Intelijen AS Sebut Israel akan Tumbang Lagi Lawan Hizbullah Pasca Pernah Kalah Berkonflik Tahun 2006

Editor: Dyah Ayu Ambarwati

Reporter: Ninaagustina

Video Production: yohanes anton kurniawan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM - Intelijen Amerika Serikat (AS) memprediksi bahwa Hizbullah akan menang lagi dalam melawan Israel jika perang besar di antara keduanya kembali terjadi.

Sebelumnya, perang Israel-Hizbullah pernah meletus tahun 2006 silam dan berakhir dengan kemenangan kelompok asal Lebanon tersebut.

Adapun, saat ini Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah memberikan sinyal bahwa ia berencana mengobarkan perang besar melawan Hizbullah di perbatasan Israel-Lebanon.

Sinyal perang itu, membuat khawatir AS yang menjadi sekutu dekat Israel.

Pasalnya, AS takut Israel malah membuat blunder.

Dilansir Sputnik News, media-media besar asal AS selama beberapa hari terakhir mengabarkan ketakutan AS tersebut.

Presiden AS (Joe Biden) juga telah memperingatkan Israel agar tidak melakukan eskalasi signifikan di Lebanon.

“Para pejabat AS khawatir Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan memperluas perang di Lebanon sebagai cara untuk mempertahanakan politiknya di tengah kritik di dalam negeri perihal kegagalan pemerintahnya mencegah serangan Hamas tanggal 7 Oktober,” demikiaan pernyataan The Washington Post. 

Baca: Bentuk Protes Buntut Perang Israel di Gaza, Houthi Yaman Melancarkan Serangan Terbesar di Laut Merah

“Dalam pembicaraan privat, pemerintahan [Presiden AS Joe Biden] sudah memperingatkan Israel agar tidak melakukan eskalasi signifikan di Lebanon.”

Israel, disebut hanya memiliki jumlah pasukan kecil ketika situasi sedang damai.

Negara itu mengandalkan tentara cadangan ketika muncul konflik bersenjata atau perang.

“Jika akan Israel melakukannya, perkiraan rahasia terbaru dari DIA menyebutkan Israel akan susah menang karena aset dan sumber daya militernya akan terlalu sedikit dikerahkan lantaran adanya konflik di Gaza,” kata Washington Post dengan mengutip dua pejabat AS secara anonim.

Kini, Israel tengah melawan Hamas di Gaza.

Israel sudah bersumpah akan melenyapkan Hamas, tetapi sampai sekarang belum terwujud.

Baca: Hizbullah Serang Markas Komando Israel di Safad dengan Drone, Balas Dendam Tewasnya Arouri dan Tawil

Pakar AS meyakini, AS ingin membuka medan tempur kedua melawan Hizbullah.

Jika perang itu benar-benar terjadi, Iran dan AS juga bisa ikut terseret di dalamnya.

Sebagai informasi, Israel sudah pernah terlibat dalam perang besar melawan Hizbullah tahun 2006 lalu.

Saat itu, Israel dipimpin oleh Perdana Menteri Ehud Olmert, sedangkan Hizbullah dipimpin oleh Hassan Nasrallah.

Dikutip dari laman IEMED, banyak pengamat di AS, Eropa, dan Timur Tengah yang menganggap perang itu dimenangkan oleh Hizbullah.

Nasrallah yang memimpin Hizbullah dianggap pahlawan di dunia Arab lantaran melawan musuh paling potensial di Timur Tengah selama lebih dari sebulan.

Perang juga disebut telah membuktikan bahwa Iran sukses mempertahankan pengaruhnya di Lebanon dan Irak.

Adapun saat ini Hizbullah makin kuat dan dilaporkan memiliki lebih banyak senjata.

Pakar memperkirakan kelompok itu memiliki lebih dari 100.000 roket yang bisa digunakan untuk menyerang seluruh wilayah di Israel.

(Tribun-Video.com/Tribunnews.com)

Baca berita terkait hanya di sini

# Konflik Palestina Vs Israel # Intelijen AS # Intelijen AS # Hamas # Gaza # Zionis

Sumber: Tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda