Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru
TRIBUN-VIDEO.COM - Berikut ini berita Populer Sumbar yang telah tayang selama 24 jam terakhir di Tribun Padang.
Ada berita tentang Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan Memakan Korban Jiwa, 16 Orang Meninggal, 7 Orang Hilang.
Kemudian berita Pilu Warga Batu Bala Pessel, Rumah Hancur Dihantam Banjir, Tidur Gelap-gelapan, Makan Seadanya.
Baca berita selengkapnya :
1. Banjir dan longsor yang melanda Pesisir Selatan, Sumatera Barat memakan banyak korban jiwa.
Dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Darah (BPBD) daerah itu, sebanyak 16 orang meninggal dunia hingga, Sabtu (9/3/2024) sore.
Selain itu, tujuh orang hingga saat ini masih hilang dan proses pencarian oleh petugas gabungan masih berlangsung.
"Korban jiwa ini ada di empat lokasi," kata Kalaksa BPBD Kabupaten Pesisir Selatan, Doni Gusrizal kepada TribunPadang.com, Sabtu sore.
Dia menuturkan, dari jumlah itu sebanyak delapan korban meninggal dunia di Kecamatan Koto XI Tarusan, persisnya di Barung Barung Balantai.
Di daerah itu, Doni bilang masih ada dua orang lainnya yang masih dicari. "Total di Tarusan ada 10 orang yang hilang," imbuhnya.
Baca: Warga Hale Sikka Tewas Tertimbun Material Longsor, Sekdes: Korban Dievakuasi dan Diserahkan Keluarga
Doni melanjutkan, sebanyak enam orang lainnya ditemukan meninggal dunia di Kampung Langgai, Kecamatan Sutera.
Di daerah ini tercatat 10 orang yang hilang dan empat orang lainnya masih di cari.
"Terus sisanya di Lumpo dan Lengayang satu orang masing-masing," kata Doni.
"Satu lagi orang hilang di Lumpo, belum juga ditemukan," tambahnya.
Lebih rinci Doni menuturkan, korban meninggal di Tarusan merupakan pengendara yang melintas dan hanyut terbawa air.
Dia menyebut ada dua mobil dan satu motor yang terbawa arus saat banjir.
"Satu mobil itu travel dari Padang ke Bengkulu, satu lagi mobil pribadi, satu pemotor," ujar Doni.
Sementara itu, korban meninggal di Lumpo, Lengayang, dan Sutera merupakan warga setempat.
"Di Sutera, persisnya di Langgai, itu mereka terkena longsor," ucap Doni.
Doni menambahkan, banjir di Pesisir Selatan tersebar di 13 kecamatan. Total kepala keluarga terdampak 20.000 yang terdiri dari 40.000 jiwa.
Sementara itu, soal dampak kerugian ia belum bisa menjelaskan lantaran saat ini proses pendataan masih terus berlangsung.
"Kecamatan terparah itu Tarusan, IV Jurai, Batang Kapas, Sutera, Lengayang," ungkapnya.
Baca: Buntut Hujan Lebat dan Longsor, Batu Besar Menimpa Rumah Warga di Toraja Utara hingga Hancur
2. Kampung Batu Bala, Nagari Ganting Mudiak Utara Surantih, Kecamatan Sutera, Pesisir Selatan porak poranda dihantam banjir bandang.
Banjir terjadi pada Kamis (7/3/2024) malam. Batang Langgai yang bersebelahan dengan pemukiman penduduk meluap usai hujan tiada henti mengguyur.
Sabtu (9/3/2024) pagi yang mendung, TribunPadang.com mendatangi nagari ini, nagari paling ujung di mudik Surantih.
Baru saja tiba di Kampung Batu Bala, kampung pertama di nagari ini, pemandangan sibuk masyarakat yang berjibaku membersihkan rumah menyambut.
Ada yang menyapu lumpur, membilas setumpuk kain kotor, mengangkat lemari, meja, kursi, motor, puing-puing rumah hingga membuang balok-balok kayu.
Menyusuri jalan nagari yang lumpurnya semata kaki, masyarakat dengan ramah melempar senyum. Tapi raut wajah mereka tak bohong, mereka menahan pilu.
Tatapan dan suasana hati mereka tak jauh berbeda dengan bangunan rumah yang mungkin sudah bertahun-tahun dihuni, hancur.
Masih untung rumah mereka menyisakan rangka dan puing, setidaknya masih bisa dihuni, sebagian rumah ada yang hanyut di bawa air tanpa menyisakan apapun.
Dihitung sepanjang jalan menuju kantor Wali Nagari Ganting Mudiak Utara Surantih, lebih dari lima rumah yang hanya tinggal lantai, tidak ada dinding, tidak ada atap, apalagi isi rumah.
Zulhadi yang menjabat Wali Nagari setempat mengatakan setidaknya 50 rumah di Kampung Batu Bala rusak berat.
Jumlah itu sekitar 30 persen total semua rumah yang ada di kampung ini. Paling banyak ialah rumah yang hanyut digendong air bah.
"Di Kampung Batu Bala ini ada 187 rumah," ujar Zulhadi saat ditemui TribunPadang.com.
Rumah-rumah itu kata dia dihuni oleh 221 Kepala Keluarga yang terdiri dari 800 jiwa lebih. Ia bersyukur tidak ada warganya di kampung Bala yang menjadi korban.
Beda halnya di Kampung Langgai, kampung tetangga Batu Bala yang memakan korban jiwa 10 orang dalam peristiwa yang sama.
Masih di Batu Bala, TribunPadang.com meyaksikan bagaimana kompaknya perempuan, laki-laki, anak-anak membersikan rumah dan kampung mereka.
Banjir yang terjadi tidak hanya membawa lumpur dan pasir, tapi juga gelondongan kayu berukuran besar, ranting, dan sampah-sampah alam lainnya yang beragam.
Sampah-sampah tersebut menumpuk di sudut-sudut rumah, sudut-sudut jalan, sudut-sudut jembatan, sudut-sudut masjid, dan sekolah.
Eti (44) yang tengah beristirahat menceritakan bagaimana pilunya bencana ini. Ia bilang baru pertama kali merasakannya.
"Kampung ini tidak pernah banjir selama hidup saya. Mungkin selama kampung ini ada. Baru kali ini banjir dan menghancurkan kampung," kata Eti sebari membersihkan lumpur di tangan.
Baca: Warga Kawasan Mendawai Palangkaraya Jual Rumah dan Pindah karena Sering Dilanda Banjir
Detik-Detik Banjir
Eti menceritakan banjir terjadi sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu ia tengah beristirahat di dalam rumah bersama anak-anaknya. Di luar tengah hujan tapi tidak lebat.
"Tiba-tiba air naik, warga lain sudah ribut, ada suara gemuruh di sungai," ucapnya.
Ia bersama anak-anaknya yang sudah remaja saling merangkul ke belakang rumah. Di sana ada bukit yang lebih tinggi.
Mereka menyelamatkan diri ke sana dan kemudian menyusuri pinggiran bukit menuju rumah warga lainnya yang agak aman.
"Saat kami jalan ke situ, air sudah sedada, kami berenang. Orang lain begitu juga. Kami pasrah saja ketika itu, yang penting selamat dulu," kata Eti.
Dia bersama warga lainnya mengungsi hingga esok harinya. Jumat pagi mereka pulang dan melihat rumah-rumah sudah hancur.
"Saat pulang itu kami seperti bermimpi, kok bisa seperti ini, tidak terbayangkan sama sekali sama kami, menangis kami," kata Oden Supena (35), warga lainnya.
"Saya saat itu di ladang, dapat kabar langsung pulang. Jumat pagi saya liat rumah sudah hancur. Orang tua saya terjebak di dalam rumah, berendam sedada," kata Ita (31) pula, warga lainnya.
Tak hanya rumah, satu masjid dan satu musala juga terdampak banjir. Masjid Nurul Yakin yang berbeda tak jauh di pinggir sungai dikepung kayu gelondongan.
Jembatan menuju ladang yang tak jauh dari masjid ini hancur. Begitu juga Musala Fastabiqul Hairat
Warga juga kehilangan pangan. Beras basah dipenuhi lumpur, ternak hanyut, dan tanaman di ladang rata dengan tanah.
Dua hari sejak Kamis hingga Sabtu warga makan seadanya. Minum seadanya. Dan, tidur seadanya.
Kondisi kian mencekam dengan padamnya listrik dan hilangnya jaringan telekomunikasi. Warga juga masih was-was dengan banjir susulan yang mungkin saja bisa terjadi.
"Dua hari itu gelap di sini tidak ada listrik. Memberi kabar ke luar juga tidak bisa, jaringan mati, sampai sekarang masih mati semua," kata Oden Supena.
Baca: Pasar Menukung dan Beberapa Desa di Melawi Terendam Banjir hingga 30 Cm akibat Cuaca Hujan Ekstrem
Hingga Sabtu pagi warga masih mengandalkan bantuan dari tetangga yang tidak terdampak banjir. Saling berbagi makanan dan pakaian.
Bantuan baru datang Sabtu menjelang siang. Telur, mie, baru sampai ke Kampung Batu Bala, begitu juga tenda darurat, selimut, dan pakaian untuk tidur yang agak nyaman.
"Kalau dua hari lagi bantuan tidak sampai, kami mati kelaparan di sini," timpal Oden Supena.
Kampung Batu Bala berjarak sekitar 25 kilometer dari jalan lintas Padang-Bengkulu. Simpang masuknya persis di sebelah Pasar Surantih.
Sepanjang jalan menuju Kampung Batu Bala, cukup banyak tirik longsor. Satu yang paling sulit dilewati adalah jalan terban di pinggir sungai sekitar lima kilometer lagi menuju Kampung Batu Bala.
"Kampung ini kondisi sekarang terisolasi. Kesini hanya bisa pakai motor. Itu pun motor trabas," kata Wali Nagari Zulhadi.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul POPULER SUMBAR: Banjir dan Longsor di Pessel Memakan Korban Jiwa 16 Meninggal, Warga Makan Seadanya
# banjir # bencana alam # longsor # sumbar # pesisir # sumatera barat
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.