Bak Minum Obat, Agus Buntung 3 Kali Sehari ke Homestay dengan Wanita Berbeda

Editor: winda rahmawati

Video Production: Muhammad Arief Prasetyo

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Menjalani rekonstruksi atas kasus dugaan pelecehan asusila terhadap belasan wanita, I Wayan Agus Suartama (22) alias Agus Buntung, ternyata sering datang ke homestay.

Bahkan, bak minum obat, Agus Buntung 3 kali sehari datang ke homestay bersama wanita berbeda.

Diketahui, Agus Buntung merupakan pria difabel yang disebut merudapaksa seorang wanita yang berstatus mahasiswi di NTB viral di media sosial dan kini menjadi perbincangan publik. Pria disabilitas asal Kota Mataram inisial IWAS alias Agus diduga melakukan tindak pidana pelecehan asusila, bahkan korbannya disebut-sebut lebih dari satu orang.

Hal itu terungkap saat rekonstruksi kasus pelecehan versi Agus Buntung, Rabu (11/12/2024).

Pada rekonstruksi itu, Agus Buntung memeragakan 49 adegan di tiga lokasi, yakni Taman Udayana, Islamic Center, dan Nangs Homestay.

Agus Buntung menuju ke homestay sambil dibonceng oleh korban.

Kemudian ada adegan korban memberikan uang registrasi ke pegawai homestay.

"Agus bilang 'langsung bayar' gitu?" tanya penyidik.

"Iya," kata Agus Buntung mengangguk.

Kemudian ia pun membenarkan bahwa perintah itu sudah disampaikan ke korban sejak berputar-putar di jalan.

Lalu setibanya di homestay, kata Agus Buntung, korban tanpa diperintah sudah langsung memberikan uang ke penjaga.

"Dia langsung bayar sendiri, karena di jalan (Agus) sudah ngomong ," katanya lagi.

Kemudian ada adegan korban yang diperankan oleh petugas, sedang memberikan uang ke penjaga homestay.

Penjaga homestay pun membenarkan kalau saat itu, korban yang membayar kepadanya.

"Yang bayar cewek, kadang dia yang bayar," jawabnya.

Menurut dia, saat memesan kamar, Agus Buntung selalu memilih kamar nomor 6 yang posisinya berada di pojok.

"Nggak (pernah pindah), posisi di pojok," katanya lagi.

Baca: Penampakan Langit AS Dipenuhi Puluhan Drone Misterius, Pentagon Bantah Pesawat Nirawak Milik Iran

Ia pun mengatakan kalau dirinya sudah sering melihat Agus datang dengan membawa banyak wanita berbeda.

"Sudah sekitar 4 sampai 6 kali ke sini, dengan wanita berbeda dalam satu minggu," jelas dia.

Senada, pengelola homestay, Sinta Agustina membenarkan Agus Buntung sering datang ke homestay-nya.

"Si Agus memang sering datang ke sini orangnya, hampir setiap hari," katanya.

"Kalau langganan sih nggak, dia di banyak tempat, gak cuma di sini aja."

" Cuma pas kejadian dia kan di sini," tambah Sinta.

Sinta pun mengaku kerap melihat ada yang janggal dengan wanita yang setiap kali dibawa oleh Agus Buntung.

"Emang ada yang janggal, kemarin ada yang nangis, yang saya lihat ada pakai almamter biru sama kayak dia."

"Saya duduk di sana, itu nangis pas keluar dari kamar," katanya.

Namun ia mengaku tidak tahu kenapa wanita itu menangis, sebab tidak mendengar adanya suara teriakan dari dalam kamar.

"Seandainya mereka teriak di dalam, saya bisa minta tolong kan. Tapi tidak ada yang berteriak, ada yang lari, gitu aja yang saya lihat," tuturnya.

Sinta pun membantah adanya tudingan yang mengatakan kalau dirinya bekerja sama dengan Agus Buntung.

"Dengan mencuatnya kasus ini saya juga tidak tahu pribadi dia, karena dia sudah cukup umur."

"Kedua, kalau anggap lah di aplikasi, PSK berhijab juga banyak ya, gak mesti harus seksi," kata Sinta lagi.

Sinta juga mengatakan kalau Agus Buntung bisa sehari tiga kali datang ke homestay itu.

"Waktu pas saya waktu libur, sehari bisa dua kali, sama malem sekali. Jadi 3 kali dalam sehari, dengan cewek berbeda," jelasnya.

Saat ditanya siapa yang membayar, kata Sinta, biasanya korban yang menyerahkan uang kepada penjaga.

"Dia gak punya tangan kan. Tapi siapa yang punya uang kan saya gak tahu, uangnya dikasih lewat pegawai saya," ungkapnya lagi.

Sementara itu, korban lain, Bunga, mengaku tidak berani teriak karena diancam akan dinikahkan dengan Agus.

"Saya kan gak mau nikah sama dia," katanya.

Baca: Akui Dapat Masukan Prabowo, RK-Suswono Putuskan Batal Gugat ke MK Terkait Hasil Pilkada

Dirreskrimum Polda NTB, Kombes Syarif Hidayat mengatakan, rekonstruksi versi Agus Buntung itu nantinya akan jadi bahan pertimbangan hakim di pengadilan.

"Dari 28 agenda yang kita rekonstruksikan, berkembang jadi 49. Ini jadi bahan perbandingan di persidangan nanti."

"Karena ini versi tersangka, jadi kita akomodir, tidak mungkin kita menghalangi," pungkasnya.

Sementara itu, pengacara korban Andre Safutra mencurigai ibu Agus Buntung ikut dalam kejahatan sang anak.

Sebab saat beraksi, Agus selalu meminta tolong telepon ibunya.

"Kemungkinan ada (bahwa ibu Agus membantu kejahatan Agus), tapi itu nanti pihak kepolisian menggali hal tersebut, apakah (ibunya) komplotan bersama pelaku."

"Untuk keterangan korban, hampir 15 korban mengatakan 'minta tolong untuk diperiksa juga ibu tersangka'."

"Karena sama semua (modusnya Agus), tersangka meminta tolong telepon ibunya saat melakukan aksinya," kata Andre.

Pandangan Psikolog

Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) NTB, Lalu Yulhaidir, menyatakan bahwa individu penyandang disabilitas tidak berbeda secara psikoasusila dengan nondisabilitas.

"Perbedaan hanya terjadi dalam hal pubertas," ujarnya, Senin, 2 Desember 2024.

Ia menambahkan bahwa pelaku bisa melakukan manipulasi emosi untuk menggaet korbannya.

Salah satu korban, melalui anggota Koalisi Anti Kekerasan asusila NTB, Rusdin Mardatillah, melaporkan bahwa Agus mengancam akan membongkar aibnya jika tidak mengikuti permintaannya untuk melakukan ritual mandi wajib.

Klarifikasi Polda NTB

Polda NTB mengklarifikasi bahwa Agus bukan tersangka rudapaksa, melainkan pelecehan asusila.

"Kami menangani perkara pelecehan asusila secara fisik," tegas Kombes Syarif Hidayat.

Kasus ini diatur dalam Pasal 6C Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan asusila (TPKS), bukan KUHP Pasal 385.

Hingga kini, kasus pelecehan yang menjerat Agus masih berlanjut, dengan laporan terbaru menyebutkan bahwa 15 wanita menjadi korban, termasuk yang masih di bawah umur.

Agus kini berstatus sebagai tahanan kota setelah ditetapkan sebagai tersangka.

Dari total 15 korban yang telah melapor ke KDD, tiga di antaranya masih berusia di bawah umur.

Jumlah korban yang telah diperiksa oleh tim penyidik Unit PPA Polda NTB hingga saat ini berjumlah tujuh orang.

"Kalau kemarin 13, ini ada tambahan 2 yang menyampaikan ke KDD, tapi kami menginginkan agar korban-korban itu mau melapor dan di-BAP," tambah Joko.

Dua korban baru ini bahkan ada video dugaan pelecehan yang dilampirkan sebagai barang bukti.

 Selain rekaman rekaman video, ada pula bukti baru rekaman suara.

Baca: TERUNGKAP ALASAN Dokter Koas Dianiaya, Diduga Karena Rencana Liburan ke Eropa Terusik Jadwal Jaga

Joko juga mengungkapkan bahwa dua korban telah menyerahkan barang bukti kepada polisi, berupa rekaman video dan rekaman suara.

"Jadi satu tadi adalah rekaman video, tetapi tidak ada gambarnya. Yang ini hanya rekaman suara saat saudara AG melakukan proses grooming dan manipulasi," ujarnya.

KDD tengah berkoordinasi secara terintegrasi dengan Kementerian Hukum dan HAM, Kejaksaan, serta Dinas Sosial untuk kelanjutan kasus pelecehan asusila yang melibatkan tersangka penyandang disabilitas tuna daksa tersebut.

"Nantinya kasus ini akan terus berjalan dan tahanan rumah tidak akan lagi dipakai.

Kami juga akan memikirkan langkah-langkah berikutnya," tegas Joko.

Sebelumnya, Polda NTB telah menemukan dua alat bukti dan menetapkan AG sebagai tersangka dugaan pelecehan asusila.

Saat ini, tersangka AG masih menjalani tahanan rumah.

Polisi menyebutkan bahwa dugaan kekerasan asusila ini terjadi di sebuah home stay di Kota Mataram pada 7 Oktober 2024 sekitar pukul 12.00 Wita.

Tersangka dijerat Pasal 6 C Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan asusila (TPKS) dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun.

 

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Bak Minum Obat, Agus Buntung 3 Kali Sehari ke Homestay dengan Wanita Berbeda

Sumber: Tribun Lampung
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda