Terkini Nasional
Soal Makan di Warung Maksimal 20 Menit, PHRI Protes: Nanti Orang Mati Tersedak, Bukan karena Covid
TRIBUN-VIDEO.COM - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebut restoran yang berada di daerah menerapkan PPKM Level 4 belum melayani pelanggan untuk makan di tempat atau dine in.
"Yang dibolehin warung makan, warteg. Bukan restoran, kami masih belum buka untuk makan di tempat, masih take away," ujar Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran, Emil Arifin saat dihubungi, Senin (26/7).
Emil pun menyoroti aturan PPKM Level 4 yang membolehkan warung makan melayani pembeli untuk makan di tempat dengan waktu maksimal 20 menit.
"20 menit itu hitungannya dari mana? Belum pesannya, nanti tersedak orang. Mati tersedak, bukan karena Covid," papar Emil.
Baca: Anies Baswedan Tanggapi Meme Dirinya soal Makan di Tempat Maksimal 20 Menit: Bisa! Insya Allah
Menurutnya, pengusaha restoran pada saat ini sudah tumbang dan memerlukan bantuan dari pemerintah seperti subsidi uang sewa, subsidi gaji karyawan, dan menghapus pajak."Subsidi ini selama enam bulan minimal, jangan hanya tiga bulan. Pandemi kan sudah 1,5 tahun, sudah dua kali PSBB maupun PPKM, kalau hanya diberikan tiga bulan, sama aja gasnya remnya tidak seimbang," tutur Emil.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan PPKM level 4 diperpanjang hingga 2 Agustus 2021. Warung makan diperbolehkan buka dengan waktu makan untuk setiap pengunjung selama 20 menit.
"Warung makan, pedagang kaki lima, lapak jajanan, dan sejenisnya yang memiliki tempat usaha di ruang terbuka diizinkan buka dengan protokol kesehatan yang ketat sampai pukul 20.00 WIB, dan waktu maksimum makan untuk setiap pengunjung 20 menit," kata Jokowi, Minggu (25/7).
Pemerintah menjelaskan mengenai adanya aturan pembatasan waktu makan di warung tegal, warung kaki lima, dan sejenisnya dalam relaksasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 dan 4 di Jawa-Bali hingga 2 Agustus 2021 mendatang. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menilai waktu selama 20 menit cukup bagi warga untuk makan di suatu tempat.
"Melalui forum ini saya kira tolong masyarakat juga bisa memahami kenapa perlu ada batas waktu tersebut. Prinsipnya saya kira 20 menit cukup bagi kita untuk makan di suatu tempat," kata Tito.
Selain itu pembatasan dilakukan untuk memberikan kesempatan pada warga lainnya yang juga ingin makan di warung (dine in). Sehingga tidak terjadi kerumunan di tempat makan yang berpotensi meningkatkan penyebaran Covid-19.
"Jadi makan tanpa banyak bicara dan kemudian 20 menit cukup, setelah itu memberikan giliran kepada anggota masyarakat yang lain," katanya.
Untuk penerapannya nanti kata Tito, diserahkan kepada petugas di lapangan mulai dari Satpol PP, Polisi, dan TNI. Tito meminta kerjas ama dan pengertian dari pemilik warung makan dan pembeli agar aturan tersebut dapat berjalan efektif.
"Ini masalah eksekusi, itu kan kebijakan, eksekusnya tentu kita sangat berharap kepada para penegak aturan tersebut, mulai dari pemerintah daerah, Satpol PP, kemudian didukung oleh rekan-rekan Polri dan TNI, serta pelaku usahanya sendiri dan juga sekaligus kepada masyarakat. Jadi memang ada tiga pihak yang penting untuk bisa efektifnya berlaku aturan ini," pungkasnya.
Baca: Buktikan Nyinyiran, Wagub Emil Dardak Coba Makan 20 Menit di Warung: Cukup Kok Asal Tidak Ngobrol
Pedagang Bersyukur
Pemilik warung makan bisa bernafas cukup lega setelah diterapkannya salah satu aturan baru dalam perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, 26 Juli-2 Agustus 2021 ini. Aturan baru tersebut memperbolehkan pengunjung makan di tempat dengan jangka waktu 20 menit.
Salah seorang pemilik warung makan di Jalan Lodan Raya, Pademangan, Jakarta Utara, Priatmoko (33) mengaku bersyukur dengan adanya aturan baru tersebut. "Ya bersyukurlah, paling nggak sekarang udah bisa ada pembeli makan di tempat. Nggak kayak kemaren cuman yang dibawa pulang doang," kata Moko, sapaannya.
Moko berharap diperbolehkannya dine in selama PPKM Level 4 seminggu ke depan ini bisa membuat pendapatannya stabil lagi. Sebab, selama PPKM Darurat beberapa waktu lalu, pendapatan warung makan Moko seret karena aturan yang diberlakukan.
"Gimana (pendapatan) nggak merosot, kan cuman melayani yang dibawa pulang doang. Sementara kan yang banyak itu yang makan di tempat," ucap Moko. Terkait durasi makan di tempat yang dibatasi hanya 20 menit, Moko mengaku tidak terlalu memikirkannya.
Sebab, selama ini memang tidak banyak pembeli yang berlama-lama makan di tempat. "Kalau itu, biasanya yang makan di sini juga nggak pernah lama-lama. Paling 10-15 menit sudah pergi," kata dia.
Moko pun berharap penerapan PPKM Level 4 serta pandemi Covid-19 segera berakhir supaya dirinya bisa berjualan normal lagi di masa-masa yang akan data. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PHRI Protes: Makan 20 Menit Hitungannya Bagaimana? Belum Pemesanannya, Bisa Tersedak!
Sumber: Tribunnews.com
Live Update
Rindu Kampung? Omah Simbah Resto di GDC bak Depok Rasa Jogja, Surga Makan Prasmanan Enak
Kamis, 1 Mei 2025
To The Point
Restoran di Shanghai Tawarkan Menu Nyeleneh Kotoran Gajah yang Disterilisasi, Harga Mencapai 9 Juta!
Jumat, 18 April 2025
Live Update
Jerit Pengusaha Hotel Imbas Pemangkasan Prabowo-Gibran, Curhat ke Walkot Makassar: Relaksasi Pajak
Selasa, 11 Maret 2025
Tribunnews Update
Napi Korupsi Lapas Semarang Dipindah ke Nusakambangan usai Ketahuan Makan di Resto, Petugas Disanksi
Sabtu, 8 Februari 2025
Viral News
Belum Ditahan Terkait Kasus Skincare Merkuri, Mira Hayati dan Agus Salim Dibantarkan ke Rumah Sakit
Rabu, 22 Januari 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.