Prancis Hadapi Krisis Obat Esensial Imbas Perang Ukraina dan Covid-19, Ini Strategi Pemerintahnya!

Editor: fajri digit sholikhawan

Video Production: Muhammad Taufiqurrohman

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM, PARIS - Menteri Kesehatan dan Pencegahan Prancis, Francois Braun pada Senin kemarin mengatakan bahwa Prancis saat ini sedang menghadapi kekurangan sejumlah obat esensial.

Oleh karena itu pemerintah negara itu berencana menyelesaikan daftar obat yang harus tersedia di semua apotek pada Mei mendatang.

"Kami memiliki masalah nyata dengan sejumlah obat, kami menghadapi kekurangan pada musim dingin ini. Pasokan sejumlah obat terbatas dan stoknya semakin sedikit. Orang tidak dapat menemukannya di apotek mana pun," kata Braun.

Namun pemerintah Prancis berupaya untuk mengurangi kelangkaan tersebut melalui penyelesaian daftar produksi banyak obat esensial.

"Ini tidak akan terjadi lagi, kami meluncurkan rencana melawan kekurangan obat-obatan kritis yang membuat orang tidak dapat hidup tanpanya. Kami sedang mengerjakan daftar obat-obatan esensial, itu akan selesai pada Mei. Kami akan memantau semua tahap produksinya hingga mengontrol rantai produksi dan memastikan ketersediaan konstan obat-obat ini di apotek," tegas Braun.

Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (4/4/2023), Braun menambahkan bahwa stok strategis amoksisilin dan parasetamol, yang biasanya meningkat konsumsinya di musim dingin akan dibuat.

Dirinya pun mengingat bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengeluarkan keputusan yang menetapkan bahwa Prancis harus sepenuhnya mandiri dalam hal penyediaan obat-obatan pada 2030.

"Sebagian besar obat-obatan yang beredar di Prancis diimpor dari China, India dan Amerika Serikat (AS)," pungkas Braun.

Baca: Viral Gadis 15 Tahun Asal Tinambung Polman, Rayatia akan Dilamar Pria Prancis, Baru 3 Bulan Kenalan

Ia menekankan bahwa Prancis berencana melokalkan produksi komponen utama mereka.

Menurut surat kabar Le Figaro, Prancis adalah produsen obat terbesar keempat di Uni Eropa (UE).

Perlu diketahui, epidemi pandemi virus corona (Covid-19), influenza dan bronkiolitis pada musim dingin ini telah menyebabkan kekurangan antibiotik, antipiretik dan obat penghilang rasa sakit di apotek Prancis.

UE disebut mengimpor 40 persen obat-obatan dari India dan China.

Terlebih 60 hingga 80 persen bahan aktif seperti parasetamol, diproduksi di kedua negara tersebut.

Di Prancis, konflik Ukraina telah menyebabkan peningkatan biaya produksi obat-obatan dalam negeri, serta lonjakan harga kemasan aluminium dan kaca.

Pada Oktober 2022, Badan Nasional Keamanan Obat dan Produk Kesehatan Prancis memberlakukan pembatasan penjualan obat-obatan yang mengandung parasetamol hingga dua bungkus untuk satu orang karena risiko kekurangan.

Sedangkan pada Januari 2023, Prancis memperkenalkan pembatasan sementara penjualan parasetamol secara online di tengah kekurangannya.

Otoritas Prancis menyebut lonjakan kasus Covid-19 di China sebagai alasan pembatasan ini.

Karena sejumlah besar obat-obatan yang masuk ke Prancis berasal dari negara itu.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Prancis Hadapi Kekurangan Obat Esensial, Ini Strategi Pemerintahnya

# krisis obat # perang # Ukraina # Rusia # Covid-19 # Prancis

Sumber: Tribunnews.com
   #krisis obat   #perang   #Ukraina   #Rusia   #Covid-19   #Prancis
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda