Kamis, 15 Mei 2025

Mancanegara

Terungkap Kondisi Sehari-hari Warga di Mariupol, Kota Dipenuhi Mayat dan Reruntuhan

Rabu, 23 Maret 2022 19:02 WIB
TribunWow.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Pasukan militer Rusia diketahui telah menguasai sebagian Kota Mariupol, Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan saat ini ada kira-kira 100 ribu warga Mariupol yang terjebak di sana tak bisa keluar.

Pernyataan ini disampaikan oleh Zelensky pada Selasa (22/3/2022) malam.

Dikutip TribunWow.com dari Sky News, menurut keterangan dari Zelensky ratusan ribu warga Mariupol yang terjebak di dalam kini hidup dalam kondisi tak manusiawi.

"Ada sekira 100 ribu warga di dalam kota (Mariupol), hidup dalam kondisi tak manusiawi, dalam blokade total," kata dia.

"Tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada obat-obatan," ujar Zelensky.

Zelensky juga menyampaikan warga yang terjebak di sana terus berada di bawah serangan dan bombardir pasukan Rusia.

Baca: 51 Lansia Ikuti Wisuda Sekolah Lansia di LKS Pringsewu Lampung, Ada yang Berusia hingga 91 Tahun

Diketahui Rusia sempat menawarkan memperbolehkan warga di Mariupol untuk pergi ke luar dari zona perang jika mau menyerah namun tawaran tersebut ditolak.

Tetapi ada sejumlah warga Mariupol yang berhasil kabur ke luar.

Dikutip TribunWow.com dari BBC.com, satu di antara mereka adalah Roman Skliarof yang berhasil kabur dari Mariupol di minggu pertama terjadinya invasi Rusia di Ukraina.

Kala itu ia mengaku terpaksa meninggalkan sang nenek di Mariupol karena neneknya tak mau pergi meninggalkan rumah.

Saat ini Roman mengaku tidak bisa mengontak neneknya di Mariupol.

Menurut Roman saat ini di Mariupol tidak ada listrik dan sinyal.

Roman mengaku masih terus berusaha untuk menghubungi neneknya lewat sukarelawan di luar Mariupol.

"Kami harap setelah semua ini berakhir, kami akan kembali pulang untuk menyelamatkannya," ujar Roman.

Baca: Lawan Negara negara Barat, Presiden Rusia Vladimir Putin Dikabarkan Akan Hadiri KTT G20 di Indonesia

Penduduk lain yakni Anastasiya berhasil kabur dari Mariupol dengan cara pergi menumpang dengan orang lain.

"Kami mengatakan kami tidak peduli ke mana kami pergi, kami hanya perlu keluar," ujar Anastasiya menceritakan krolonogi dirinya kabur dari Mariupol.

Anastasiya bercerita saat pergi dari Mariupol, ia sempat melewati pos pemeriksaan pasukan Rusia.

Di sana ponsel miliknya diperiksa dan para laki-laki dipaksa untuk melepas pakaian mereka.

Menurut kesaksian Anastasiya, Kota Mariupol terus-terusan dibombardir pasukan Rusia.

"Mustahil untuk pergi ke luar (apartemen)," ujar Anastasiya.

Anastasiya bercerita, satu per satu kebutuhan dasar hidup seperti listrik, suplai air hingga internet susah ditemukan.

Kemudian warga Mariupol mulai menjarah dan menghancurkan toko-toko.

Kota Dipenuhi Mayat dan Reruntuhan

Mantan jurnalis Roman Kruglyakov mengaku terkejut saat kembali melihat kota kelahirannya, Mariupol, Ukraina.

Kota pelabuhan di sebelah tenggara Ukraina tersebut telah hancur dibombardir tentara Rusia.

Ia pun sempat menyaksikan mayat-mayat bergelimpangan di jalanan Mariupol dan melukiskan keadaan tersebut seperti neraka.

Baca: Teriakan Bocah 5 Tahun Tak Ingin Mati seusai Gedung Teater di Ukraina Dibom Pasukan Rusia

Dilansir TribunWow.com dari The Guardian, Senin (21/3/2022) Roman Kruglyakov telah meninggalkan kota kelahirannya itu untuk tinggal di desa terdekat pada awal perang.

Selama tiga hari di pertengahan Maret, dia melakukan tiga perjalanan kembali ke kota yang hancur untuk menjemput anggota keluarga yang terperangkap.

Menurut Roman Kruglyakov, ia sempat kesulitan menghubungi keluarga dan kerabat yang tidak mendapat sinyal telepon selama lebih dari dua minggu.

Roman Kruglyakov terkejut saat memasuki tempat di mana dia dibesarkan.

Alih-alih mengingatkan pada kenangan masa kecil, ia justru disuguhi pemandangan yang disebutnya seperti neraka.

Ia menyaksikan kondisi menyedihkan dari orang-orang yang masih terperangkap di Mariupol.

Kota yang dikepung tentara Rusia itu kini bahkan dipenuhi mayat dan serpihan-serpihan bekas ledakan.

"Orang-orang keluar dari blok apartemen bertingkat yang terbakar untuk memasak makanan di atas api di jalan," tutur Roman Kruglyakov.

"Saya sedang mengemudi dan ada serpihan-serpihan peluru dan kabel listrik serta mayat-mayat di jalan-jalan."

Kruglyakov ingin menjemput kedua ibu baptisnya dan keluarga mereka.

Ibu baptis pertama terkejut melihatnya tetapi dengan cepat mengumpulkan barang-barang keluarganya.

"Dia tidak pernah berpikir siapa pun akan mempertaruhkan hidup mereka untuknya," ujar Roman Kruglyakov.

Selanjutnya dia membawa ibunya, yang blok apartemennya adalah satu-satunya di jalan itu yang lolos dari penembakan, lalu membawa mereka pergi.

Kemudian dia kembali lagi ke kota untuk menjemput ibu baptisnya yang lain, yang memiliki bayi berusia dua bulan.

Namun suaminya wanita tersebut terlalu takut untuk meninggalkan apartemen mereka.

"Seperti yang saya pahami, sebagai orang yang telah melalui begitu banyak hal, mereka terlalu takut untuk pergi," kata Roman Kruglyakov.

Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Hidup Tak Manusiawi, Kondisi Sehari-hari Warga di Mariupol Diungkap Presiden Ukraina Zelensky

#Mariupol #Rusia #Ukraina #Volodymyr Zelensky #kondisi Mariupol

Video Production: Tia Kristiena
Sumber: TribunWow.com

Tags
   #Mariupol   #Rusia   #Ukraina   #Volodymyr Zelensky

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved