Senin, 12 Mei 2025

Hoax or Fact

Top 5 Hoax or Fact: Indonesia Keluar dari Negara Berkembang hingga Banjir Jakarta Hasil Sabotase?

Minggu, 1 Maret 2020 09:57 WIB
Tribun Video

TRIBUN-VIDEO.COM - Berikut daftar Top 5 Hoax or Fact minggu ini:

5. Siswa di NTT Dihukum Makan Kotoran Manusia?

Baru-baru ini beredar kabar terdapat 77 siswa di NTT dihukum makan kotoran manusia.

Kira-kira, gimana ya kebenarannya? Yuk cek faktanya.

Kabar tersebut menyebut sebanyak 77 siswa tersebut dipaksa makan feses atau kotoran manusia oleh dua pendamping pada Rabu (19/2/2020) lalu.

Dikutip dari Kompas.com, salah seorang siswa yang menjadi korban menceritakan, setelah makan siang, ia bersama teman-teman kembali ke asrama karena akan istirahat.

Tiba di asrama, salah seorang pendamping memanggil semua siswa lantaran menemukan kotoran manusia dalam kantong di sebuah lemari kosong.

Lantaran tidak ada yang mengaku, pendamping itu langsung menyendok kotoran itu lalu disuap ke dalam mulut para siswa.

Para murid itu tidak melapor perlakuan kejam sang pendamping kepada orangtua karena takut akan disiksa nantinya.

Disebutkan, setelah para murid disiksa, kedua pendamping menyuruh mereka agar tidak menceritakan persoalan itu keluar.

Namun, ada satu orang temannya yang lari ke rumah untuk memberitahukan hal itu kepada orangtua.

Lalu kasus itu pun terbongkar pada Jumat (21/2/2020), ketika ada orangtua siswa yang menyampaikan hal itu di dalam grup WhatsApp humas sekolah.

Adapun, menurut klarifikasi pihak sekolah, Pimpinan Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere, Romo Deodatus Du'u mengatakan insiden itu terjadi pada Rabu (19/2/2020) sekitar pukul 14.30 WITA.

Namun, terminologi 'makan' yang dipakai oleh beberpaa media agaknya kurang tepat.

Dijelaskannya, yang sebenarnya terjadi adalah seorang kakak kelas menyentuhkan sendok yang ada feses pada bibir atau lidak siswa kelas VII.

Deodatus mengatakan, pihak Seminari telah meminta maaf di hadapan orangtua terkait masalah ini.

Disebutkan, dua kakak kelas itu pun dikeluarkan dari Seminari Bunda Segala Bangsa.

Pihaknya juga mendampingi para siswa kelas VII untuk pemulihan mental dan menghindari trauma.

4.Bocah 9 Tahun yang Di-bully Teman-temannya di Sekolah Dicap HOAX?

Perundungan atau bullying  menjadi fenomena dan masih banyak dialami oleh masyrakat.

Baru-baru ini  beredar video di media sosial Facebook yang memperlihatkan anak 9 tahun di-bully teman-temannya di sekolah.

Baru-baru ini  beredar video di media sosial Facebook yang memperlihatkan anak 9 tahun di-bully teman-temannya di sekolah.

Anak dalam video yang diduga merupakan korban perundungan bernama Quaden Bayless. Ia terlahir dengan kondisi dwarfisme atau kerdil.

Ibu anak tersebut yaitu Yarraka Bayless menggunggah video anaknya yang sedang menangis, bermaksud untuk meningkatkan perhatian atas dampak pem-bully-an pada anak-anak.

Pada 21 Februari 2020 video tersebut diunggah ke Facebook dan sudah ditonton lebih dari 24 juta orang.

Tak sampai satu hari, penggalangan dana dibuat oleh comedian Brad Williams yang juga merupakan achondropalsia sama seperti Quaden.

Target awal penggalaman dana tersebut sebesar 10 ribu dollar atau Rp 137 juta, namun dana sudah terkumpul sebanyak 461 ribu dollar atau setara dengan Rp6,3 M.

Menurut laman GoFundMe hasil penggalaman dana nantinya akan diberikan pada Quaden dan ibunya untuk berkunjung ke Disneyland California.

Tak hanya penggalangan dana ungkapan keprihatinan diunggah aktor Hugh Jackman pada akun Twitter pribadinya @RealHughJackamn.

Viralnya video itu  muncul teori konspirasi di Twitter.

Beberapa netizen menuduh Quaden seorang selebgram berusia 18 tahun dan hidup berkecukupan.

Akun Twitter itu merasa kasihan pada netizen yang telah memberikan donasi karena telah ditipu.

Karena tuduhan tersebut tagar #QuadenBayless trending Twitter.

Netizen bahkan mencantumkan akun Quaden yang sebenarnya  yaitu @quadosss.

Namun faktanya / tak ada bukti bahwa Quaden dan ibunya berbohong atas video tersebut.

Mengutip dari Insider Quaden, nyatanya pernah tampil di acara TV Australia "Studio 10" pada 2015 lalu.

Kemunculan Quaden dan ibunya dalam acara TV itu adalah untuk meningkatkan perhatian dan kepedulian masyarakat tentang kekerdilan.

Teori Konspirasi menyoroti sebuah situs yang mencantumkan Quaden sebagai Aktor/Model dan Influencer.

Laman tentang Quaden tersebut muncul pada situs StarNow.

 Situs tersebut memberikan layanan pada seseorang untuk membuat profil mereka untuk mendapatkan peran dalam akting atau model.

Pada lama StarNow terdapat foto dan video Quaden dari tayangan televisi Studio 10 tahun 2015 lalu.

Disisipkan pula video Quaden yang berjudul Living Back yang merupakan program yang menampilkan cerita masyarakat adat di Australia.

Pada Episode tersebut Quaden berusia 4 tahun yang sedang bersiap melakukan operasai pada otak dan tulang punggungnya.

Tak hanya video  ada pula foto yang diduga menjadi awal konspirasi di Twitter.

Ada foto yang membuat netizen berpikir usia Quaden yang sebenarnya.

Foto tersebut memperlihatkan Quaden berpose didepan angka 18 yang memungkinan adalah pesta ulang tahunnya.

Namun keterangan dalam foto tersebut mengindikasikan Quaden sedang merayakan ulang tahun orang lain bukan ulang tahunnya.

Yarraka Bayles sudah sering mengunggah foto dan video anaknya di Facebook sejak awal 2010 yang yang diperkirakan saat Quaden lahir.

Dalam satu Album, yang diunggah pada tahun 2011 terlihat foto Quaden yang sedang merayakan ulang tahun pertamanya .

Begitu pula pada tahun 2015 dan 2017, Yarraka juga menggunggah perayaan ulang tahun dari Quaden.

Hingga kini Yarraka Bayless belum memberikan konfirmasi tentang teori konspirasi usia anaknya.

3. Viral Video Sabotase Banjir di Jakarta?

Bencana banjir awal tahun masih terjadi di Jakarta.

Ramainya berita tersebut beredar sebuah video yang menunjukkan seorang memasukan sejumlah karung berisi pasir kedalam lubang sebuah ruas jalan.

Viral sebuah video yang memperlihatkan seorang melempar karung-karung pasir dari atas truk berlogo Dinas Bina Marga ke dalam sebuah lubang.

Perekam video tersebut menyebut tindakan itu merupakan sabotase.

Dikutip dari Kompas.com Kepala Dinas Bina Marga Jakarta Hari Nugroho membantah pernyataan perekam video tersebut Ia juga menyampaikan berita tersebut adalah hoaks.

Hari mengatakan bahwa video tersebut sempat beredar pada Januari lalu.

Dijelaskan Hari Nugroho lubang yang dimaksud dalam video yang beredar adalah boks utilitas (manhole).

Penimbunan karung pasir merupakan salah satu prosedur dalam membangun manhole.

Manhole itu memang harus ditimbun karung-karung pasir terlebih dahulu sebelum ditutup.

Hari juga menyampaikan karung-karung pasir itu akan diangkat saat pengerjaan utilitas.

Pengerjaan yang dimaksud adalah saat kabel-kabel utilitas yang menggantung di udara dipindakan kedalam boks utilitas tersebut.

2. untuk Menghindari Virus Corona, Sejumlah Orang China Melarikan Diri ke Vietnam?

Virus Corona masih hangat diperbincangkan.

Baru-baru ini beredar video di media sosial yang memperlihatkan sejumlah orang dari China melarikan diri ke Vietnam untuk menghindari Virus Corona.

Video tersebut diunggah oleh salah satu pengguna Twitter, pada Kamis (20/2/2020).

Unggahan itu juga dilengkapi narasi yang menyebut "Pelarian massal dari Tiongkok telah dimulai melalui perbatasan yang tidak terkontrol".

Tak hanya itu, narasi tersebut juga menyebut ribuan orang telah melarikan diri ke Vietnam dari perbatasan Guangxi karena Virus Corona.

Namun, menurut penelusuran Tribun-Video.com, berita itu tidak benar.

Dikutip dari factcheck.afp.com, terdapat video serupa yang telah diunggah di Youtube pada 28 November 2019, yakni sebulan sebelum wabah Virus Corona menyerang.

Dalam unggahan video itu, memperlihatkan stasiun perbatasan persahabatan, yang menghubungkan provinsi Guangxi China dengan Vietnam Utara.

Dijelaskan, Vietnam telah berhenti mengeluarkan visa masuk kepada orang-orang yang telah ke China dalam 14 hari terakhir.

Kebijakan tersebut telah berlaku sejak 31 Januari 2020, menurut Kementerian Luar Negeri Vietnam.

Tak hanya itu disebutkan, Kedutaan Besar Tiongkok di Hanoi juga mengumumkan pada 4 Februari 2020, bahwa Vietnam menutup perbatasannya dengan warga Tiongkok dan siapa saja yang bepergian dari Tiongkok ke Vietnam.

1. Indonesia Dicoret dari Daftar Negara Berkembang Gara-Gara Donald Trump Ngambek?

Masyarakat Indonesia sudah tahu bahwa Indonesia masuk ke dalam kategori negara berkembang.

Tapi beredar kabar di media sosial, Indonesia tidak lagi masuk dalam daftar negara berkembang.

Melansir dari Kompas.com, melalui kantor perwakilan perdagangan atau Office of the US Trade Representative (USTR) di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Amerika Serikat mengeluarkan Indonesia dari daftar negara berkembang.

Hal ini dikarenakan Presiden AS, Donald Trump jengkel dan merasa negaranya banyak dirugikan lantaran banyak negara yang pura-pura jadi negara berkembang agar mendapatkan perlakuan istimewa dalam beberapa kesepakatan dagang di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Di tahun 2019, Trump pernah mengungkapkan kekecewaannya pada beberapa negara yang ekonominya sudah cukup besar, namun enggan melepaskan statusnya sebagai negara berkembang di WTO.

Pada saat itu, Trump mengirimkan memo kekecewaannya yang meminta perwakilannya di WTO, yaitu USTR, untuk mencabut status negara berkembang pada sejumlah negara anggota WTO dan mengajukan pada organisasi itu agar lebih selektif dalam aturan status negara berkembang yang dinilainya merugikan AS dalam kesepakatan dagang multilateral.

Trump ngambek karena beberapa negara seperti China yang mengambil banyak keuntungan dari status mereka, untuk mempertahankan tarif bea masuk dan hambatan perdagangan lainnya, yang bertujuan untuk mendorong industry dalam negeri mereka sendiri.

Menyandang status sebagai negara berkembang memang menguntungkan dari sisi perdagangan. Hal ini dikarenakan barang impor dari negara berkembang yang masuk ke AS mendapatkan bea masuk yang lebih rendah ketimbang komoditas negara maju.

Selain China, Amerika Serikat juga mengeluarkan beberapa negara dari daftar negara berkembang di antaranya adalah negara anggota G20, seperti Argentina, Indonesia, Brazil, India, dan Afrika Selatan.

Dalam pertimbangannya, USTR mengabaikan indicator negara berkembang lainnya, seperti angka kematian bayi, angka buta huruf orang dewasa, dan harapan hidup saat lahir.

Alasan itu membuat Indonesia dan negara-negara berkembang di G20 lainnya dianggap AS tak lagi memenuhi syarat mendapatkan perlakuan istimewa sebagai negara berkembang.

(Tribun-Video.com)

Editor: Panji Anggoro Putro
Video Production: Aprilia Saraswati
Sumber: Tribun Video

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved