Terkini Nasional
Museum Joang 45, Dibangun Pengusaha Belanda hingga Jadi Saksi Bisu Perjuangan Rakyat Indonesia
TRIBUN-VIDEO.COM - Sederet museum yang ada di Indonesia, menjadi bukti besarnya perjuangan bangsa Indonesia kala merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.
Tanggal 17 Agustus 2021 besok, diperingati sebagai HUT ke-76 RI.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang sejarah kemerdekaan Indonesia, Anda bisa berkunjung ke museum-museum yang menyimpan banyak kisah dan peninggalan bersejarah.
Salah satunya, seperti Museum Joang 45 yang ada di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Selain menyimpan banyak benda bersejarah, Museum Joang 45 juga menjadi saksi bisu atas kebangkitan dan perjuangan rakyat dalam mempersiapkan kemerdekaan ketika Indonesia belum merdeka.
Dalam sejarahnya, disebutkan bahwa dahulu Gedung/Museum Joang 45 ini merupakan bekas hotel mewah pada zamannya.
Sisa-sisa kemewahan tersebut, terlihat dari marmer yang mengalasi lantainya, serta pilar-pilar besar yang menopang atapnya.
Gedung ini, pertama kali dibangun oleh pengusaha berkebangsaan Belanda yang bernama LC Schomper.
TribunJakarta.com pernah menulis, Batavia dibawah pemerintahan Hindia Belanda menjadi kota yang padat kala itu.
Baca: Viral Video Pemuda Lecehkan Patung di Museum Mulawarman, Aksi Direkam oleh Pacar Pelaku
Sehingga, Belanda memutuskan segera mencari kawasan yang cukup luas di pinggiran Kota Batavia untuk membangun pemukiman elit bagi petinggi-petinggi Belanda.
Hingga pada akhirnya pengusaha LC Schomper membangun hotel megah bernama Schomper 1 di lokasi yang kini dikenal dengan nama Jalan Menteng Raya.
Dahulu, hotel ini merupakan hotel yang sangat megah pada zamannya.
Oleh sebab itu, hotel ini hanya dikhususkan bagi para elit seperti petinggi-petinggi, serta pedagang besar pada masanya.
Namun selang beberapa tahun hotel berjalan, kemenangan Jepang membuat gedung ini akhirnya diambil alih dan dikuasai Jepang pada 1942.
Bangunan ini diambil alih oleh Jepang dan diserahkan kepada Gunseikanbu Sendenbu (Jawatan Propaganda Jepang) dan diserahkan lagi kepada pemuda Indonesia untuk dijadikan sebagai tempat pendidikan politik dan asrama.
Kala itu, gedung ini dikenal dengan nama Asrama Angkatan Baru Indonesia atau Asrama Menteng 31.
Ir.Soekarno, Moh.Hatta dan beberapa tokoh perjuangan lainnya ikut terlibat sebagai tenaga pengajar dalam pendidikan politik tersebut.
Hingga kemudian secara diam-diam menanamkan cita-cita kemerdekaan kepada para Pemuda Indonesia.
"Karena pengajarnya ini adalah pendiri-pendiri bangsa oleh saat itu. Akhirnya yang tadinya pendidikan diberikan untuk membantu membela Jepang, justru malah ditanamkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Makanya dari sini banyak sekali pergerakan pada saat itu. Tapi akhirnya ketawan dan asrama ini dibubarkan," kata Muslim seorang Pemandu Wisata di Gedung Joang 45, dikutip dari tulisan TribunJakarta.com edisi Selasa (14/7/2020).
Gedung ini menjadi saksi bisu atas pergerakan rakyat Indonesia dalam menuju kemerdekaan.
Baca: Museum Pusaka TMII Gelar Tradisi Jamas Pusaka: Puluhan Keris Dicuci pada Satu Muharam
Dalam akun sosial media Unit Museum Kesejarahan disebutkan, pada tanggal 9 Maret 1943 bangunan ini sempat digunakan sebagai markas PUTERA atau Pusat Tenaga Rakyat cabang Jakarta Raya yang didirikan oleh Gunseikanbu.
Selanjutnya, pada tanggal 1 Maret 1944 PUTERA dibubarkan dan diganti dengan Djawa Hokokai (kebangkitan rakyat Jawa).
Karena Djawa Hokokai dianggap sebagai organisasi yang tidak menguntungkan bagi Indonesia, maka para pemuda Menteng 31 sejak saat itu berjuang di luar gedung Menteng 31.
Tempat ini, kemudian sempat beberapa kali dialih fungsikan untuk sejumlah kegiatan.
Setelah merdeka, para pemuda Menteng 31 melebur dengan Comite Van Actie (panitia aksi) yang dibentuk pada tanggal 18 Agustus 1945, dan berhasil merebut kembagi Gedung Menteng 31 dari tangan Djawa Hokokai tanggal 23 Agustus 1945.
Gedung ini kemudian tetap digunakan untuk kegiatan perjuangan seperti Asrama Wanita Indonesia pada tahun 1950.
Pada masa orde baru, bangunan ini dialih fungsikan sebagai Markas Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia Jakarta Raya, dan selanjutnya menjadi pusat kegiatan veteran angkatan 45.
Setelah melalui sejarah panjang, bangunan ini pun dipugar pada tahun 1973 hingga 1974 oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan akhirnya diresmikan sebagai Museum Joang 45 oleh Presiden Soeharto dan Gubernur DKI Ali Sadikin.(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Mengulas Kembali Sejarah Museum Joang 45, Saksi Bisu Perjuangan Rakyat Mempersiapkan Kemerdekaan
# Museum Joang 45 # pengusaha # Belanda # HUT ke-76 RI
Tribun Video Update
Presiden Prabowo Kenalkan Bill Gates ke Pengusaha "Kakap" Indonesia, Ada Haji Isam
4 hari lalu
To The Point
Presiden Prabowo Temui Bill Gates, Ajak Pengusaha Kelas 'Kakap' Terkenal, Bahas Makan Bergizi Gratis
4 hari lalu
TRIBUNNEWS UPDATE
Bukan PKI! Prabowo Sebut Dalang di Balik Peristiwa Madiun 1948 Ternyata Belanda, Bentuk Intervensi
5 hari lalu
Kilas Peristiwa
Kilas Peristiwa: Serangan Misterius Mobil Keluarga Kerajaan Belanda saat Parade Gagal, 7 Orang Tewas
Rabu, 30 April 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.