Penenun Kain Ulos Berharap Ada Galeri Seni di Danau Toba

Editor: Novri Eka Putra

Reporter: Glery Lazuardi

Cameraman: Glery Lazuardi

Video Production: Novri Eka Putra

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUN-VIDEO.COM - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Tapanuli Utara, Satika Simamora, mengapresiasi kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke sejumlah tempat di Tapanuli Utara.

Menurut dia, kunjungan kerja presiden tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Tapanuli Utara khususnya mereka yang mencari nafkah di bidang kerajinan tangan.

Sekitar 3000 orang di Kabupaten Tapanuli Utara menenun kain ulos. Upaya menenun kain itu dilakukan untuk mendapatkan penghasilan guna menghidupi kehidupan sehari-hari.

"Saya mengharapkan dari hadirnya Jokowi. Mengharapkan ada hal baru untuk (penenun,-red) ulos di Tapanuli Utara," kata Satika Simamora, di kantor Dewan Kerajinan Nasional Daerah Tapanuli Utara, Senin (29/7/2019).

Sejak Nikson Nababan menjabat sebagai bupati Tapanuli Utara pada 13 Juni 2014, Satika Simamora, selaku istri dari Nikson, mengerjakan tugas sebagai Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Tapanuli Utara.

Dia mengelola sejumlah pengrajin dan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Mulai dari penenun ulos, anyaman bambu, makanan ringan, dan minuman Wine Coffee, yang belakangan menjadi andalan.

"Kalau kami hitung per rumah tangga penenun 3000 lebih. Itu semua penenun tangan. Saya membina produk anak-anak disabilitas. Ini harus didampingi juga," kata dia.

Setelah dikelola Dewan Kerajinan Nasional Daerah Tapanuli Utara, para pengrajin kembali berupaya memproduksi barang terutama Ulos.

Dia mengungkapkan kerajinan tangan Ulos yang sebagian besar dikerjakan oleh kaum wanita itu dapat membantu menambah penghasilan di keluarga.

"Ibu rumah tangga perlu ada pendapatan untuk menambah kesejahteraan keluarga. Di sini setiap rumah menenun. Jadi beberapa tahun belakangan ini sudah mulai menaik pendapatan," kata dia.

Namun, selama ini, pengrajin mengeluhkan kesulitan untuk memasarkan produk. Daripada barang tidak terjual, mereka akhirnya menjual kepada para tengkulak meskipun harga jual di bawah harga produksi.

"Saya mau prospek lebih untuk pengrajin di sini adanya rutinitas yang memang kepada mereka ada jaminan setiap produk sudah ada tempat. Selama ini mereka berhubungan dengan tengkulak. Saya sangat sayangkan kalau ini berhenti. Sulit pemasaran," kata dia.

Upaya memasarkan produk memang menjadi kendala bagi pengrajin ulos. Dia menilai, tidak adanya tempat khusus di sekitaran Danau Toba yang dapat menampung hasil kerajinan tangan itu.

Sehingga, dia mengharapkan, adanya Jokowi, pemerintah pusat dapat membuat tempat memasarkan produk atau semacam galeri seni. Nantinya, produk-produk dapat dipasarkan di tempat itu.

"Makanya pak Jokowi hadir di Danau Toba saya mengharapkan supaya ini pada saat di pinggiran Danau Toba ada galeri-galeri. Setiap wisatawan datang bisa sambil belajar melihat penenun, belanja, sebagian yang sudah ada bahan ready to wear, beli bakal ataupun apa saja yang berhubungan dengan Ulos ini," tambahnya.(*)

Sumber: Tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda