Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru
TRIBUN-VIDEO.COM - Sejumlah negara mengungkap penolakannya akan rencana menampung warga Gaza atas konflik yang selama ini terjadi.
Hal ini berbeda dengan sikap dari Indonesia, yang mana Presiden Prabowo menegaskan siap mengevakuasi 1000 warga Gaza untuk dirawat di Indonesia.
Sikap dari Prabowo yang ingin mengevakuasi sementara warga Gaza, tampak berbanding terbalik dengan sikap mayoritas negara Arab.
Di tengah krisis kemanusiaan yang memburuk di Gaza, sebagian besar negara-negara Arab menolak menampung pengungsi Palestina.
Misalnya saja, Mesir.
Dalam beberapa catatan, Mesir menegaskan tidak akan menerima pemindahan warga Palestina dari jalur Gaza ke wilayahnya.
Baca: Israel Terpojok! Mesir & Turki Perangi IDF hingga Prabowo Siap Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi secara terbuka menyatakan penolakannya tersebut sejak Oktober 2023.
Negara lain seperti Arab Saudi, UEA dan Qatar juga menyatakan sikap serupa.
Negara-negara Arab ini resmi menolak rencana relokasi warga Palestina ke wilayahnya.
Dalam pertemuan menteri luar negeri di Kairo pada awal 2025, Saudi menegaskan penolakan terhadap segala bentuk pemindahan paksa warga Gaza.
Mereka menyebut bahwa kehadiran rakyat Palestina di tanah airnya tidak bisa digantikan oleh penampungan di negara lain.
Yordania juga turut menyatakan sikap menolak warga Gaza dipindahkan.
Pasalnya, skenario ini seperti menghalalkan niat Israel mengosongkan Gaza dan tepi Barat dari warga Palestina.
Terbaru, Turki juga mengatakan sikap penolakan akan evakuasi warga Gaza dari tanah mereka.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Turki Fidan dalam forum yang juga dihadiri oleh Indonesia.
Fidan menegaskan tidak ada rencana untuk memaksa warga Palestina meninggalkan tanah mereka.
Fidan pun menolak semua usulan yang harus memaksa warga Palestina meninggalkan wilayahnya.
Di sisi lain, Pasukan militan Palestina terlibat perang sengit dengan Brigade Golani Israel.
Baca: AS Bantu Israel Lawan Iran Lewat Pengiriman Bantuan Militer ke Timur Tengah, Perang Besar Terbit?
Serangan ini menyebabkan seorang tentara rezim Zionis terluka.
Perang sengit ini terjadi di Jalur Gaza selatan pada hari Jumat (11/4/2025).
Insiden tersebut bersamaan dengan serangan yang sedang berlangsung terhadap Rafah.
Diketahui, Brigade Golani merupakan unit infanteri yang didirikan pada 1948, bagian dari Divisi ke-36 tentara Israel di bawah Komando Utara.
Brigade tersebut telah berpartisipasi dalam semua kampanye militer besar Israel melawan negara-negara Arab dan rakyat Palestina.
Selama perang terbaru di Gaza, Operasi Pedang Besi pada 2023, Brigade Golani dikerahkan.
Akan tetapi, brigade tersebut akhirnya menarik diri setelah 60 hari serangan.
Pengunduran diri tersebut lantara Brigade Golani mengalami kerugian besar.
Sementara baru-baru ini, tentara Israel mengatakan, pasukannya melanjutkan kembali operasi militernya di wilayah Rafah.
Tepatnya berada di sepanjang poros Morag, dan di Gaza utara, termasuk Sheja’iyya dan Beit Lahia. (Tribun-Video.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tentara Brigade Golani Luka Parah di Jalur Gaza, Padahal Dianggap Israel sebagai 'Tentara Pembantai'
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.