Kini Berubah Sikap, Junta Militer Myanmar Setuju Gencatan Senjata 3 Pekan demi Korban Gempa

Editor: Danang Risdinato

Reporter: Fransisca Krisdianutami Mawaski

Video Production: Abdul Salim Maula Safari Thoyyib

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM - Junta militer Myanmar akhirnya setuju melakukan gencatan senjata selama tiga pekan seiring dengan penanganan bencana gempa yang menewaskan lebih dari 2800 orang.

Sebelumnya pemimpin Junta militer, Min Aung Hlaing menolak usulan gencatan senjata dari kelompok oposisi.

Alasannya, mereka khawatir jeda waktu ini dimanfaatkan oleh kelompok oposisi untuk menyiapkan serangan.

Dalam pengumuman pada Rabu (2/4) malam, gencatan senjata ini akan berlangsung dari 2 April hingga 22 April 2025 untuk memfasilitasi korban gempa.

Pihak junta juga memperingatkan kelompok-kelompok oposisi untuk menahan diri agar tak menyerang negara.

Mereka mengancam akan mengambil tindakan yang diperlukan jika gencatan senjata dilanggar.

Sebelumnya, kelompok pemerintah bayangan Myanmar, National Unity Government (NUG) menawarkan gencatan senjata selama dua pekan.

Usulan yang sama juga diajukan oleh kelompok lainnya seperti Arakan Army, Myanmar National Democratic Alliance Army, dan Ta'ang National Liberation Army.

Perubahan sikap Hlaing diduga karena adanya tekanan dari sekutu mereka, China.

Baca: Korban Gempa Myanmar Berhasil Diselamatkan dari Reruntuhan setelah 5 Hari, Kondisinya Masih Sadar

Sebelumnya militer Myanmar melakukan blunder karena menembaki konvoi bantuan Palang Merah China pada Selasa malam.

Insiden terjadi sekira pukul 21.30 waktu setempat saat konvoi yang terdiri dari sembulan kendaraan itu melintas di Kotapraja Nawnghkio di Negara Bagian Shan Utara.

Bantuan tersebut sedianya akan diberikan pada korban gempa di Kota Sagaing dan Mandalay, wilayah terdampak parah.

Juru bicara junta, Zaw Min Tun mengklaim, konvoi tersebut menggunakan truk dengan pelat nomor Myanmar dan tak memiliki izin dari otoritas militer.

Selain tekanan China, dugaan lainnya adalah agenda Min Aung Hlaing yang akan melawat ke Bangkok, Thailand dalam rangka menghadiri KTT ASEAN.

Terkait dengan update korban gempa Myanmar, media setempat melaporkan jumlahnya mencapai 2886 orang untuk korban tewas.

Sementara untuk korban luka mencapai 4639 orang dan 373 lainnya masih hilang.

(TribunVideo.com)

Artikel ini telah tayang di sini

 

Sumber: Sumber Lain
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda