Kesehatan Mental Terganggu Akibat Pandemi Jadi Dugaan Penyebab Satu Keluarga Tewas di Kalideres

Editor: winda rahmawati

Video Production: Megan FebryWibowo

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Terkait satu keluarga tewas di Kalideres, Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menduga tidak tertutup kemungkinan mereka melakukan bunuh diri yang termotivasi oleh nilai spritual tertentu.

Hal ini menurut Reza bisa juga terjadi karena terganggunya kesehatan mental mereka akibat pandemi Covid-19.

"Beberapa waktu lalu saya berspekulasi, tidak tertutup kemungkinan penyebab kematian keluarga tersebut adalah bunuh diri yang termotivasi oleh nilai spiritualitas tertentu. Mereka secara terencana ingin rest in peace. Meninggal dengan cara damai. Damai menurut mereka, tentunya," kata Reza kepada Wartakotalive.com, melalui pesan tertulis, Rabu (30/11/2022).

Pada sisi lain, kata Reza, spekulasi kedua, karena kematian tidak berlangsung serentak, dan anggota keluarga termuda meninggal dunia paling akhir, tidak tertutup kemungkinan bahwa kematian (bunuh diri) dilakukan berdasarkan kesepakatan bahwa anggota termuda tersebut harus menutup akses makanan bagi tiga anggota keluarga lainnya.

"Dengan situasi sedemikian rupa, kejadian di Kalideres dapat dipahami sebagai peristiwa bunuh diri yang disertai peristiwa pidana sebagaimana pasal 345 KUHP. Namun karena Indonesia tidak mengenal posthumous trial (persidangan pelaku kejahatan yang sudah meninggal-Red), maka Ditreskrimum Polda Metro Jaya (PMJ) dapat menyatakan kasus ditutup," katanya.

Pada sisi lain, Reza, mengajak kita mengingat kembali perkataan badan kesehatan dunia yakni WHO.

Baca: Ditemukan Kemenyan, Salah Satu Korban 1 Keluarga Tewas di Kalideres Diduga Jalani Ritual

Baca: Ditemukan Mantra & Kemenyan, Polisi Ungkap Dugaan Tujuan Keluarga Tewas di Kalideres Aktif Ritual

"WHO sudah bilang sejak awal pandemi Covid 19 bahwa kita bertarung dengan waktu untuk mendapatkan penawar virusnya. Tapi problem kesehatan mental akibat pandemi justru tidak mendapat perhatian setara." ujar Reza.

"Jadi, bukan hanya virus yang mewabah. Tekanan batin dan serbaneka perilaku malasuai (tidak sesuai atau tidak normal-Red) juga sepertinya menjadi pandemi. Termasuk pemunculan sekte-sekte spiritualitas baru," tambah Reza.

Pemunculan sekte di masa pandemi lalu, menurut Reza memang masif di sejumlah wilayah.

"Di Perancis saja ada lima ratusan sekte baru. Dan Pemerintah sampai mengalokasikan dana hingga 1 juta Euro guna meningkatkan pengawasan terhadap sekte-sekte yang dikhawatirkan membahayakan masyarakat tersebut," katanya.

Menurut Reza, Apa pun penyebab kematian satu keluarga di Kalideres itu, Ditreskrimum Polda Metro Jaya perlu selekasnya menyelesaikan pengungkapan kasus.

Termasuk kata Reza, apabila kesimpulannya adalah kasus tidak terpecahkan (unsolved case).

"Hal tersebut perlu dilakukan agar pemberitaan dan obrolan tentang kasus ini dapat juga segera dihentikan sehingga tidak mendorong terjadinya penularan bunuh diri atau suicide contagion di tengah masyarakat," katanya.

Sebab kata Reza, pada masa seperti sekarang, ketika gangguan kejiwaan sangat rentan mewabah (berdasarkan peringatan WHO), ekspos yang tinggi tentang bunuh diri dapat menginspirasi audiens.

"Terutama mereka yang tergolong rentan, untuk meniru perbuatan serupa atau copycat suicide," ujarnya.(*)


Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Penyebab Satu Keluarga Tewas di Kalideres Diduga Karena Kesehatan Mental Terganggu Akibat Pandemi

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda