Selasa, 13 Mei 2025

Tribunnews WIKI

Ekstasi, Bahan Kimia Sintetis dengan Efek Kompleks yang Meniru Stimultan Shabu dan Halusinogen

Jumat, 18 Oktober 2019 21:07 WIB
TribunnewsWiki

TRIBUN-VIDEO.COM - Ekstasi adalah nama umum untuk 3,4 methylenedioxymethamphetamine (MDMA).

Ekstasi adalah bahan kimia sintetis dengan efek kompleks yang meniru stimultan shabu dan senyawa halusinogen.

Pada awalnya ekstasi dipatenkan oleh perusahaan farmasi Jerman, Merck, pada tahun 1910.

Kemudian, ekstasi digunakan sebagai obat untuk meningkatkan mood dan diet.

Ekstasi biasanya dikonsumsi secara oral (melalui mulut) dalam bentuk pil, tablet atau kapsul.

Memakai lebih dari satu sekaligus dinamakan "bumping”.

Ekstasi adalah narkoba sintetik (buatan manusia) yang dibuat di dalam laboratorium.

Para pembuat dapat menambah apa saja pada narkoba ini, seperti kafein, amfetamin1 dan bahkan kokain.

Ekstasi adalah ilegal dan memiliki efek-efek yang serupa dengan halusinogen dan stimulan.

Pil-pil itu berbeda warna dan terkadang ditandai dengan gambar-gambar kartun.

Mencampur ekstasi dengan alkohol sangat berbahaya dan dapat mematikan.

Efek-efek stimulatif dari narkoba seperti Ekstasi membuat pengguna dapat berdansa untuk waktu yang lama, dan ketika dikombinasikan dengan kondisi yang ramai dan panas seperti di pesta-pesta, dapat menyebabkan dehidrasi yang berlebihan dan kegagalan fungsi ginjal atau jantung. 

Sejarah

Ekstasi semula dibuat oleh Perusahaan Farmasi Merck pada tahun 1912.

Aslinya, Ekstasi terdiri dari Methylenediozymethamphetamine (MDMA), obat psikoaktif yang memiliki zat stimulan yang sama dengan metamfetamin.

Dalam bentuk aslinya, ia dikenal sebagai "MDMA". MDMA digunakan di tahun 1953 oleh tentara Amerika Serikat dalam uji coba perang, dan muncul kembali di 1960-an sebagai obat psikoterapi untuk “menurunkan inhibisi1”.

Baru pada 1970-an MDMA mulai digunakan sebagai narkoba pesta.

Di awal 1980-an, MDMA dipromosikan sebagai “zat kimia terbaik untuk pencarian kebahagiaan” dan “narkoba wajib” untuk pesta-pesta akhir pekan.

Masih tidak dilarang di tahun 1984, MDMA dijual dengan nama dagang “Ekstasi,” tetapi di tahun 1985 dilarang untuk dipergunakan dengan alasan keselamatan.

Sejak akhir 1980-an, Ekstasi menjadi istilah “marketing” bagi penjual narkoba “jenis Ekstasi” yang dalam kenyataannya mungkin hanya sangat sedikit atau tidak ada kandungan MDMA-nya.

MDMA saja sudah dapat membuat efek yang sangat merusak. Yang dinamakan ekstasi saat ini dapat berupa campuran zat-zat dari LSD, kokain, heroin, amfetamin dan metamfetamin, sampai racun tikus, kafein, obat anti cacing anjing, dll.

Terlepas dari logo lucu yang dikenakan oleh para pengedar pada pil-pil itu, inilah yang membuat Ekstasi sangat berbahaya; pengguna tidak benar-benar tahu apa yang dia konsumsi.

Bahaya meningkat ketika pengguna meningkatkan dosis untuk mendapatkan high yang setara dengan sebelumnya, tanpa menyadari bahwa dia mungkin mamakai obat yang bahan campurannya sama sekali berbeda.

Ekstasi paling sering berbentuk pil tetapi juga dapat disuntikkan dan dipakai dengan cara-cara lain.

Ekstasi cair sebenarnya adalah GHB (Gamma Hidroksibutirat), penekan sistem saraf—zat yang juga dapat ditemukan di pembersih pipa, pembersih lantai atau pelarut lemak.

Kasus

Pada tahun 1985, AS Drug Enforcement (DEA) melarang penggunaan obat ini karena potensinya sebagai agen perusak otak.

Menurut BNN, shabu merupakan narkotika peringkat 3 yang paling sering dikonsumsi dengan jumlah pengguna sebanyak 302.444 orang pekerja, 140.614 orang rumah tangga dan 106.704 orang pelajar. 

Dampak

Efek ekstasi jangka pendek

Pengguna biasanya akan merasakan efek ekstasi 30 menit setelah mengonsumsi.

Beberapa efek ekstasi jangka pendek meliput i:

Menurunnya nafsu makan

Insomnia

Pusing dan demam

Kram otot

Tremor

Berkeringat dingin

Penglihatan buram

Meningkatnya denyut jantung

Tekanan darah meningkat

Menegangnya mulut, wajah dan dagu

Efek ekstasi jangka panjang

Para peneliti percaya bahwa ekstasi dapat menyebabkan kebocoran serotonin di otak selama penggunaannya.

Tanpa berfungsinya neurotransmitter, kondisi seperti depresi, kecemasan, insomnia dan kehilangan memori akan lebih mungkin terjadi.

Kondisi ini akan dapat muncul dalam waktu yang lama, bahkan setelah penggunaan telah berakhir.

Efek jangka panjang

Meningkatkan kecanduan

Serangan panik

Insomnia

Linglung

Tidak mampu membedakan realita dan fantasi

Delusi paranoid

Depresi

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)

Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul: Ekstasi

ARTIKEL POPULER:

Baca: BNNP Sumsel Musnahkan Sabu 43 kg dan 27.368 Ekstasi dengan Cara Dilarutkan

Baca: Polres Banjarbaru Musnahkan Ribuan Ekstasi dan Ratusan Gram Sabu

Baca: BNNP Sumsel Gagalkan Peredaran 20 Kg Sabu dan 18 Ribu Butir Ekstasi

TONTON JUGA:

Editor: Aprilia Saraswati
Video Production: Panji Anggoro Putro
Sumber: TribunnewsWiki

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved