TRIBUN TRAVEL UPDATE
Berkunjung ke Pemandian Tumetenden di Minahasa Utara, Ada Banyak Legenda hingga Mitos
TRIBUN-VIDEO.COM - Bertamasya ke Kabupaten Minahasa Utara (Minut), tak lengkap rasanya jika tak mengunjungi pemandian Tumetenden di Kelurahan Airmadidi Bawah, Kecamatan Airmadidi.
Panoramanya indah.
Ada air yang bisa diminum dan dipercaya bisa menyembuhkan.
Jejak berupa mitos sejarah bertebaran pada setiap jengkalnya. Kolam beserta sembilan pancurannya seolah bercerita tentang kisah cinta yang tak biasa, romantis, penuh dengan drama dan lika liku, antara anak manusia dan bidadari, seperti dongeng yang dipercaya warga setempat.
Siapapun yang mendatangi tempat itu bakal merasakan sebuah keindahan spiritual dari cinta dan perjuangan untuk mempertahankannya disamping keindahan panorama alam yang terkandung disana.
Alkisah, beribu-ribu tahun lalu, setiap selesai berburu, Mamanua selalu singgah di tempat pemandian itu.
Nah, pada suatu hari, salah seorang pesuruh melapor pada Mamanua bahwa tempat pemandian itu kotor.
Mamanua pun marah mendengar kabar itu. Karena penasaran siapa yang berani melakukan hal itu, Mamanua kemudian menelusurinya.
Setelah menunggu di tempat tersembunyi dekat tempat pemandian itu, Mamanua akhirnya mendengar bunyi angin ribut dari arah timur. Bunyi angin itu semakin lama semakin mendekat.
Saat itu juga tampak sekelompok burung balam putih berjumlah sembilan ekor di tempat pemandian.
Baca: Wisata Religi di Minahasa Utara, Kawasan Tujuh Kaki Dian Sajikan Pemandangan Indah Tiga Kota
Kesembilan ekor burung itu kemudian berubah menjadi sembilan putri cantik bersayap putih.
Selanjutnya sembilan putri itu melepas sayap mereka dan mandi di kolam itu.
Lantaran penasaran dan rasa cinta pada putri-putri itu, Mamanua langsung menyembunyikan salah satu sayap putih itu.
Celaka, sayap putri bungsu hilang sehingga ia tidak dapat terbang kembali kekayangan.
Para putri lain pun tidak dapat berbuat apa-apa untuk menolong adik mereka yang bernama Lumalundung. Mamanua kemudian datang membujuk Lumalundung untuk tinggal bersamanya.
Mamanua kemudian memperistrikan Lumalundung dan memperoleh anak yang diberi nama Walansendow.
Waktu terus berjalan, suatu ketika saat Lumalundung sedang menyusui Walansendow, Mamanua melihat banyak kutu di kepala istrinya.
Tanpa disuruh, Mamanua langsung mencari kutu, bahkan mencabut tiga helai rambut Lumalundung.
Sebenarnya hal ini tidak boleh terjadi karena merupakan pantangan bagi Lumalundung.
Bekas rambut yang tercabut itu langsung mengeluarkan darah tanpa henti.
Mamanua bingung langsung berlari keluar rumah.
Nah di saat itu Lumalundung menemukan sayapnya yang hilang.
Lumaundung langsung memakainya dan terbang ke angkasa.
Kepergian Lumalundung merupakan suatu kesedihan yang mendalam bagi Mamanua dan Walansendow.
Singkat cerita Mananua memburu Lumalundung hingga ke khayangan.
Seribu satu halangan ia lalui demi mempertahankan mahligai rumah tangganya.
Akhirnya Mamanua dan Lumalundung bersatu kembali dan hidup bahagia hingga kakek nenek.
Dongeng Tumentenden termanifestasi dalam tarian Tumetenden.
Tak hanya budaya, mitos itu juga mempengaruhi kehidupan sosial dan politik di Minahasa.
Mitos Tumetenden membuat para wanita di Minahasa selalu berpikir bebas dan tak takut bersaing dengan kaum pria.
Di masa lalu, banyak pemimpin politik wanita muncul. Mereka memikat masyarakat dengan kecantikan, keberanian serta visi.
Pemandian ini berada tak jauh dari pusat kota Airmadidi.
Dari Terminal Airmadidi, bisa naik angkot, transportasi online atau ojek. Jarak Manado ke Airmadidi sejauh 15 kilometer.
Pemandian Tumetenden memiliki sebuah kolam berukuran besar. Di bawahnya terdapat sembilan pancuran.
Warga sekitar menggunakan air dari sembilan pancuran itu untuk mandi dan mencuci.
Baca: Tradisi Unik Natal di Minahasa, Naik Bendi Keliling Kota
Pada sisi atas terdapat diorama kisah Mamanua dan Lumalundung yang terpahat pada dinding. Sebuah patung, agaknya itu Lumalundung, berdiri diantara diorama itu dan kolam.
Samping kiri kolam terdapat aula yang biasa digunakan mementaskan tarian tunetenden.
Denny Lengkong warga sekitar mengatakan, air di kolam itu berasal dari gunung klabat.
Air tersebut tak pernah kering.
"Di musim kemarau pun airnya tetap banyak," kata dia.
Ansye warga lainnya mengatakan, dirinya kerap mandi dan mencuci disana.
Mengenai mitos air itu bisa menyembuhkan, menurut dia, bergantung kepercayaan tiap orang.
"Kalau dia percaya bisa saja sembuh," katanya.
Tribun menatap air yang keluar dari sembilan pancuran itu.
Begitu jernih, disentuh sangat dingin. Diminum konon menyembuhkan penyakit dan luka batin karena cinta.
(Tribun-Video.com)
# Minahasa Utara # pemandian # legenda # mitos # Tribun Travel Update
Videografer: Ramadhan Aji Prakoso
Sumber: Tribun Video
SEJARAH HARI INI
Kenang Bob Marley, Sang Legenda Musik Reggae yang Meninggal usai Berjuang Lawan Kanker
3 hari lalu
Olahraga
LEGENDA PRANCIS INI SEBUT TIMNAS INDONESIA Bisa Lolos Piala Dunia 2026
Selasa, 25 Maret 2025
Live Update
Warga Sipil Tewas Tertembak di Tambang Ratatotok, Wakapolda Sulut Janji Temukan Pelaku
Selasa, 11 Maret 2025
Live Update
Nilai Wisata Pemandian Alam Banyubiru Pemda Tak Layak, Bupati Pasuruan Berencana Lakukan Renovasi
Senin, 10 Maret 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.