TRIBUN-VIDEO.COM - Masa pencarian korban gempa di Kabupaten Cianjur diperpanjang selama tiga hari.
Bupati Cianjur, Herman Suherman, menegaskan hal itu di Pendopo Cianjur, Jalan Siliwangi, Rabu (30/11).
Perpanjangan masa pencarian, ujar Bupati, dilakukan mengingat masih ada 12 korban lagi yang keberadaannya belum diketahui menyusul gempa Cianjur
Mereka diduga masih terkubur di antara longsoran tanah di Kampung Cicadas, Desa Cijedil, dan tebing Warung Sate Shinta, di Kecamatan Cugenang.
"Secara aturan, proses pencarian berakhir pada hari ini. Namun, mempertimbangkan keluarga korban [yang sanak saudaranya belum ditemukan], saya mengajukan permohonan kepada Basarnas untuk memperpanjang masa pencarian. Jadi proses pencarian akan tetap dilakukan selama tiga hari ke depan hingga Sabtu, 3 Desember," ujarnya.
Pada pencarian hari ke-10, Rabu, ujarr Bupati, satu jenazah kembali ditemukan tim gabungan. Jasadnya terkubur longsoran tanah dan batuan tebing di Kecamatan Cugenang.
"Dengan temuan itu, jumlah korban meninggal bertambah jadi 328 jiwa," ujarnya.
Herman berharap, semua korban yang hilang bisa segera ditemukan. "Tapi, kalau sampai tiga hari belum, kita pikirkan kembali," ujarnya.
Baca: Tenda Pengungsi Gempa Cianjur Bocor Buntut Label Gereja Dicopot oleh Oknum Anggota Ormas
Berkaitan dengan pengungsian, Herman mengatakan, para pengungsi secara bertahap sudah diminta untuk kembali ke rumahnya masing-masing dengan catatan rumahnya tidak tidak rusak dan membahayakan.
"Nantinya pemerintah akan memberikan kompensasi sewaan bagi warga yang ditempati para pengungsi sebesar Rp 500 ribu per bulan," ujarnya.
Bagi mereka yang rumahnya hancur, Pemkab Cianjur juga sudah menyiapkan lahan seluas 16,5 hektare untuk relokasi. Proses pembangunan rumah-rumah di lokasi yang baru ini ditargetkan selesai pada akhir Desember.
"Dengan demikian, pada awal Januari sudah mulai bisa ditempati. Saat ini proses persiapan relokasinya sedang kita lakukan," ujarnya.
Gempa Senin (21/11) lalu membuat puluhan ribu rumah warga di sejumlah kecamatan di Cianjur mengalami kerusakan.
"Yang sudah divalidasi jumlahnya 17.864 rumah. Sebanyak 4.376 di antaranya rusak berat, 5.306 rusak sedang, dan 8.182 rusak ringan," ujarnya.
Tak hanya itu, gempa juga merusak 511 bangunan sekolah, 190 bangunan tempat ibadah, 14 fasilitas kesehatan, dan 17 bangunan perkantoran.
Baca: Pengungsi Cianjur Meninggal Dunia Kedinginan, Tidur di Atas Sawah Usai Gempa
Kerahkan Santri
Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, mengatakan pemerintah akan mengupayakan berbagai upaya untuk membantu proses pemulihan Cianjur. Pemulihan, kata Uu, perlu segera dilakukan agar masyarakat tidak terlalu lama larut dalam duka kebencanaan sehingga mengalami trauma.
"Saya barusan sudah rapat dengan pihak Jabar Quick Respons dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan akan dikoordinasikan dengan pemerintah Kabupaten Cianjur, untuk segera membereskan yang ada di daerah yang rumahnya ambruk," katanya.
Namun, sebelum pembangunan dimulai, saat ini yang terpenting, masyarakat sudah harus mulai membereskan puing-puing rumah mereka yang ambruk.
"Rumah ataupun apapun segera dibersihkan, sehingga, kami meminta kepada JQR dan BPBD Provinsi Jawa Barat untuk mencari relawan tenaga yang dibutuhkan untuk mengerjakan, membersihkan puing-puing itu sehingga masyarakat matanya dan pikirannya tidak melihat rumah yang hancur tidak melihat rumah yang ambruk," katanya.
Uu mengatakan, ia juga akan meminta kepada para kiai untuk mengerahkan para santrinya ke Cianjur untuk membantu proses pemulihan ini.
"Kalau boleh, saya minta tenaga relawan yang tidak dibayar," ujarnya.
Hamdan (25), salah seorang pengungsi, berharap percepatan pemulihan yang tengah diupayakan pemerintah berjalan lancar seperti yang diharapkan. Ia mengaku sedikit khawatir karena pendataan yang menurutnya lamban.
"Sampai sekarang masih belum ada pendataan apapun, saya khawatir prosedurnya sulit dan prosesnya lama," kata Hamdan, Rabu (30/11).
Ia juga mengaku masih bingung dengan proses pemberian bantuan dana yang sejak beberapa hari lalu sudah dijanjikan oleh pemerintah.
"Apakah akan langsung masuk ke rekening pribadi atau harus melalui birokrasi lebih dulu?" tanyanya.
Ia berharap semua rencana pemerintah ini juga bisa ditempuh dalam waktu yang cepat.
"Sebab, bagaimanapun, para pengungsi tidak mungkin jika harus tinggal terus di dalam tenda pengungsian," ujarnya. (fauzi noviandi/ferri am/ai sani nuraini)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul 12 Orang yang Masih Hilang Diduga Ada di Kampung Cicadas dan Warung Sate Shinta
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.