Rabu, 14 Mei 2025

Terkini Daerah

Warga Terdampak Proyek Tol Jogja-Solo di Klaten, Buat Monumen Alat Setum untuk Tuangkan Aspirasi

Minggu, 18 April 2021 09:28 WIB
TribunSolo.com

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Azhfar Muhammad Robbani

TRIBUN-VIDEO.COM - Seorang warga terdampak proyek pembangunan Tol Jogja-Solo di Dusun Jetis, Klaten membuat monumen atau replika alat berat bangunan, setum dari roda bambu.

Replika tersebut dibuat untuk menuangkan aspirasi dan meluapkan sambatan curahan seorang warga terdampak dengan adanya proyek tersebut.

Berdasarkan pantauan TribunSolo.com pada, (17/4/2021). Replika Setum tersebut terpampang di bahu pinggir sawah sekitaran Simpang Dusun Jetis.

Monumen tersebut terpampang bertepat di kawasan RT. 12 RW 05 Dukuh Jetis, Kelurahan Gatak, Kecamatan Ngawen, Klaten.

Tertulis di dalam replika monumen setum tersebut di sisi kanan 'Selamat Tinggal Rumah Kenangan' dan di sisi kiri 'Selamat Datang Tol Jogja Solo'.

Diketahui pembuat dari replika monumen setum tersebut adalah Untung Raharjo seorang warga sekitar terdampak.

Menurut Untung, sebanyak 10 rumah kurang lebih terdampak di kawasan tempat tinggalnya.

"Ya saya sebenarnya hanya ingin meluapkan curahan hati saya saja, saya ingin mengenang kampung halaman ini," ujar Untung kepada TribunSolo.com (17/4/2021).

"Kenangan ini tidak bisa dikenang dengan uang, saya memilih untuk mengabadikan kesedihan saya dengan membuat ini," tambahnya.

Ia sampaikan kenangan tersebut digambarkan untuk mengenang beberapa bangunan yang akan ditinggalkan termasuk rumah, kebun, bengkel probadi di kampung halamannya.

"Saya terinspirasi dengan alat berat yang menjadi icon pembangunan yaitu setum, agar menjadi perhatian," ujarnya.

Baca: Motor Hancur Lebur seusai Kecelakaan di Prambanan Klaten, Pemotor Meninggal Seketika di Lokasi

"Pasti kalau orang-orang lihat setum tersebut fikiran nya, oh ada pembangunan jalan dan bisa menghaluskan serta meratakan jalanan," tambahnya.

Ia mengaku dalam proses pengerjaan monumen tersebut ia mengerjakan nya sendiri dengan bahan yang seadanya.

"Sekitar 2 bulan yang lalu dan baru dipasang baru- baru minggu ini," katanya.

"Bambu dan kerangka saya rancang sendiri, tulisan saya membuat dari spon atau karet," ujarnya.

Ia sampaikan dirinya memajang karya nya di pinggiran jalan di samping sawah milik orang lain.

"Saya simpan di samping lahan sawah orang yang tidak bisa ditanami padinya," ujarnya.

Untung pun mengeluh saat dirinya mendengar bahwa kampung halamannya akan digusur dan diratakan dengan adanya pembangunan tol ini.

"Relokasi ada tapi berbeda-beda reng rengan berapa-berapa nya saja belum ada bahasan," tambahnya.

Ia sampaikan pemerintah setempat dan pihak jasa marga belum memberikan kepastian lebih jelas.

"Belum ada tindak lanjut lagi, kapan akan dieksekusi nya. Pihak pemerintah masih gantung," tutur Untung.

Untung mengatakan dirinya bersama keluarga serta warga setempat belum ada persiapan untuk pindah

Rencana kedepan Untung bersama warga setempat akan melakukan orasi atau penyampaian, aspirasi di jalanan.

"Bukan mengecam, setidaknya ada woro-woro dan komunikasi dengan pihak desa," tambahnya.

Proyek tol Jogja-Solo ini rencananya akan dilangsungkan oleh pihak pemerintah melalui pihak Kementrian PUPR dengan instansi terkait.

Meskipun demikian Untung sampaikan dalam penghitungan dan penguruan pemerintah harus lebih bijak.

"Nilai sosial lebih mahal, habitat kebiasan di kampung kami dan aktifitas sudah terjalin," tandasnya.(*)

# Tol Jogja-Solo # Klaten # Kementrian PUPR # Jasa Marga

Editor: fajri digit sholikhawan
Sumber: TribunSolo.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved