Kata Netizen
Klarifikasi RSUD Cipayung soal Viral Pengakuan Wanita Merasa Ibunya 'Dicovidkan' Pihak RS
TRIBUN-VIDEO.COM - Sebuah video yang memperlihatkan wanita menuding pihak Rumah Sakit mengcovidkan ibunya viral di media sosial.
Dikutip dari Tribun Jakarta, video itu diunggah oleh akun TikTok @tirtasiregar.
Akun TikTok @tirtasiregar menuding pihak RSUD Cipayung, Jakarta Timur, DKI Jakarta mengcovidkan ibunya.
Video tersebut sontak viral dan membuat kegaduhan di media sosial.
Wanita itu mengaku diminta menandatanganii surat persetujuan untuk mengubah hasil tes Covid-19 dari negatif menjadi positif.
Dalam penuturannya, sang wanita meminta kepada netizen lainnya untuk berhati-hati jika mengalami sakit untuk tak langsung dibawa ke rumah sakit.
Terlebih jika hanya sakit batuk pilek.
Baca: Suasana Haru Selimuti Ibadah Salat Jenazah Dorce Gamalama di Masjid Al Hayyu Cipayung Jakarta Timur
Baca: Ingin Angkat Telepon Saat Jalan Kaki, Perempuan di Cipayung Dijambret Ponselnya
Dengan nada sindiran, ia mengaku meski hasil tes negatif Covid-19, pihak rumah sakit tetap memaksanya untuk bersedia dinyatakan positif Virus Corona.
Ia menjelaskan hasil tes Covid-19 ibundanya negatif, karena sebelum dibawa ke RSUD Cipayung sudah melakukan tes di RS Tugu Ibu.
Sehingga permintaan pengubahan tersebut segera ditolaknya.
Selain itu, ia juga mengeluhkan pelayanan di RSUD Cipayung kala mengantarkan ibunya saat itu.
Dikatakannya, pasien yang dipaksa dicovidkan juga mendapat perawatan tak layak, seperti dirawat di tenda luar lapangangan.
Penjelasan RSUD Cipayung
Terkait isu yang beredar tersebut, pihak RSUD Cipayung langsung buka suara pada Minggu (20/2/2022).
Pihak RSUD Cipayung membantah telah melakukan upaya pemaksaan pasien agar positif Covid-19 atau mengcovidkan.
Direktur RSUD Cipayung, Dr. Ekonugroho Budhi Prasetyo, memaparkan, pada kasus tersebut, pasien berinisial M, usia 64 tahun, berobat ke RSUD Cipayung pada 16 Februari 2022 pukul 22.15 WIB, dengan keluhan batuk dan sesak napas sejak satu minggu sebelumnya.
Baca: Material Tanah Proyek Perumahan di Nangaba Tutupi Jalan Nasional Ende-Nagekeo Akibatkan Kemacetan
Baca: KSP: Aturan Pengeras Suara Masjid untuk Wujudkan Toleransi dan Harmoni Sosial
Pasien juga membawa hasil pemeriksaan swab rapid antigen yang ternyata dilakukan 5 hari lalu.
Pihak RSUD Cipayung lantas meminta pasien usia lanjut dengan komorbid hipertensi dan asma itu untuk melakukan tes ulang.
Diakuinya, hal itu semata-mata agar pasien mendapatkan penanganan yang sesuai dengan jenis sakit dan kebutuhan pengobatan.
Selain itu, pemeriksaan tersebut juga untuk memastikan agar tempat perawatan sesuai, mencegah pasien COVID-19 bercampur tempat perawatan dengan pasien bukan COVID-19.
Pada saat penjelasan dan permintaan persetujuan tertulis tentang rencana pemeriksaan dan penempatan sementara pasien, sebelum dipastikan apakah pasien menderita COVID-19 atau bukan, keluarga menganggap bahwa prosedur tersebut sebagai ‘mengcovidkan’ pasien.
Keluarga menolak mengikuti rencana penanganan pasien dan selanjutnya membawa pulang pasien.
Ekonugroho lanjut memaparkan, kemampuan alat tes untuk mengetahui apakah seseorang benar menderita COVID-19 atau tidak, berbeda seiring perjalanan penyakit.
Baca: KPK Sita Aset Senilai Rp 50 M Terkait Pencucian Uang Bupati Probolinggo
Baca: Penggerebekan Kampung Narkoba di Serdang Bedagai, Polisi Tangkap 6 Tersangka
Secara umum, pemeriksaan dengan PCR mempunyai tingkat akurasi paling tinggi sehingga menjadi acuan utama untuk penegakan diagnosis COVID-19.
Pemeriksaan rapid antigen pada awal sakit, bisa jadi memberikan hasil ‘masih negatif’, karena jumlah virus yang masih terlalu rendah untuk bisa dideteksi oleh tes rapid antigen, namun hanya bisa terdeteksi dengan tes PCR.
Setelah kondisi sakit berjalan beberapa hari, di mana jumlah virus bertambah banyak, maka baru dapat dideteksi, baik dengan tes rapid antigen maupun PCR.
Hal ini pun kerap ditemukan dalam situasi sehari-hari, sehingga tidak jarang diperlukan pemeriksaan ulang untuk memastikan apakah seseorang pasti menderita COVID-19 atau tidak.
Baca: Tampang Pria yang Rudapaksa Gadis di Tangerang, Tawari Korban Kerjaan tapi Malah Berbuat Bejat
Dalam kondisi saat ini, sebagai upaya menjaga agar tidak terjadi klaster di fasilitas kesehatan termasuk di rumah sakit, dilakukan skrining dan pemisahan pasien dalam beberapa tahap.
Mulai dari skrining awal (triase) berdasarkan keluhan dan tanda vital pasien, pasien yang bergejala serupa dengan Covid-19.
Menurut Eko, pelayanan di tenda yang ada di RSUD Cipayung diberikan untuk pasien yang tidak menunjukkan gejala Covid-19, sedangkan pada pasien yang diduga menderita Covid-19 selama masa menunggu hasil pemeriksaan rapid antigen atau PCR, disiapkan lokasi yang berbeda di dalam gedung rumah sakit.
Bagaimana pendapatmu mengenai kejadian tersebut?
Sudahkah penanganan dari rumah sakit sesuai prosedur?
Tulis komentarmu di bawah ya! (*)
# RSUD Cipayung # dicovidkan # video viral di medsos # Cipayung
Video Production: Khoerunnisak
Sumber: TribunWow.com
Live Update
Mahasiswa Cipayung Plus Demo DPRD Sumba Barat Daya, Tuntut Kurangi Tunjangan & Percepat Izin Tambang
Kamis, 11 September 2025
Regional
Cipayung Sorong Bacakan Tritura Rakyat Papua Barat Daya di Depan Kantor DPR, Simak Tuntutannya
Rabu, 3 September 2025
Live Update
Polisi Amankan Pendemo yang Diduga Menyusup di Aksi Cipayung, Lempari DPRD Jabar & Bakar Spanduk
Selasa, 2 September 2025
Live Update
Keranda Mayat Digotong Cipayung Plus Sikka saat Demo Mapolres, Minta Polisi Setop Tindakan Menindas
Selasa, 2 September 2025
Regional
Dikendalikan dari Balik Lapas Depok, Kurir Narkoba Diciduk Polisi di Cipayung seusai Diadukan Warga
Sabtu, 31 Mei 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.