7 Fakta Unik Wamena, Kota Kecil di Papua yang Berjuluk Mutiara Hitam

Editor: Alfin Wahyu Yulianto

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Papua tak sekadar Raja Ampat atau Puncak Jaya yang namanya sudah mendunia.

Di Papua, terdapat sebuah kota kecil yang berjuluk 'mutiara hitam'.

Adalah Wamena, kota kecil yang dikelilingi Pegunungan Jayawijaya pada ketinggian 1.800 mdpl.

Selain itu, kota kecil ini masih menyimpan sejumlah fakta unik yang wajib traveler ketahui.

Berikut 7 fakta unik Wamena yang tak jauh menakjubkan dibanding Raja Ampat dan Puncak Jaya.

1. Wamena berarti babi jinak

Dalam bahasa lokal, kata 'wamena' diartikan sebagai 'babi jinak'.

Mengutip dari Indonesia Kaya, Wamena dikenal unggul baik dalam kategori obyek wisata, tradisi, kesenian, maupun kuliner.

Keunggulan ini sangatlah berbeda dan berharga, terutama bila dibandingkan wilayah Papua lainnya.

2. Terletak di Lembah Baliem

Wamena terletak di Lembah Baliem dengan panjang sekitar 80 kilometer dan lebar mencapai 20 kilometer.

Berada pada ketinggian 1.800 mdpl, Wamena memiliki udara yang cukup sejuk pada siang hari.

Sementara pada malam hari, udara dingin cukup membuat menggigil.

3. Tempat diselenggarakannya Festival Lembah Baliem

Siapapun yang mendengar Lembah Baliem pasti tidak asing dengan Festival Lembah Baliem.

Festival Lembah Baliem telah diselenggarakan sejak 1989 dan terus berlangsung setiap tahunnya hingga saat ini.

Tahun ini, Festival Lembah Baliem digelar pada 7-10 Agustus.

Sebagai ikon pariwisata Papua, Festival Lembah Baliem menyajikan beragam atraksi budaya.

4. Ada pasir putih, tapi tidak di pantai

Wamena memang dikelilingi pegunungan, namun daerah ini memiliki pasir putih serupa pasir di pantai.

Pasir putih ini bisa ditemukan di Desa Aikima, Kabupaten Jayawijaya atau sekitar 20 menit perjalanan dari pusat kota Wamena.

Konon, pasir putih ini berasal dari sebuah danau yang surut akibat gempa dahsyat yang terjadi pada 1813.

5. Mumi berusia ratusan tahun

Di Wamena, terdapat mumi Suku Dani yang telah berusia lebih dari 300 tahun.

Mumi tersebut dapat ditemukan di Distrik Kurulu, Assologaima, dan Murima.

Mumi-mumi yang disimpan dalam rumah honai tersebut merupakan jasad para kepala suku, panglima perang, atau orang yang sangat dihormati.

6. Tradisi potong jari

Suku Dani yang mendiami Lembah Baliem memiliki tradisi potong jari sebagai ungkapan berduka cita.

Bagi Suku Dani, jari adalah simbol dari keluarga, kekerabatan dan kebersamaan.

Saat salah satu anggota keluarga meninggal, Suku Dani akan mengungkapkan rasa sakit dan duka dengan ikipalin atau potong jari.

7. Pesta bakar batu

Suku Dani menyambut kebahagian saat pernikahan, kelahiran, atau kemenangan dalam perang dengan pesta bakar batu.

Seperti namanya, pesta ini dirayakan dengan membakar batu dan daun dengan umbi-umbian dan daging babi.

Dalam tradisi ini, penyelenggara akan membakar umbi dan babi untuk dibagi-bagikan.

(TribunTravel.com/Sinta Agustina)

Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul 7 Fakta Unik Wamena, Kota Kecil di Papua yang Berjuluk Mutiara Hitam

TONTON JUGA:

<iframe src="https://www.youtube.com/embed/l2UGBN52Xwc" width="520" height="292" scrolling="no" frameborder="0"></iframe>
Sumber: TribunTravel.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda