Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru
TRIBUN-VIEO.COM - Gubernur baru ibu kota Suriah, Damaskus, Maher Marwan, mengatakan dalam sebuah wawancara yang dirilis pada tanggal 27 Desember bahwa otoritas baru negara tersebut ingin menjalin hubungan baik dengan Israel, dan tidak ingin “mengancam” “keamanannya” dengan cara apa pun.
Pejabat yang ditunjuk HTS mengatakan Suriah menginginkan 'perdamaian' dan 'tidak bisa menjadi lawan' Israel sambil meremehkan serangan dan pendudukan Israel.
"Israel mungkin merasa takut. Jadi, mereka maju sedikit, mengebom sedikit, dan sebagainya," kata Maher kepada kantor berita NPR yang berbasis di AS dalam sebuah wawancara, meremehkan kampanye pengeboman besar-besaran dan belum pernah terjadi sebelumnya serta serangan militer yang dilancarkan oleh Israel di Suriah setelah jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad.
Baca: Pemerintah Baru Suriah Tangkap 300 Pendukung Assad Kurang dari Seminggu, Ada Sosok Jenderal Kejam
Ketakutan ini "wajar," imbuh Marwan.
"Kami tidak takut terhadap Israel, dan masalah kami bukan dengan Israel," lanjutnya dalam pesan yang disampaikan atas nama pemerintah baru Suriah.
"Dan kami tidak ingin ikut campur dalam hal apa pun yang akan mengancam keamanan Israel atau keamanan negara lain. Ada orang-orang yang menginginkan hidup berdampingan. Mereka menginginkan perdamaian. Mereka tidak menginginkan pertikaian," kata gubernur tersebut kepada NPR. "Kami menginginkan perdamaian, dan kami tidak bisa menjadi lawan bagi Israel atau lawan bagi siapa pun."
Baca: Pemerintah Baru Suriah Nyatakan Keinginannya agar Rusia Tetap Tinggal, Tegaskan Aliansi Strategis
Pasukan Israel sekarang menduduki sekitar 500 kilometer persegi wilayah selatan Suriah.
Perluasan wilayah Israel baru-baru ini telah menyebabkan pasukan penyerang merebut sumber air yang berharga seperti Bendungan Al-Wahda di Cekungan Sungai Yarmouk. Israel juga telah mendirikan tujuh pos terdepan permanen di sepanjang zona penyangga yang dipantau PBB, yang diperluas oleh pasukan Israel segera setelah jatuhnya Damaskus, ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan berakhirnya perjanjian perbatasan Israel-Suriah tahun 1974.
Dua pos terdepan di Gunung Hermon ini menghadap Damaskus dan seluruh pinggiran baratnya. Pasukan Israel telah menembaki pengunjuk rasa Suriah dan mengancam penduduk kota-kota dekat pedesaan Damaskus dan Quneitra.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gubernur Baru Damaskus: Masalah Suriah Bukan dengan Israel, Tel Aviv Perluas Pendudukan di Suriah
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.