Minggu, 11 Mei 2025

Terkini Nasional

WNI Curhat soal Layanan Karantina Pemerintah, Menunggu Berjam-jam hingga Menginap di Parkiran

Selasa, 21 Desember 2021 11:02 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Bukan hanya satu-dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang kesal dengan layanan karantina terpusat yang disediakan pemerintah.

Sejumlah WNI mengkritik layanan karantina yang disediakan oleh pemerintah.

Clara Monolga, mahasiswi yang baru pulang dari Jerman mengaku mengalami diskriminasi karantina.

"Bagi para WNI yang mau pulang dekat-dekat ini dan akan dikarantina di wisma. Siapkan kesabaran banyak karena sekarang lagi banyak penumpukan bus di depan karantina Pasar Rumput," curhat Clara dikutip Tribun Network dari Backpacker Internasional, Senin (20/12/2012).

Ia bercerita dibuat lama menunggu tanpa kepastian oleh petugas layanan karantina.

Clara tiba di Bandara Soekarno-Hatta tanggal 15 Desember 2021 pukul 14.30 WIB.

Baca: Calo Tawarkan Harga Rp 19 Juta untuk Penumpang Bandara Soetta yang Telantar karena Mau Karantina

Lama menunggu, ia barulah dibawa ke tempat karantina menggunakan bus pukul 18.45 WIB.

Artinya, empat jam lebih Clara digantung karena cukup banyak WNI yang kembali ke Indonesia.

Sesampainya di parkiran, para WNI tidak bisa langsung turun karena menunggu kesediaan kamar.

"So semalaman kami ada delapan bus yang menginap di parkiran wisma. Bus saya berada di posisi kedua," tukasnya.

Ia tidak mengetahui pasti total ada berapa bus yang mengular karena info yang didapat dari petugas bahwa kamar karantina penuh.

Fasilitas karantina dari pemerintah ini gratis tanpa biaya sepeserpun sehingga harus bergantian.

Riza Nasser, satu di antara WNI yang menjalani karantina sempat ditawari karantina berbayar di hotel.

Karantina di hotel nyaman, tanpa harus mengantre tetapi harga yang ditawarkan relatif mahal Rp8,2 juta.

"Saya ditawari petugas bandara bahwa biaya karantina di hotel segitu. Saya sendiri tidak punya duit sebanyak itu," aku Riza.

Ia menilai karantina yang disediakan pemerintah bukan mengacu pada aspek kesehatan tapi mengejar manfaat ekonomi.

"Ini sama saja karantina cuan lebih tepatnya. Saya merasa selama proses kita tidak siap dengan karantina kesehatan," urainya.

Masih banyak WNI lain yang mengeluh payahnya pelayanan karantina gratis karena menguras tenaga dan pikiran.

Beberapa dari mereka bahkan menyarankan menyiapkan makanan di tempat menunggu sebelum dievakuasi ke tempat karantina.

Itu karena petugas di bandara tidak memberikan makanan selama proses pendataan.

Baca: Viral Video Curhatan Wanita Antre Karantina hingga Subuh, Ditawari Calo Bayar Rp 19 Juta per Orang

Kedatangan 3.000 WNI Per Hari

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Sonny Harry B Harmadi membenarkan adanya peningkatan kedatangan WNI dari luar negeri menjelang pergantian tahun.

"Betul sekitar 3.000 perhari. Kita buat waktu yang panjang untuk karantina bagi WNI pelaku perjalanan internasional. Khususnya yang pernah singgah di negara terkonfirmasi memiliki kasus Omicron. Dia wajib karantina selama 14 hari," ungkapnya Sonny.

Hal ini tentu menjadi tantangan bagi pemerintah.

Panjangnya masa karantina membuat negara membutuhkan fasilitas yang banyak. Karena perputaran kamar menjadi lebih lambat.

Oleh karenanya, bagaimana mendapatkan fasilitas karantina yang memadai di tengah arus masuk dari luar negeri.

Terutama bagi WNI yang pulang dalam jumlah cukup besar.

"Jadi ini sedang disiapkan juga beberapa tambahan tempat karantina ya, supaya bisa menampung jumlah orang yang datang dalam jumlah besar. Memang kita menghimbau warga yang berada di luar negeri menunda dulu kepulangannya," katanya lagi.

Menurut Sonny, karantina tetap harus diberlakukan secara ketat sehingga meminimalisir risiko penularan.

Kedatangan 3.000 orang per hari menjadi catatan agar di pintu masuk harus segera menambah kapasitas.

"Tidak mungkin tidak menambah kapasitas dengan tambahan orang. Artinya setiap hari 3.000 orang lalu kapasitas karantina yang ada sekarang 20.000 lalu dalam 7 hari bisa penuh. Karenanya harus ditambah terus," pungkasnya.

Viral Biaya Karantina di Hotel Mahal, Tembus Rp 19 Juta

Sebuah video yang menunjukkan penumpukan penumpang di ruang tunggu bagasi Terminal 3 Kedatangan Internasional di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, tersebar viral di sosial media dan juga aplikasi WhatsApp.

Dalam video tersebut terdapat suara seorang wanita yang mengungkapkan, penyebab penumpukan penumpang untuk antre dibawa ke tempat karantina wisma atlet, karena untuk karantina di hotel biaya yang dikenakan sangat mahal.

(Tribunnews/Reynas Abdila)

# WNI # karantina # Wisma Atlet

Baca berita lainnya terkait karantina

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul WNI Curhat Diskriminasi Karantina, Menunggu Berjam-jam hingga Nginap di Parkiran Wisma

Video Production: Okwida Kris Imawan Indra Cahaya
Sumber: Tribunnews.com

Tags
   #WNI   #karantina   #Wisma Atlet

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved