Gempa Myanmar Meningkatkan Korban Jiwa, Junta Tetap Menolak Gencatan Senjata: Khawatir Dimanfaatkan

Editor: Damara Abella Sakti

Video Production: Ignatius Agustha Kurniawan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM — Junta Militer Myanmar menyatakan menolak melakukan gencatan senjata seperti yang diusulkan kelompok etnis.

Gencatan senjata ini dimaksudkan untuk membantu operasi penyelamatan korban gempa yang saat ini masih terjebak reruntuhan.

Pemimpin Junta, Jenderal Min Aung Hlaing menuding usulan dari kelompok-kelompok pemberontak tersebut sebagai upaya untuk menyiapkan serangan terhadap militer berkuasa.

Baca: Korban Gempa Myanmar Berhasil Diselamatkan dari Reruntuhan setelah 5 Hari, Kondisinya Masih Sadar

Hal tersebut dikatakan oleh Min Aung Hlaing dalam acara penggalangan dana di Naypidaw, Selasa (1/4).

Adapun pengumuman ini disampaikan saat korban tewas gempa Myanmar kini mencapai angka 2179 orang.

Selain korban tewas, gempa dengan magnitudo 7,7 itu juga melukai lebih dari 4000 orang dan membuat 400 orang hilang.

Usulan gencatan senjata diajukan oleh Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), EAO, Tentara Aliansi Demokrasi Nasional Myanmar (MNDAA), dan Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA).

Baca: Junta Militer Disebut Halangi Bantuan untuk Korban Gempa Myanmar seusai Bombardir Warga Sipil

Junta militer Myanmar sendiri diketahui melanjutkan serangan udaranya, bahkan sesaat setelah gempa terjadi.

Serangan dilakukan di sebuah desa di Kotapraja Nawnghkio, Negara Bagian Shan yang menewaskan tujuh anggota Tentara Pembebasan Rakyat Danu dan tiga warga sipil.

Sementara di wilayah Sagaing, penduduk melaporkan pasukan rezim mengebom desa-desa menggunakan paramotor.

Serangan demi serangan terus dilancarkan oleh junta militer hingga Senin kemarin.

(*)

Baca artikel lainnya di sini

#Myanmar # Gencatan Senjata # Junta # Gempa Myanmar

Sumber: Tribun Video
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda