Susi Murka! Soroti Respons Hasbi Nasbi pada Teror Jurnalis Tempo, Minta Praborwo Ambil Tindakan

Editor: Aditya Wisnu Wardana

Video Production: Latif Ghufron Aula

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru.

 

TRIBUN-VIDEO.COM - Eks Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti merasa geram dengan pernyataan Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi saat membahas soal teror yang dialami media Tempo belakangan ini.

Sebelumnya, Hasan Nasbi diketahui menanggapi santai soal teror yang dialami oleh salah satu Jurnalis Tempo pengisi program "Bocor Alus" Tempo, Francisca Christy Rosana alias Chica.

Saat itu, Hasan Nasbi mengatakan bahwa kiriman kepala babi itu dimasak saja. Dia menilai Chica tidak merasa terancam dengan teror yang terjadi itu.

“Sudah dimasak aja, kepala babi dimasak aja, saya lihat di media sosialnya Fransisca justru dia minta dikirimin daging babi."

"Artinya dia tidak terancam kan, buktinya dia bisa bercanda,” ujar Hasan Nasbi saat ditemui di kompleks Istana, Jakarta, pada Jumat (21/3/2025) malam.

Hasan Nasbi juga mengatakan peristiwa itu tidak perlu dibesar-besarkan.

Baca: NASIB Keluarga Jurnalis Tempo yang DIANCAM hingga Whatsapp Diretas Usai Diteror Kepala Babi & Tikus

“Menurut saya tidak perlu dibesar-besarkan,” ujarnya.

Pernyataan Hasan Nasbi itulah yang membuat Susi geram, bahkan meminta Presiden Prabowo Subianto tak lagi menugaskannya lagi sebagai perwakilan pemerintah untuk bicara di publik.

"Ignorance !!!! he has to stop represent goverment talking in public. Pak Presiden @prabowo," tulis Susi di X pribadinya, @susipudjiastuti, dikutip pada Senin (24/3/2025).

"Ketidaktahuan !!!! dia harus berhenti mewakili pemerintah berbicara di depan umum, Pak Presiden @prabowo."

Sebelumnya, Tempo sudah dua kali mendapatkan kiriman teror bangkai hewan dari orang tidak dikenal.

Pertama adalah kiriman kepala babi tanpa telinga yang diterima pada Rabu (19/3/2025), ditujukan kepada kepada Francisca Christy Rosana, wartawan desk politik sekaligus host siniar Bocor Alus Politik.

Kemudian, kiriman kedua diterima pada Sabtu (22/3/2025), berisi enam ekor tikus dengan kondisi kepala yang sudah terpenggal.

Pengamat Politik Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti, juga turut mengomentari pernyataan Hasan Nasbi soal teror kepala babi tersebut.

Ray mengaku tak menyangka atau menduga kata-kata seperti keluar dari seorang kepala komunikasi presiden.

"Ucapan dan tindakannya tidak lagi semata mencerminkan dirinya tapi mencerminkan pemerintah dan bahkan negara."

Baca: Respons Keras AHY soal Aksi Teror Kepala Babi dan Bangkai Tikus yang Dikirim OTK ke Kantor Tempo

"Maka jika kalimat seperti itu keluar dari lisan seorang pejabat negara maka kepada siapa kita mengharap teladan dalam berbangsa," kata Ray, Senin (24/3/2025).

Menurut Ray, kalimat 'Itu bisa dimasak' itu jelas menggambarkan suatu perasaan yang marah, emosi bahkan bernuansa dendam.

"Ada apa antara Hasan Nasbi dengan Tempo. Apa kiranya yang membuat Tempo seperti sesuatu yang tidak patut dan layak dilindungi keselamatannya?" kata Ray.

"Alih-alih dilindungi, malah disudutkan dengan kata-kata seperti di atas. Dan tidak cukup sampai di situ, terus dipojokan dengan istilah itu urusan Tempo sendiri," jelasnya.

Kalimat kedua, menurut Ray, menunjukan pemerintah seperti lepas tangan dari keselamatan warga negara.

"Siapapun dia, bahkan seorang kriminal sekalipun, wajib mendapatkan perlindungan keselamatan dari negara. Tanpa kecuali."

"Maka kalimat saudara Hasan Nasbi tersebut seperti melepaskan kewajiban pemerintah itu," kata Ray.

Ray mengatakan, pemerintah yang tidak menjamin keselamatan warga negara adalah pemerintah yang tidak layak untuk memerintah.

"Pernyataan bahwa reaksi awak Tempo dengan bercanda jadi sebab pemerintah tidak peduli pada ancaman keselamatan awak Tempo adalah dalih yang tidak absah."

"Ekspresi seseorang yang mendapat teror tidak dapat dipaksakan dengan model tertentu," imbuhnya.

Ray mengatakan, pemerintah lepas tangan karena ekspresi korban tidak sesuai yang mereka bayangkan atau inginkan menunjukan bibit otoritarianisme.

"Meminta segala hal sesuai dengan keinginan, arahan, dan bahasa kekuasaan adalah watak otoritarianisme dari kekuasaan," tandasnya.

(Tribunnews.com/Rifqah/Rahmat Fajar)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Geramnya Susi Pudjiastuti dengan Hasan Nasbi soal Teror Tempo: Dia Harus Berhenti Bicara Depan Umum

Sumber: Tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda