Medvedev Ungkap Kuatnya Ekonomi Rusia meski Dilanda Sanksi Barat, Tetap Seimbang dan Tidak Krisis

Video Production: Yogi Putra Anggitatama

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev menandaskan ekonomi Rusia tetap seimbang dan tidak terjadi krisis.

Meskipun Mokswa dijatuhi sanksi Barat.

Dikutip dari rt.com pada Senin (27/3/2023), Medvedev menerangkan, ekonomi Rusia tidak akan direduksi menjadi industri pertahanan saja.

Walapun terjadi perang di Ukraina.

Lebih-lebih Barat menjatuhkan Rusia sanksi bertubi-tubi.

Wakil Ketua menegaskan, ketidakseimbangan dalam ekonomi tidak akan dibiarkan berkembang.

Ia menuturkan, Rusia tidak mungkin mengalami nasib seperti Uni Soviet di masa lampau.

Mantan Presiden Rusia tersebut mengatakan, saat ini tidak ada ancaman militerisasi ekonomi yang pernah ada di Uni Soviet pada 1970-an dan 1980-an.

Medvedev menyampaikan, saat itu Uni Soviet terlalu memprioritaskan industri pertahanan.

Oleh karenanya, cara menghindari ketidakseimbangan adalah prioritas hanya perlu ditetapkan dengan benar dan indikator ekonomi makro utama dipantau.

Baca: Hebatnya Rusia Kebal dari Terpaan Krisis Perbankan AS Gegara Sanksi Barat, Ternyata Ini Strateginya



“prioritas hanya perlu ditetapkan dengan benar dan indikator ekonomi makro utama dipantau,” tambahnya.

Ia tidak memungkiri Rusia perlu meningkatkan industri pertahanannya.

Hal ini untuk meletakkan dasar untuk masa depan.

Bahkan setelah konflik Ukraina berakhir.

Namun, langkah tersebut tidak akan mempengaruhi sektor ekonomi lainnya.

Sosok Dmitry Medvedev memang sejak awal perang pecah sangat vokal mendukung langkah Putin.

Bahkan, ia juga memberikan respons keras kepada Pengadilan Kriminal Internasional yang memutuskan untuk menangkap Putin.

Dmitry Medvedev menyatakan Rusia akan mendeklarasikan perang jika Presiden Putin ditangkap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

Ditegaskan, rudal Rusia menghantam negara anggota pengadilan itu yang dikunjungin Putin.

Dikutip dari Tribunnews.com pada Jumat (24/3/2023), sebagaimana diketahui, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Putin pada Jumat (17/3/2023).

Penangkapan itu atas dugaan Putin melakukan deportasi anak-anak Ukraina ke Rusia secara ilegal.

Putin akan ditangkap jika berkunjung ke negara-negara anggota pengadilan tersebut.

Terkait hal ini, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev menerangkapkan, penangkapan itu tidak akan terwujud.

Namun, ia menyatakan ada konsekuensi jika penangkapan itu benar dilakukan dan terwujud.

"Jelas situasi ini yang tidak akan pernah terwujud, namun mari kita bayangkan jika hal itu terwujud," kata Dmitry Medvedev dalam sebuah video yang diposting ke Telegram, pada Rabu (22/3/2023).

Medvedev mencontohkan jika suatu saat Kepala Negara Rusia pergi ke Jerman yang merupakan negara anggota Pengadilan Kriminal Internasional.

"Kita bayangkan, kepala negara nuklir (Vladimir Putin) saat ini pergi ke suatu wilayah, katakanlah (misalnya) Jerman, dan ditangkap," katanya, dikutip dari DW.

Lantas Putin ditangkap, maka akan menjadi deklarasi perang terhadap Federasi Rusia.

Oleh karenanya, semua rudal Rusia akan dikerahkan dan menghantam ke Bundestag, ke kantor Kanselir Jerman.

(Tribun-Video.com/ rt.com)

Artikel ini telah tayang di rt.com dengan judul "Russian economy will remain balanced – Medvedev".

# Rusia # sanksi Barat # Ukraina

Sumber: Tribunnews.com
   #Rusia   #sanksi Barat   #Ukraina
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda