Rusia Akui Bandel Ogah Dibatasi oleh Amerika Serikat yang Ingin Mendominasi Negara-negara di Dunia

Editor: Sigit Ariyanto

Video Production: Rania Amalia Achsanty

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev menyebut negaranya bandel karena tak mau dibatasi oleh Amerika Serikat.

Ia juga menekankan, Rusia tak mau diatur-atur

Pernyataan Medvedev ini disampaikan melalui akun media sosial Twitter pribadinya.

Mulanya ia menyebut Presiden Amerika Serikat, Joe Biden sebagai orang tua yang mengantuk.

Ia merasa heran mengapa Biden masih nekat memegang politik yang membahayakan.

Hal ini terkait dukungan penuh AS kepada Ukraina untuk melawan Rusia.

Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia mengatakan, paling mudah untuk berpikir hal itu adalah kebijakan setiap pemimpin Amerika dan negara dalam AS.

Ia menyindir kebijakan kebiasaan AS adalah untuk mendominasi dan membatasi negara lain.

Termasuk Rusia yang membandel.

"Mengapa orang tua yang mengantuk, Biden, tetap berpegang teguh pada politik yang begitu berbahaya?
Paling mudah untuk berpikir bahwa ini adalah kebijakan setiap pemimpin Amerika dan negara dalam AS, yaitu untuk mendominasi dan membatasi negara lain, terutama yang bandel seperti Rusia," terangnya.

Medevdev pun mengejek Biden sebagai orang tua yang sakit dan menyedihkan serta menderita demensia parah.

Menurutnya, Biden tak mengerti apa yang dirinya lakukan.

"Anda juga bisa mengatakan bahwa dia adalah orang tua yang sakit dan menyedihkan, menderita demensia parah. Sepertinya, dia tidak tahu apa yang dia lakukan. Inilah yang diteriakkan oleh Trump, dan sebagian besar orang Amerika," tukasnya.

Disebutkan, Biden nekat mengambil kebijakan yang menyebabkan potensi terjadinya kiamat nuklir.

"Tapi bagaimana jika itu berbeda? Mungkinkah seorang pria tua yang sedang sekarat yang terobsesi dengan keinginannya yang tidak masuk akal, memutuskan untuk melakukan sesuatu yang mengesankan, menyebabkan kiamat nuklir, dan membawa separuh umat manusia bersamanya ke dunia lain?," terangnya.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan memasok amunisi tandan kepada Ukraina untuk melawan Rusia.

Kepala Negara menekankan, bagaimanapun amunisi tandan diperlukan untuk meningkatkan peluang serangan balasan Ukraina.

Tujuannya untuk menghentikan Rusia sekarang.

"Hal yang utama adalah mereka memiliki senjata untuk menghentikan Rusia sekarang - mencegah mereka menghentikan serangan Ukraina melalui area-area ini - atau tidak. Dan saya pikir mereka membutuhkannya," katanya.

(Tribun-Video.com/ Bima Maulana)

HOST: BIMA MAULANA
VP: Rania A.

Sumber: Tribun Video
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda