Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru
TRIBUN-VIDEO.COM — Presiden RI Prabowo Subianto memberikan respon soal adanya aksi demo dalam 130 hari kerja hingga penolakan UU TNI yang sudah disahkan DPR.
Prabowo meminta agar setiap aksi demo yang muncul dilihat secara objektif.
Hal itu disampaikan Prabowo saat Blak-blakan bersama 7 jurnalis.
Baca: Prabowo Akhirnya Respons Kekhawatiran Masyarakat soal Isu Dwifungsi ABRI: Come On? Nonsense Itu!
Dalam wawancara tersebut, Prabowo turut ditanya terkait penanganan aksi demo yang dianggap masih abusive.
"Masalah demo adalah biasa. Dalam negara sebesar kita, kan kita sudah sepakat berdemonstrasi, orang berdemo itu dijamin Undang-Undang Dasar. Kalau ada abusive, ya, kita harus investigasi, proses secara hukum kalau abusive. Tapi coba perhatikan secara objektif dan jujur. Apakah demo-demo itu murni atau ada yang bayar. Harus objektif, dong," kata Prabowo.
Prabowo menghormati berbagai macam demo yang bermunculan sejak dirinya menjabat sebagai Presiden.
Namun harus tetap damai dan tidak memantik kerusuhan.
"Pertama, ada demo melawan efisiensi. Demo katanya dana pendidikan akan dikurangi. Jadi harus objektif, kita juga kita bukan anak kecil. Kita hormati hak untuk berdemo, asal demonya damai tidak mau menyulut kerusuhan. Nah kalau bakar-bakar ban, itu bukan damai," ujarnya.
Baca: Prabowo Blak-blakan Beri Jawaban terkait Teror Babi & Tikus kepada Redaksi Tempo: Upaya Adu Domba
Selanjutnya ia kemudian menceritakan pengalaman petugas yang berjaga demo kerap kali dilempari plastik berisi air kencing bahkan kotoran manusia.
Untuk itu, ia selalu mewaspadai adanya kekuatan asing yang ingin mengadu domba lewat aksi demonstrasi.
"Dan kenapa abusive? Kita punya pengalaman, saya mantan petugas keamanan juga. Kadang-kadang petugas dilempar plastik kencing, kadang-kadang petugas dilempar plastik isinya kotoran manusia. Jadi selalu dalam pengelolaan suatu negara kita waspada apakah ada kelompok-kelompok atau kekuatan-kekuatan asing yang ingin adu domba," ujarnya.
Selain itu Prabowo kemudian mengungkit Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang membubarkan USAID.
Prabowo menyatakan pemerintahan Trump memiliki bukti bahwa media tersebut banyak membiayai LSM.
"Ini berlaku lazim, data-data keluar sekarang. Pemerintah Trump membubarkan USAID, dan di situ ketemu bukti-bukti, bahwa USAID membiayai banyak LSM-LSM di mana-mana. Bahkan ya ini kan keluar semua," ucapnya.
Baca: Blak-blakan! Prabowo Sebut Indonesia dalam Ancaman Perang Nuklir hingga PD III: Kita akan Kena
Lebih lanjut, Prabowo mengajak semuanya untuk berpikir jernih mengenai demo.
Menurutnya, demo yang menimbulkan kekacauan dan kerusakan merupakan bagian dari melawan kepentingan nasional dan rakyat.
"Jadi saya mengajak kita berpikir dengan jernih, demo itu hak tapi juga kalau demo dibuat untuk menimbulkan kekacauan dan kerusuhan ini menurut saya adalah melawan kepentingan nasional dan melawan kepentingan rakyat," jelasnya.
"Demo kenapa? Bisa di London di Amerika di mana demo nggak usah merusak, nggak usah merusak pagar nggak usah ngerusak stasiun bus, terminal bus, ini kan uang rakyat. Boleh demo di kampus tapi jangan merusak fakultas ini uang rakyat," jelasnya lagi.
Prabowo mengungkapkan petugas kepolisian yang berjaga saat demo tidak dilengkapi dengan senjata.
Dia menilai kerusuhan yang terjadi ketika demo berlangsung karena adanya emosi. (*)
Sumber
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.