TRIBUN-VIDEO.COM - Seusai membentuk tim khusus, Polres Asahan, Sumatera Utara melakukan ekshumasi atau pembongkaran makam siswa SMA bernama Pandu Brata Siregar pada Minggu (16/3).
Pembongkaran makam ini dilakukan untuk mengungkap penyebab kematian Pandu.
Sebelumnya muncul dugaan Pandu meninggal karena ditendang oleh oknum polisi.
Proses ekshumasi ini digelar Polres Asahan di Dusun I, Desa Parlaki Tangan, Kecamatan Ujung Pandang, Kabupaten Simalungun.
Tenda sederhana pun dibangun di sekitar makam sebagai tempat ekshumasi.
Sejumlah kerabat dan warga berdatangan ke lokasi untuk menyaksikan langsung proses ekshumasi.
Baca: Kronologi Siswa SMA di Asahan Sumut Diduga Tewas Buntut Ditendang Polisi, Alami Kebocoran di Lambung
Proses ekshumasi ini penting dilakukan untuk pengungkapan kasus, pasalnya jasad korban akan diotopsi agar penyebab kematiannya bisa diketahui.
Sebelumnya, Kaur Bin Ops Satuan Reserse Kriminal Polres Asahan Iptu Ahmadi pada Jumat (14/3) menerangkan, tim khusus bentukan Kapolres Asahan dibagi jadi dua, yakni tim Reskrim dan tim Propam.
Tim khusus tersebut saat ini tengah bekerja melakukan pendalaman termasuk meminta keterangan para saksi.
Para saksi yang diperiksa termasuk rekan Pandu di sekolah.
Kasus kematian Pandu bermula ketika remaja 18 tahun itu menonton balap liar di Jalan Sungai Lama, Desa Perkebunan Hessa, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan, Minggu (9/3) pukul 00.30 WIB.
Polsek Simpang Empat yang menerima laporan dari warga kemudian mendatangi lokasi membubarkan puluhan pemuda.
Beberapa orang termasuk Pandu kemudian melarikan diri dengan cara menaiki sepeda motor yang kemudian dikejar polisi.
Saat proses pengejaran, Pandu tiba-tiba terjatuh dan mengalami luka.
Baca: Minta Polisi Periksa Nikita Mirzani Terkait Penganiayaan, Razman: Saya akan Teriak Lagi
Polisi kemudian membawanya ke Puskesmas Simpang Empat untuk dilakukan tindakan medis lantaran ia mengeluhkan sakit di perut.
Setelah dirawat, Pandu dibawa ke Polsek Simpang Empat untuk proses pembinaan dan tes urine.
Disebutkan bahwa hasil tes urine Pandu menunjukkan remaja tersebut positif narkoba.
Namun pihak keluarga Pandu membantah cerita yang disampaikan oleh polisi.
Menurut seorang kerabat Pandu, sebelum meninggal remaja tersebut mengaku telah ditendang polisi sebanyak dua kali sehingga membuatnya sakit perut.
Pandu kemudian meninggal dunia pada Selasa (11/3) setelah menjalani perawatan di rumah sakit.
Keluarga juga menemukan luka lain di beberapa tubuh Pandu.
Tak hanya itu, keluarga juga membantah Pandu mengonsumsi narkotika.
(TribunVideo.com)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Polres Asahan akan Ekshumasi Jasad Siswa yang Diduga Dianiaya Oknum Polisi
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.