TRIBUN-VIDEO.COM - Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie atau Gus Choi merespons pernyataan Ketum Partai Ummat, Ridho, yang menyebut bahwa Partai Ummat adalah politik identitas.
Menurut Gus Choi, tak ada yang salah dengan ungkapan tersebut.
Menurutnya beragam identitas ini justru menjadi ajang untuk saling mengenal, memahami, dan menolong untuk kemajuan bersama.
"Kita semua diciptakan beridentitas-identitas. Itu hukum Allah at Sunnatullah. Dengan beragam identitas ini kita diperintahkan untuk saling mengenal, saling memahami dan saling menolong untuk kemakmuran dan kemajuan bersama," kata Gus Choi kepada wartawan, Kamis (16/2/2023).
Dia mengatakan perbedaan identitas bukan untuk saling menjaga jarak dan memusuhi.
"Juga bukan untuk saling bermusuhan dan menghancurkan," kata dia.
Soal dukungan Partai Ummat kepada Anies Baswedan di Pilpres 2024, Gus Choi mengatakan partainya terbuka jika ada partai lain yang ingin gabung ke Koalisi Perubahan.
Dia senang jika ada penambahan partai di Koalisi Perubahan.
Dia mengingatkan selama memiliki tujuan baik maka partai NasDem akan menerima dengan terbuka.
Baca: Anies Baswedan Kunjungi Kalsel, Warga Sambut Antusias hingga minta Eks Gubernur DKI Naiki Reog
"Yang tidak bagus adalah mencaci maki, mencari kelemahan terus menerus, bernarasi buruk tiada henti, bahkan tiada hari tanpa fitnah. Yang buruk-buruk itu semua merusak bangsa dan negara," tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi menegaskan pihaknya akan melawan narasi-narasi negatif tentang politik identitas.
"Kita akan secara lantang mengatakan, 'ya, kami Partai Ummat dan kami adalah Politik Identitas'," kata Ridho pada pidato pembukaan rapat kerja nasional (Rakernas) Partai Ummat ke-I di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (13/2/2023).
Ridho mengatakan politik akan kehilangan arah dan terjebak dalam moralitas yang relatif dan etika yang situasional, tanpa moralitas agama.
"Ini adalah proyek besar sekularisme, yang menghendaki agama dipisah dari semua sendi kehidupan, termasuk politik," ucapnya.
Karenanya, menantu Amien Rais ini menuturkan bahwa politik identitas adalah politik yang berpancasilais.
"Dengan demikian perlu dipahami, bahwa sesungguhnya, justru politik identitas adalah politik yang pancasilais," ungkap Ridho.
Ridho mengungkapkan Partai Ummat akan membangun perjuangan dari masjid, sebagaimana Rasulullah Saw lakukan setelah hijrah.
"Bagi ummat Islam, selain tempat ibadah, masjid seharusnya menjadi pusat inkubasi ide dan etalase gagasan, menjadi ruang pertemuan pikiran untuk menyusun rencana dan strategi keummatan, dan menjadi titik nol sebuah perjuangan, termasuk di dalamnya jihad politik," ucap dia.
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa seharusnya yang dilarang di masjid adalah politik provokasi, bukan politik ide dan gagasan.
Baca: Ketum Jokowi Mania Immanuel Ebenezer Sambangi Markas NasDem: Tak Bicarakan Dukungan pada Anies
"Yang seharusnya dilarang di masjid bukanlah politik gagasan, tapi politik provokasi, keduanya sangat lah berbeda; yang seharusnya dilarang bukanlah politik persatuan, tapi politik segregasi, sekali lagi, keduanya sangat lah berbeda," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Anies menghadiri Rakernas ke-1 Partai Ummat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur pada Selasa (14/2/2023).
Saat mendapat kesempatan menjadi pembicara, Anies menepis tudingan terhadap dirinya yang dianggap kerap melakukan politik identitas.
Anies mengakui dirinya dilabeli menggunakan politik identitas seperti tentang dan saat pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 lalu.
Namun, ia membantah tudingan itu saat sudah menjalankan tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Anies lantas meminta pihak yang menudingnya untuk membuktikan apakah dirinya mengunakan politik identitas selama lima tahun memimpin DKI Jakarta.
"Kami bertugas di Jakarta, tunjukkan, sesudah berjalan lima tahun, apakah ada bukti bahwa yang ditudingkan (politik identitas) menemukan pembuktiannya?" kata Anies.
Diektahui, Anies sempat dilabeli menggunakan politik identitas "pribumi" dan "agama" saat Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
Dia menegaskan segala yang dituduhkan kepada termasuk politik identitas batal demi akal sehat bila tidak terbukti.
"Bila yang ditudingkan tidak menemukan pembuktiannya dan ternyata memang tidak ditemukan, maka semua pernyataan-pernyataan itu batal demi akal sehat," tegasnya.
Anies lalu mengajak semua pihak agar membantah opini tentang politik identitas dengan menunjukkan kenyataan. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Partai Ummat Dukung Anies Baswedan dan Nyatakan sebagai Politik Identitas, Apa Tanggapan NasDem?
# NasDem # Partai Ummat # Anies Baswedan # politik identitas # capres # Pemilu 2024
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.