Kamis, 9 Oktober 2025

TRIBUNNEWS UPDATE

Ombudsman RI Ungkap Penyebab Keracunan Program MBG karena Penanganan dan Distribusi yang Tidak Tepat

Selasa, 30 September 2025 20:58 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengungkapkan, belum ada bukti mengenai dugaan sabotase terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyebabkan keracunan di sejumlah daerah.

Yeka menyebutkan, berdasarkan infomasi yang diperoleh Ombudsman, keracunan MBG cenderung disebabkan oleh penanganan bahan baku dan pengiriman makanan yang lama. 

"Ombudsman belum melihat buktinya apakah ini sabotase atau tidak,” ujar Yeka di kantornya, Selasa (30/9/2025).

“Namun informasinya, semua proyek keracunan itu lebih cenderung kepada penanganan bahan baku dan lamanya waktu pengiriman,” imbuh dia.

Ia mencontohkan, semestinya tenggat waktu 4 jam dalam proses distribusi MBG setelah dimasak. 

"Misalnya, ayam yang dibeli hari Sabtu baru dimasak hari Rabu, otomatis itu bermasalah,” kata Yeka.

Yeka menyebutkan, lemahnya sistem pengawasan menjadi akar persoalan di balik berbagai insiden yang terjadi.

Baca: Respons Menko Airlangga Soal Usul Aliansi Ekonom Indonesia MBG Dihentikan: Tegaskan Tetap Dilanjutkan

“Ombudsman sering menangani persoalan layanan publik. Jangankan program MBG yang nilainya besar, program pupuk saja nilainya Rp 50 triliun, kalau pengawasannya lemah pasti ada pencurian. 

"Begitu juga dengan MBG, kalau pengawasannya lemah, pasti akan menimbulkan masalah,” kata dia. 

Yeka berharap agar insiden keracunan yang terjadi saat ini menjadi yang terakhir, dan pemerintah harus lebih berhati-hati serta tidak terburu-buru dalam mengejar target kuantitas program. 

“Ombudsman inginnya, insiden kesehatan ini cukup terjadi sekarang saja. Jangan sampai terjadi lagi, karena risikonya berat sekali,” ujar Yeka.

Ia juga menyoroti pentingnya sertifikasi keamanan pangan bagi seluruh Satuan Pengelola Program Gizi (SPPG), tanpa terkecuali.

“Jadi semuanya harus mempunyai sertifikasi keamanan pangan. Baik yang bermasalah maupun yang tidak, semuanya wajib,” ujar Yeka. 

Baca: Detik-detik Wartawan Dicekik saat Liput Dapur MBG yang Diduga Picu Keracunan Siswa di Pasar Rebo

“Karena itu merupakan bagian dari pencegahan ke depan,” kata dia lagi. 

Lebih lanjut, Yeka menekankan agar pemerintah tidak memaksakan percepatan target penerima MBG jika belum benar-benar siap. 

“Kalau mau membangun infrastruktur silakan, tapi pastikan penyalurannya aman. Pemerintah sebaiknya berhati-hati ketimbang grasak-grusuk,” ujar Yeka.

“Misalnya pembangunan dapur fisik 32.000 itu bagus, tapi berapa yang sudah realisasi? Jangan dipaksakan,” kata dia menambahkan. 

Badan Gizi Nasional mencatat, sepanjang Januari hingga 25 September 2025, ada 5.914 penerima MBG yang mengalami mual usai menyantap menu MBG. 

Bahkan, pada September saja, setidaknya ada 2.210 orang yang menjadi korban, terdiri dari siswa sekolah hingga para guru. (Tribun-Video.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Temuan Ombudsman: Keracunan MBG karena Penanganan Bahan Baku dan Lama Dikirim"

#ombudsman #yekahendrafatika #makanbergizigratis #mbg #keracunan #penanganbahanbaku #pengirimanmakanan #pengawasan #sertifikasipangan #sppg

Editor: Tri Hantoro
Video Production: Muhammad TaufiqRahman
Sumber: Tribunnews.com

Tags
   #TRIBUNNEWS UPDATE   #Ombudsman   #keracunan   #MBG

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved