TRIBUN-VIDEO.COM- Lebaran identik dengan tradisi berziarah atau nyekar.
Ziarah kubur sendiri telah ada sebelum Islam datang.
Namun, sebelumnya Nabi Muhammad SAW pernah melarangnya.
Seiring berjalannya waktu maka tradisi ziarah kubur dihidupkan kembali, bahkan dianjurkan oleh sang Rasul.
Baca: Pemantapan Semana Santa Larantuka Flores Timur 2024, Peziarah Diimbau Pakai Masker saat Prosesi
Hal ini dimaksudkan agar kaum Muslimin mengingat akhirat.
Masih dari buku Mari Ziarah Kubur, tradisi ini telah ada sejak zaman dahulu. Kebiasaan ini dilakukan oleh semua lapisan masyarakat.
Setelah Islam masuk ke Indonesia, tradisi ziarah kubur kian dipertahankan dan berkembang.
Ketika nyadran, mereka mendatangi makam-makam, mendoakan, membersihkan serta menaburkan bunga di atas makam. Nyadran ini merupakan percampuran antara tradisi Jawa dengan budaya Islam.
Baca: Alasan dari Doa-doa yang Tidak Dikabulkan: Berburuk Sangka Kepada Allah
Dikatakan dalam sumber yang sama, para Wali Songolah yang menggabungkan tradisi nyadran dengan dakwah. Ini menjadi cara agar Islam mudah diterima kala itu.
Tidak ada dalil khusus yang memerintahkan ataupun melarang ziarah kubur jelang Ramadhan. Terlebih tidak ada waktu pengkhususan kapan sebaiknya ziarah kubur dilakukan, seperti diterangkan dalam buku 89 Kesalahan Seputar Puasa Ramadhan oleh Abdurrahman Al-Mukaffi.
Hukum dari ziarah kubur sendiri adalah sunnah.
Nah kalau kalian, biasanya mengikuti tradisi nyekar atau enggak nih tribunnews?
(Tribun-video.com)
Host: Nurul Ashari
VP: Rahmat Gilang Maulana
# Tradisi Ziarah Kubur # ziarah kubur # Lebaran # Kubur
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.