Sabtu, 10 Mei 2025

HOT TOPIC

Pengakuan Pekerja yang Dikurung Bupati Langkat, Ungkap Fakta Beda Perlakuan Terbit Rencana

Rabu, 26 Januari 2022 05:44 WIB
Kompas.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Penghuni penjara atau kerangkeng di kediaman Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Peranginangin membuat pengakuan.

Mereka juga turut membeberkan alasan bersedia dikerangkeng dan dipekerjakan di pabrik kelapa sawit milik bupati nonaktif itu.

JS (27) yang merupakan warga Namo Ukur, Kecamatan Sei Bingei Langkat mengaku sudah bekerja di kediaman Terbit Rencana sejak 4 bulan lalu.

Ia diantarkan keluarganya ke tempat yang disebutnya tempat rehabilitasi itu.

JS mengaku sudah 7 tahun lamanya mengonsumsi narkiba.

Ia pun kemudian diantarkan ke kediaman Terbit dengan harapan bisa sembuh dan bebas dari narkoba.

Dia mengaku, selama 4 bulan dia mengalami perubahan yang baik karena hidup lebih teratur mulai dari makan tiga kali sehari, bangun pagi, istirahat teratur, olahraga, dan ibadah.

"Setiap hari aktivitasnya hampir sama. Ada jam-jam tertentu keluar kereng. Untuk jemur pakaian, nyapu halaman, kadang bersihkan kolam ikan," katanya, Selasa (25/1/2022).

JS mengaku tinggal di kerangkeng bersama 13 orang lainnya.

Ia pun mengaku mendapatkan makan sekira pukul 07.00 WIB, pukul 12.00 WIB dan pukul 17.00 WIB.

Begitupun diakuinya, ada dokter yang datang setiap Selasa dan Sabtu untuk memberikan obat.

"Saya di sini supaya sembuh. Enggak kayak kemarin. Harapan saya dipekerjakan di situ lah. Kalo Pak Bupati ngasih. Salah satu tujuan saya selain sehat dan bersih ya ada pekerjaan di tempat Pak Bupati," katanya.

Meskipun dia tidak memegang handphone, namun keluarga dibolehkan untuk datang menjenguk pada hari Minggu atau hari libur nasional.

"Saat datang, hitungan waktunya bukan menit. Tapi beberapa jam. Kalau bagi saya, nyaman lah. Saya enggak pernah segemuk ini sebelumnya. Keluarga kan tak ada keluar biaya. Layak. Kalo dibilang perbudakan, enggak betul lah," katanya.

JS kini dijemput keluarganya setelah kasus dugaan perbudakan di kerangkeng tersebut menyeruak.

Padahal, menurutnya, ia masih betah tinggal di tempat tersebut.

"Kalau saya sih maunya di situ dulu. Soalnya saya merasa belum cukup," katanya.

Hal senada diungkapkan Freddy Jonathan, warga Medan yang sudah tinggal bersama keluarganya di Stabat.

Menurutnya, selama berada di rehabilitasi sang bupati, kondisinya kian membaik dan tak lagi kecanduan narkoba.

Freddy pun mengaku heran dengan pemberitaan yang menyebut bahwa mereka tidak mendapatkan makan yang layak,

Padahal menurut Freddy, makanan yang didapatkannya sangat berlebih.

Ia bahkan sampai bisa makan empat kali di tengah malam karena ada makan malam yang berlebih.

"Kita di dalam kan 13. Minta 16. Jadi berlebih, untuk makan lah tengah malamnya," katanya.

Adanya kerangkeng di kediaman Bupati Langkat nonaktif ini sebelumnya terungkap setelah KPK melakukan penggeledahan.

kabar yang beredar menyebut bahwa para korban mendapatkan perlakuan tak layak hingga penyiksaan.

Mereka juga tidak mendapatkan makan yang layak dan diduga diperbudak tanpa digaji.

(Tribun-Video.com/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kesaksian 2 Penghuni Kerangkeng di Rumah Bupati Nonaktif Langkat, Berharap Sembuh dan Dipekerjakan

Editor: Alfin Wahyu Yulianto
Sumber: Kompas.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved