Benarkah Muslim Pro Jual Data Pengguna ke Militer Amerika Serikat? Ini Fakta Sebenarnya

TRIBUN-VIDEO.COM - Belakangan ini beredar kabar di media sosial bahwa aplikasi Muslim Pro menjual data penggunanya ke militer Amerika Serikat.

Kabar mengenai aplikasi penyedia waktu salat, Alquran, dan juga arah kiblat tersebut menjual data pribadi pengguna ke AS ini sudah tersebar di sejumlah platform media sosial.

Setelah ditelusuri kabar ini tidak benar.

Melalui laman resmi Muslim Pro, mereka menegaskan bahwa kabar Muslim Pro telah menjual data pribadi para penggunanya kepada pihak militer Amerika Serikat itu tidak benar.

Muslim Pro juga memberikan pernyataan melalui situs resminya.

Mereka menerapkan pengaturan standar keamanan industri dan tindakan perlindungan serta memilih partner teknologi terdepan untuk menjaga dan mengamankan data.

Muslim Pro akan memutuskan hubungan kerja sama dengan semua partnernya, termasuk X-Mode, sesegera mungkin.

Mereka memastikan bahwa data hampir 100 juta pengguna Muslim Pro aman.

Di akhir pernyataannya Muslim Pro meminta maaf kepada pengguna aplikasinya.

Baca: Hoax or Fact: Arab Saudi Tutup Akses Umrah untuk Jemaah RI? Cek Faktanya

Sebelumnya diberitakan data pengguna sebuah aplikasi kencan khusus muslim dan Muslim Pro dibeli.

Dikutip dari Kompas.tv, dalam penyelidikannya, Motherboard menyatakan tidak mengetahui di mana jenis data lokasi dari aplikasi ini telah digunakan Militer AS. Militer As telah mengonfirmasi laporan soal pembelian data lokasi tersebut.

Kemudian data tersebut dijual ke perusahaan yang memperjualbelikan data lokasi, seperti X-Mode yang diketahui telah melacak 25 juta ponsel dan perangkat lainnya di Amerika, 40 juta lainnya di Eropa, Amerika Latin, dan Asia Pasifik setiap bulannya.

Lalu X-Mode menjualnya kepada kontraktor yang membutuhkannya, satu di antaranya adalah militer AS.

Jadi, kabar mengenai Muslim Pro menjual data penggunanya ke militer AS itu tidak benar, Tribunners.

(Tribun-Video.com/Falza Fuadina)