TRIBUN-VIDEO.COM - Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan warga Desa Sadu, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, memiliki cara sendiri.
Mereka memiliki tradisi bergotong-royong mencuci dan membersihkan karpet masjid.
Pantauan Kompas.com, warga Desa Sadu berbondong-bondong membawa karpet dan meletakannya di pinggir aliran Sungai Ciwidey.
Ada yang membawanya dengan berjalan kaki dengan digotong bersama, ada pula yang membawa karpet masjid menggunakan roda, bahkan menggunakan mobil dengan bak terbuka.
Kemudian, karpet tersebut dicuci menggunakan air dari aliran sungai Ciwidey. Beberapa orang terlihat bertugas membasahi, sebagian lagi ada yang kebagian tugas untuk menyikat karpet tersebut.
Tidak hanya pria dewasa saja yang bertugas membersihkan karpet itu. Sebagian besar remaja dan anak-anak pelbagai usia ikut dalam tradisi itu.
Sebagian anak ada yang sudah membawa sabun cuci, alat sikat serta gayung. Tidak aneh jika prosesi tersebut dijadikan ajang bermain bagi anak-anak.
Baca: Daging Sapi & Ayam di Pasar Airmadidi Minahasa Utara Banyak Diburu Warga Jelang Ramadan 1444 Hijriah
Sementara, di tempat-tempat teduh seperti di bawah pohon yang ada di sekitaran aliran sungai, Ibu-ibu mempersiapkan makanan bagi mereka yang sudah selesai membersihkan dan mencuci karpet masjid itu.
Pengurus Masjid Al Hidayah Ciputih, Desa Kramat Mulya, Kecamatan Soreang, Arifin (39) mengatakan tradisi itu sudah ada dan dilakukan oleh masyarakat di Desa Sadu sejak ia masih kecil.
Tradisi tersebut, kata dia, diajarkan oleh para sesepuh (orang tua) mereka sejak dulu, dan dilakukan di aliran Sungai Ciwidey yang hanya memiliki kedalaman 50 centimeter hingga 70 centimeter.
"Sudah dilakukan sejak dulu, saya juga meneruskan dari para tokoh-tokoh sebelumnya. Dari tahun 1984 juga tradisi ini sudah berjalan," katanya dikonfirmasi, Rabu (22/3/2023).
Biasanya, lanjut dia, tradisi cuci karpet itu tidak hanya dilakukan ketika menyambut bulan ramadhan saja. Beberapa hari jelang lebaran Idul Fitri, dipastikan tradisi tersebut juga kembali dilakukan.
"Kenapa dilakukan, karena kan kalau mau puasa pasti ada tarawih, nah karpet masjid harus bersih, kalau bahasa Sunda-nya papajar jadi harus bersih," jelasnya.
Tak hanya warga Desa Sadu dan masjid-masjid yang ada di sekitarnya yang melakukan tradisi ini.
Ia menambahkan, warga di pelbagai Kecamatan seperti Soreang, Margaasih, Katapang dan Cangkuang pun ikut serta mencuci di aliran sungai Ciwidey.
"Sebetulnya banyak, hampir semua masjid yang ada di sekitar suka cuci di sini," ucapnya.
Baca: Intip Keseruan Siswa SD 06 Cipinang Muara Jakarta Timur Mengikuti Pawai Tarhib Ramadan
Arifin menjelaskan, proses cuci karpet berlangsung selama tiga jam, kemudian mengeringkan karpet bisa sampai dua jam. Total, prosesi cuci karpet itu bisa sampai lima jam.
Biasanya, kegiatan itu, sambung dia, dimulai pukul 08.00 pagi dan berakhir pukul 12.00 siang.
"Kalau udah ya di bawa lagi ke masjid masing-masing, makanya semua di jemur dulu di sini," terangnya.
Dia berharap adanya pencucian karpet tersebut bisa membuat jamaah di masjidnya nyaman. Sehingga bisa menjalankan ibadah puasa dengan khusu.
"Semoga pencucian ini bisa membuat bersih karpetnya, jadi ke jamaahnya juga jadi nyaman, jadi puasanya juga bisa lebih khusu," pungkasnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tradisi Cuci Karpet di Aliran Sungai Ciwidey, Cara Masyarakat Desa Sadu Sambut Ramadhan '"
# Tradisi # Unik # mencuci karpet # Ramadhan # Desa Sadu #
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.