Rabu, 14 Mei 2025

Terkini Daerah

Tidak Hanya Dibekali Ilmu Agama, Pesantren Ini Bekali Santrinya untuk Jadi Entrepreneur

Kamis, 17 Desember 2020 08:20 WIB
Tribunnews Bogor

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudistira Wanne

TRIBUN-VIDEO.COM - Pesantren Ruhama Al Fajar yang berlokasi di Kampung Kali Putih, Desa Citayam, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor memiliki konsep pendidikan yang cukup baik.

Di pesantren tersebut, para santri tidak hanya diajarkan tentang pendalaman ilmu agama. Tetapi, santri juga diberi bekal untuk menjadi seorang entrepreneur yang baik.

Dalam teknis pelaksanaannya, Pesantren Ruhama Al Fajar melakukan budidaya ikan nila dengan sistem teknologi terbaru.

Pengelola budidaya ikan nila, Hari Ramdani mengatakan bahwa budidaya ikan nila dengan sistem bioflok tersebut sudah dijalankan sejak April 2019.

"Saya yang mengelola budidaya ikan nila di Pesantren Ruhama Al Fajar. Kita di sini budidaya ikan nila dengan sistem bioflok. Ini kita bentuk April 2019. Budidaya ikan nila ini kita menggunakan sistem bioflok yang saat ini berkembang di Indonesia," ujarnya, Rabu (16/12/2020).

Lebih lanjut, Hari menjelaskan bahwa ide awal terbentuknya budidaya ikan nila ini untuk memenuhi kebutuhan para santri yang ada di pesantren.

"Berangkatnya ini adalah di mana pesantren ini diikuti anak-anak keterbatasan dalam ekonomi. Ini dikhususkan untuk yatim dan dhuafa. Jadi untuk membiayai santri pesantren kita bergerak dalam unit-unit usaha pesantren," ungkapnya.

Baca: Bukan di Jepang, Selokan Penuh Ikan Nila Ini Ada di Yogyakarta

"Jadi pesantren ini tidak hanya khusus agamanya, tapi nantinya para santri dibekali skill enterpreneur atau usaha anak itu sendiri," sambungnya.

Sementara itu, terkait sistem bioflok, Hari membeberkan bahwa sistem yang dijalankan lebih efektif dan efisien.

"Sistem budidaya bioflok ini keunggulannya bisa tebar tinggi, dengan diameter 4 ini bisa diisi dengan 1000 ekor benih," paparnya.

"Kemudian dalam sistem budidaya bioflok ini kita bisa menghemat air, tanpa bau dan hasil dagingnya isinya lebih padat dan tidak bau amis serta ikannya lebih gurih," tambahnya.

Terkait total kolam, Hari menjelaskan bahwa ditempatnya tersedia puluhan kolam dengan dua jenis ukuran.

"Di sini total kolam ada 39 berdiameter 4. Dan ada 15 kolam berdiameter 3. Rata-rata di sini bisa panen sekitar 2 ton perbulan," paparnya.

Untuk urusan perawatan, Hari menegaskan bahwa seseorang yang akan membudidayakan ikan nila harus mengetahui secara detail terutama urusan benih.

"Kalau cara merawatnya yang pertama itu harus mencari benih yang berkualitas, benih yang sehat dan ikuti panduan cara budidaya bioflok yang memang rasional dan dipakai banyak orang," bebernya.

Selain itu, untuk makanan ikan nila, Hari biasa memberikan pakan yang dibuatnya sendiri.

"Untuk makannya itu pakan buatan atau disebut pelet. Untuk pelet ikan nila, standar protein 28 hingga 30 persen," tegasnya.

Untuk distribusi, Hari menjelaskan bahwa pihaknya mengutamakan hasil manfaat dari panen kepada warga sekitar, lalu kemudian dijual kebeberapa pasar yang tersebar di Jabodetabek.

"Alhamdulillah dari budidaya ikan ini kita bisa berinfak untuk pesantren. Kalau distribusi di pesantren ini kita membagikan manfaat untuk sekitar terlebih dahulu. Jadi setiap kali panen kita bagikan untuk warga sekitar. Kemudian kita suplay kebeberapa pedagang di antaranya, Depok, Sawangan, Tangerang Selatan, dan kita menyasar ke pasar langsung ke masyarakat," tandasnya.(*)

yang berlokasi di Kampung Kali Putih, Desa Citayam, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor memiliki konsep pendidikan yang cukup baik.

Di pesantren tersebut, para santri tidak hanya diajarkan tentang pendalaman ilmu agama. Tetapi, santri juga diberi bekal untuk menjadi seorang entrepreneur yang baik.

Dalam teknis pelaksanaannya, Pesantren Ruhama Al Fajar melakukan budidaya ikan nila dengan sistem teknologi terbaru.

Pengelola budidaya ikan nila, Hari Ramdani mengatakan bahwa budidaya ikan nila dengan sistem bioflok tersebut sudah dijalankan sejak April 2019.

"Saya yang mengelola budidaya ikan nila di Pesantren Ruhama Al Fajar. Kita di sini budidaya ikan nila dengan sistem bioflok. Ini kita bentuk April 2019. Budidaya ikan nila ini kita menggunakan sistem bioflok yang saat ini berkembang di Indonesia," ujarnya, Rabu (16/12/2020).

Lebih lanjut, Hari menjelaskan bahwa ide awal terbentuknya budidaya ikan nila ini untuk memenuhi kebutuhan para santri yang ada di pesantren.

"Berangkatnya ini adalah di mana pesantren ini diikuti anak-anak keterbatasan dalam ekonomi. Ini dikhususkan untuk yatim dan dhuafa. Jadi untuk membiayai santri pesantren kita bergerak dalam unit-unit usaha pesantren," ungkapnya.

"Jadi pesantren ini tidak hanya khusus agamanya, tapi nantinya para santri dibekali skill enterpreneur atau usaha anak itu sendiri," sambungnya.

Sementara itu, terkait sistem bioflok, Hari membeberkan bahwa sistem yang dijalankan lebih efektif dan efisien.

"Sistem budidaya bioflok ini keunggulannya bisa tebar tinggi, dengan diameter 4 ini bisa diisi dengan 1000 ekor benih," paparnya.

"Kemudian dalam sistem budidaya bioflok ini kita bisa menghemat air, tanpa bau dan hasil dagingnya isinya lebih padat dan tidak bau amis serta ikannya lebih gurih," tambahnya.

Terkait total kolam, Hari menjelaskan bahwa ditempatnya tersedia puluhan kolam dengan dua jenis ukuran.

"Di sini total kolam ada 39 berdiameter 4. Dan ada 15 kolam berdiameter 3. Rata-rata di sini bisa panen sekitar 2 ton perbulan," paparnya.

Untuk urusan perawatan, Hari menegaskan bahwa seseorang yang akan membudidayakan ikan nila harus mengetahui secara detail terutama urusan benih.

"Kalau cara merawatnya yang pertama itu harus mencari benih yang berkualitas, benih yang sehat dan ikuti panduan cara budidaya bioflok yang memang rasional dan dipakai banyak orang," bebernya.

Selain itu, untuk makanan ikan nila, Hari biasa memberikan pakan yang dibuatnya sendiri.

"Untuk makannya itu pakan buatan atau disebut pelet. Untuk pelet ikan nila, standar protein 28 hingga 30 persen," tegasnya.

Untuk distribusi, Hari menjelaskan bahwa pihaknya mengutamakan hasil manfaat dari panen kepada warga sekitar, lalu kemudian dijual kebeberapa pasar yang tersebar di Jabodetabek.

"Alhamdulillah dari budidaya ikan ini kita bisa berinfak untuk pesantren. Kalau distribusi di pesantren ini kita membagikan manfaat untuk sekitar terlebih dahulu. Jadi setiap kali panen kita bagikan untuk warga sekitar. Kemudian kita suplay kebeberapa pedagang di antaranya, Depok, Sawangan, Tangerang Selatan, dan kita menyasar ke pasar langsung ke masyarakat," tandasnya.(*)

Editor: Aprilia Saraswati
Sumber: Tribunnews Bogor

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved