Kamis, 15 Mei 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pecah Rekor! Eropa Dilanda Inflasi Tinggi 7,5%, Harga Barang Meroket Dipicu Sanksi Energi Rusia

Jumat, 1 April 2022 22:38 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Eropa dilanda inflasi yang sangat tinggi.

Hari ini, inflasi di benua negara-negara maju itu melonjak ke rekor baru.

Demikian menurut angka baru Uni Eropa yang dirilis pada Jumat (1/4/2022).

Ini merupakan tanda baru bahwa kenaikan harga energi yang dipicu oleh perang Rusia di Ukraina menekan konsumen dan menambah tekanan pada bank sentral untuk menaikkan suku bunga,

Melansir Associated Press, harga barang-barang konsumen di 19 negara yang menggunakan mata uang euro naik dengan tingkat tahunan 7,5 persen di bulan Maret, menurut badan statistik Uni Eropa, Eurostat.

Baca: Setelah Gudang Amunisi, Kini Depot Minyak Rusia Terbakar Hebat, Serangan Ukraina Dituduh Penyebabnya

Angka inflasi terbaru ini meruntuhkan rekor tertinggi bulan lalu ketika mencapai 5,9 persen.

Bulan kelima berturut-turut inflasi di zona euro mencatat rekor tingkat inflasi.

Rekor baru ini membawa inflasi ke level tertinggi sejak pencatatan untuk euro dimulai pada tahun 1997.

Naiknya harga barang-barang konsumen adalah masalah yang berkembang di seluruh dunia.

Ini membuat semua warga kian sulit membeli segala sesuatu.

Mulai dari bahan makanan hingga membayar tagihan listrik mereka.

Melonjaknya biaya energi adalah faktor utama yang mendorong inflasi di Eropa.

Harga energi melonjak 44,7 presen bulan lalu, kata Eurostat, naik dari 32 persen di Februari.

Baca: Rusia dan Ukraina Sama sama Tak Mau Disalahkan soal Penemuan Ranjau di Laut Hitam

Harga minyak dan gas melonjak karena meningkatnya permintaan dari ekonomi yang baru pulih dari kedalaman jurang pandemi Covid-19.

Inflasi melonjak lebih tinggi setelah Rusia, produsen minyak dan gas utama, menginvasi Ukraina.

Peristiwa tersebut memunculkan kekhawatiran bahwa sanksi atas Rusia dan pembatasan ekspor dapat menghambat pasokan.

Di sebuah pasar rakyat di Cologne, Jerman, seorang konsumen, Andreas Langheim mengeluhkan bagaimana hidup menjadi lebih mahal.

"Saya bisa melihat efek kenaikan harga, terutama di pasar ini," kata Langheim, 62 tahun, sambil mengambil roti dari toko roti.

"Semuanya lebih mahal sekarang."

Baca: Rusia Tuding Ukraina Pakai 2 Helikopter untuk Serang Depot Minyak di Belgorod, Minta Tanggung Jawab

Angka-angka terbaru itu, kata para analisis, kian mendesak Bank Sentral Eropa untuk mengambil tindakan.

Bank berusaha menyeimbangkan rekor inflasi dengan ancaman bahwa perang bisa merugikan ekonomi yang sebelumnya sudah berada di bawah tekanan.

Bulan lalu, Bank Sentral Eropa mempercepat upaya keluar dari stimulus ekonomi untuk memerangi inflasi. Namun, Bank Sentral Eropa belum mengambil tindakan lebih drastis.

"Kami berpikir bahwa ECB (European Central Bank) akan segera menyimpulkan mereka tidak bisa menunggu lebih lama lagi sebelum mulai menaikkan suku bunga," Jack Allen-Reynolds, ekonom senior Eropa di Capital Economics, dalam sebuah laporan.

Bank sentral lain mulai menaikkan suku bunga. Ini termasuk Amerika Serikat, yang inflasinya melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun terakhir, sebesar 7,9 persen.

Negara-negara Eropa yang tidak menggunakan euro, termasuk Inggris, Norwegia, dan Republik Ceko juga melakukan hal yang sama, yaitu menaikkan suku bunga. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BREAKING NEWS: Eropa Dilanda Inflasi Tinggi 7,5%, Harga Barang Meroket Dipicu Sanksi Energi Rusia

Baca berita lainnya terkait Rusia dan Ukraina di sini.

# Konflik # Inflasi # Eropa # Ukraina # Rusia

Editor: Fitriana SekarAyu
Video Production: Restu Riyawan
Sumber: Tribunnews.com

Tags
   #Rusia   #Ukraina   #konflik   #Eropa   #Inflasi

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved