TRIBUN-VIDEO.COM - PBB mulai mengurangi operasi bantuan secara signifikan di Jalur Gaza karena cadangan bahan bakar mereka hampir habis.
Hal itu dikatakan oleh badan-badan bantuan PBB pada (26/10/2023).
Sejumlah kecil bahan bakar yang diambil dari cadangan yang ada digunakan untuk menjaga pasokan air di wilayah selatan, tempat ratusan ribu orang berlindung dari serangan Israel.
Namun, persediaan tersebut disebut habis pada Kamis kemarin.
Badan-badan tersebut mengatakan mereka telah mengurangi dukungan mereka terhadap rumah sakit dan toko roti yang kewalahan memberi makan para pengungsi.
Hal itu dikatakan oleh Juliette Touma dari badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).
“Apa yang kita lihat di Jalur Gaza belum pernah terjadi sebelumnya,” Juliette Touma dari badan PBB untuk pengungsi Palestina, Unrwa, mengatakan kepada BBC.
“Dua juta orang tercekik. Gaza tercekik karena sangat sedikit bantuan yang datang dari luar.”
Israel memulai kampanye pengeboman di Gaza, memutus aliran listrik dan sebagian besar air, dan menghentikan impor makanan, bahan bakar dan barang-barang lainnya.
Blokade total itu dilakukan sebagai balasan atas serangan lintas batas oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober.
Lantaran, imbasnya menewaskan sedikitnya 1.400 orang dan 224 orang diculik dan disandera.
Baca: Update Konflik Palestina-Israel: Ian Sebut AS Berpartisipasi Langsung dalam Perang, Dukung Finansial
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan 7.000 orang telah terbunuh di wilayah tersebut.
Tak sebatas itu, bahkan sistem kesehatannya menghadapi kehancuran total.
Dengan sepertiga rumah sakit tidak berfungsi dan sisanya hanya merawat kasus-kasus darurat.
Setidaknya, sempat ada 74 truk yang membawa makanan, air dan pasokan medis.
Mereka menyeberang dari Mesir melalui perbatasan Rafah sejak Sabtu lalu.
Sekitar 500 truk diizinkan masuk ke Gaza setiap hari sebelum dimulainya perang lagi.
Israel menolak mengizinkan pengiriman bahan bakar karena mereka mengatakan bahan bakar tersebut dapat digunakan untuk tujuan militer oleh Hamas.
Israel menyebut Hamas digolongkan sebagai organisasi radikal seperti halnya Inggris, Amerika Serikat dan negara-negara besar lainnya.
Namun, Touma mengatakan bahwa badan PBB untuk pengungsi Palestina sangat membutuhkan bahan bakar jika ingin terus menjadi penyelamat bagi 629.000 pengungsi yang mengungsi di dalam fasilitasnya.
Sebagian besar meninggalkan rumah mereka di utara Gaza setelah diberitahu oleh militer Israel untuk pergi demi keselamatan mereka sendiri.
“Kami adalah organisasi kemanusiaan terbesar dan kami berada di ambang penghentian operasi. Kami dilarang menjalankan mandat yang dipercayakan kepada kami oleh Majelis Umum PBB. Yang kami minta hanyalah melakukan apa yang kami bisa lakukan. pekerjaan kami,” tambahnya.
Dr Abdelkader Hammad, seorang ahli bedah di Rumah Sakit Universitas Royal Liverpool di Inggris yang tiba di Gaza untuk melakukan transplantasi sehari sebelum perang dimulai, berlindung di fasilitas PBB di kota Rafah di selatan.
Ia mengungsi lantaran diketahui situasi di lapangan semakin memburuk hari demi hari.
“Situasi di lapangan semakin memburuk dari hari ke hari,” katanya kepada BBC.
“Orang-orang berebut air, makanan, karena kekurangan air. Apa pun yang mereka miliki di toko sekarang sudah habis. Orang-orang mengantri berjam-jam untuk mendapatkan roti dari toko roti yang masih buka.”
Ia juga mengungkapkan kekhawatirannya mengenai kondisi di rumah sakit tempat ia biasa melakukan operasi.
Ia mengatakan bahwa rekan-rekannya yang bekerja di rumah sakit tersebut menggambarkan sebuah 'bencana medis'.
“Bioskop penuh dengan orang-orang yang terluka. Mereka harus membuat keputusan yang sangat sulit mengenai siapa yang mereka rawat karena mereka tidak dapat mengatasi banyaknya orang [yang terluka] yang datang,” katanya. “Mereka kehabisan peralatan medis. Bahan bakarnya habis.”
(Tribun-Video.com/Bbc.com)
Artikel ini telah tayang di bbc.com dengan judul UN agencies reduce Gaza aid operations as fuel runs out
# PBB # Israel # Ukraina # Palestina
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.