mereka sepenuhnya tampaknya menjadi tujuan utama perang.
"Perang masih jauh dari selesai dan masih bisa mengubah jalan Rusia jika militer Rusia dapat meluncurkan operasi yang sukses di Ukraina timur," kata analis di Institute for the Study of War (ISW).
Rusia akhir pekan lalu melancarkan serangan di barat pelabuhan Odessa dan sumber-sumber Barat tidak pernah menampik ada kemungkinan serangan amfibi di kota itu, meskipun peluangnya kecil.
"Jika gencatan senjata diberlakukan berdasarkan prinsip 'pertahankan apa yang Anda pegang,' Rusia dapat mempertahankan kekuasaannya atas beberapa bagian baru Ukraina," kata Ivan U Klyszcz, calon doktor Hubungan Internasional di Universitas Tartu, Estonia.
Kerugian invasi terbukti sangat besar bagi Rusia dalam hal nyawa manusia dan perangkat keras militer yang hancur dalam menghadapi perlawanan Ukraina, yang jauh lebih tangguh daripada perkiraan Kremlin.
Para analis militer menekankan bahwa rancangan musim semi Rusia dimulai pada 1 April, dan meski Moskwa menegaskan wajib militer tidak dikirim ke Ukraina, rekrutan anyar dapat memasuki pertempuran begitu mereka menandatangani kontrak dan dilatih.
"Perang masih jauh dari selesai... Serangan lebih lanjut akan datang," kata Gustav Gressel peneliti kebijakan senior di European Council on Foreign Relations (ECFR).
Ia menambahkan, personel baru itu adalah sumber daya utama bagi Moskwa yang kekurangan pasokan. Akan tetapi, para analis juga mengatakan bahwa perang yang panjang juga akan berbahaya bagi Rusia, mengingat keberhasilan taktik gerilya Ukraina selama beberapa minggu terakhir.
"Jika ini akhirnya menjadi perang berkepanjangan, Ukraina tampaknya secara keseluruhan berada dalam posisi yang lebih menguntungkan," kata Michael Kofman direktur Program Studi Rusia di Center for Naval Analyses di AS.
Semakin lama perang berlangsung, Kremlin semakin diperkirakan mengupayakan salah satu taktik favoritnya untuk membagi Barat, antara negara-negara yang ingin mengambil sikap paling keras melawan Moskwa dan yang lebih bersikap damai.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Gagal Rebut Kyiv, Rusia Siapkan ‘Plan B’ Demi Wujudkan Sejarah?
# Rusia # Ukraina # Kota Kyiv # Presiden Vladimir Putin # Moskwa
Video Production: Muhammad Taufiqurrohman
Sumber: Tribun Papua
Live Tribunnews Update
LIVE: Sosok Mantan Marinir Gabung Militer Rusia, Ternyata Pecatan TNI AL Pernah Terlibat Pidana
2 hari lalu
TRIBUNNEWS UPDATE
India Pakai Sistem Pencegat Rudal Milik Rusia S-400, Diklaim Bisa Capai Target Jarak 400 Km
2 hari lalu
Konflik Ukraina vs Rusia
Ukraina Rugi Besar seusai Balas Serangan Rusia: 2 HIMARS, 5 Rudal Neptune, dan 500 Drone Dilumpuhkan
2 hari lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.