Mengenang Tragedi Trisakti 12 Mei 1998, Luka yang Tak Terhapus dari Sejarah Reformasi di Indonesia

Editor: Danang Risdinato

Reporter: Putri Dwi Arrini

Video Production: Muna Salsabila

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM - 27 tahun silam, tepatnya 12 Mei 1998, ribuan mahasiswa Universitas Trisakti menggelar aksi demo di Jakarta.

Demonstrasi tersebut digelar untuk menuntut reformasi pengunduran diri Presiden Soeharto.

Mahasiswa tersebut menyuarakan keresahan rakyat akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Namun, aksi yang berawal dengan damai tersebut seketika berubah menjadi tragedi mengenaskan setelah aparat keamanan melepaskan tembakan ke arah mahasiswa.

Empat mahasiswa bernama Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie tewas tertembak, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka.

Baca: Kilas Peristiwa: Menolak Lupa Tragedi 1998, Kini Jadi Polemik Dianggap Bukan Pelanggaran HAM Berat

Insiden tersebut kemudian memicu protes besar-besaran yang semakin meluas di sejumlah kota di Indonesia.

Penembakan terhadap mahasiswa Trisakti menjadi pemantik atas Kerusuhan Mei 1998.

Dimana aksi massa berubah menjadi penjarahan, pembakaran, hingga kekerasan terhadap kelompok tertentu.

Situasi menjadi tak terkendali dan tekanan publik terhadap pemerintahan Soeharto pun meningkat tajam.

Soeharto yang mencoba meredam situasi, mengadakan perkumpulan dengan tokoh-tokoh masyarakat pada 19 Mei 1998.

Namun langkah tersebut gagal, hingga pada 21 Mei 1998 Soeharto resmi mengundurkan diri setelah berkuasa selama 32 tahun.

Hal itu kemudian menandai terbitnya era reformasi bangsa Indonesia.

(Tribun-Video.com)

 

Sumber: Tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda