Palestina Dilanda Konflik 'Saudara', Fatah Tuding Hamas Biang Kerok atas Dampak Serangan 7 Oktober

Editor: Restu Riyawan

Reporter: sara dita

Video Production: Okwida Kris Imawan Indra Cahaya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM - Media Israel menyebut bahwa Fatah, otoritas yang berkuasa atas Palestina saat ini, menyalahkan militan Hamas terkait dampak perang 7 Oktober.

Seruan ini menandai pertama kalinya otoritas Palestina mengeluarkan pernyataan dan menyebut Hamas bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Mengutip The Jerusalem Post pada Minggu (17/3/2024), Fatah mengatakan bahwa Hamas menyebabkan bencana mirip Nakba yang dialami warga Palestina.

Tuduhan tersebut muncul sebagai tanggapan atas kritik Hamas terhadap penunjukan Perdana Menteri baru Palestina Mohammad Mustafa.

Sosok Mustafa digambarkan sebagai mitra dekat Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.

Hamas menyebut penunjukkan Mustafa sebagai keputusan individual.

Kelompok militan yang menguasai Gaza tersebut mengklaim bahwa Otoritas Palestina “disibukkan dengan langkah-langkah formal yang tidak memiliki substansi".

Mereka berpendapat bahwa pemerintahan baru Palestina tidak akan memiliki konsensus nasional.

Hamas juga menolak apa yang mereka sebut sebagai “kebijakan eksklusivitas dan memperdalam perpecahan pada momen bersejarah yang penting".

Baca: Abaikan Seruan Dunia, Netanyahu Nekat Bakal Serang Rafah: Ini Akan Makan Waktu Beberapa Minggu

Selain itu, Hamas menyerukan konsensus dan persatuan nasional, serta pembentukan kepemimpinan yang bersatu dan penyelenggaraan “pemilihan umum yang bebas dan demokratis.”

Kritik Hamas pun ditanggapi Fatah dengan pertanyaan penuh sindiran dan kecaman.

Menurut Fatah , Hamas yang saat ini dalam upaya negosiasi dengan Israel berkait gencatan senjata, sama sekali tak berkonsultasi dengan Otoritas Palestina.

Konsesi yang ditawarkan Hamas dalam negosiasi dengan Israel , tidak memiliki tujuan selain menjamin keamanan pribadi para pemimpinnya dan mencoba mencapai kesepakatan dengan Netanyahu untuk mempertahankan perannya memecah belah Gaza dan Palestina.

Fatah juga merujuk pada pengambilalihan Gaza yang dilakukan Hamas pada 2007 setelah memenangkan pemilu.

Mereka mempertanyakan apakah Hamas berkonsultasi ketika melakukan kudeta hitam terhadap legitimasi nasional Palestina pada 2007, dan menolak semua inisiatif untuk mengakhiri perpecahan.

Mengenai penunjukan Mustafa, Fatah menyindir Hamas , dengan mengatakan bahwa Mustafa “dipersenjatai" dengan agenda nasional, dan bukan dengan agenda palsu yang tidak membawa apa-apa, selain kesengsaraan bagi rakyat Palestina dan tidak memberikan manfaat apa pun bagi mereka.

Dengan sinis, Fatah menyampaikan keheranannya kenapa Hamas “menunjuk seorang perdana menteri dari Iran, atau membiarkan Teheran menunjuk seorang perdana menteri untuk Palestina.”

Pernyataan itu merupakan analogi yang merujuk pada aliansi Hamas dengan Republik Islam Iran dalam memerangi Israel .

Fatah juga menyindir gaya hidup mewah yang dipimpin oleh kepemimpinan Hamas di Qatar, dengan menyatakan bahwa “tampaknya kehidupan nyaman yang dijalani para pemimpin ini di hotel bintang tujuh telah membutakan mereka dari apa yang benar.”

Hal itu membuat Fatah juga bertanya-tanya, mengapa pemimpin Hamas dan keluarganya, meninggalkan Gaza dan membiarkan rakyat Palestina menghadapi “perang pemusnahan yang brutal” tanpa perlindungan apa pun.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Hamas dan Fatah Bertengkar Soal Kekuasaan di Tengah Bencana Kemanusiaan di Gaza

#gaza #palestina #hamas #fatah

Sumber: Tribunnews.com
   #Hamas   #Fatah   #Israel
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda