Pengalaman Relawan Tertua Tim SAR Semesta, Penolong Korban Gempa Cianjur: Hampir Tewas Kena Ombak

Video Production: Tia Kristiena

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Ganasnya ombak Pantai Parangtritis, Bantul, Yogyakarta yang hampir merenggut nyawa tak membuat seorang Supriyanta mundur dalam mengikuti operasi search and rescue (SAR).

Bapak dua anak yang usianya sudah 55 tahun itu masih sering terlibat dalam berbagai operasi SAR bencana, termasuk dalam pencarian korban gempa dan longsor di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Supriyanta merupakan bagian dari relawan Tim SAR Semesta yang sudah beberapa hari bertahan di lokasi longsor Jalan Cipanas-Puncak, Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.

Keterlibatannya dalam operasi SAR Cianjur adalah yang kesekian kalinya setelah Supriyanta melanglangbuana dalam pencarian korban di berbagai wilayah sejak 2017.

Salah satu momen yang paling diingat ialah saat Supriyanta hampir menghadap Yang Maha Kuasa tatkala ikut dalam pencarian seorang anak yang tenggelam di Pantai Parangtritis.

Kejadiannya sekitar empat atau lima bulan yang lalu.

Di Pantai Selatan itu, Supriyanta terlibat sebagai potensi SAR yang membantu Basarnas melakukan pencarian korban lewat metode water rescue.

"Keahlian saya di water rescue. Jadi water rescue itu operasi SAR yang berfokus di permukaan air. Saat itu kejadiannya laka laut," ujar Supriyanta saat ditemui TribunJakarta.com di lokasi pencarian dan penyelamatan di Jalan Cipanas-Puncak, Desa Cijedil, Minggu (27/11/2022).

Menggunakan perahu jungkung milik Basarnas, Supriyanta dan dua anggota tim SAR lainnya berangkat dari pantai menuju ke tengah laut.

Baca: Tim SAR Gabungan Kembali Temukan 2 Jenazah Korban Gempa Tertimbun Longsoran di Cianjur Jawa Barat

Namun, baru sekitar 200 meter menjauhi pasir pantai, terjadi insiden yang tak bisa dilupakannya hingga detik ini.

"Saat itu naik kapal jungkung, beberapa kali tidak bisa masuk (ke laut) karena ombaknya terlalu tinggi, di situ saya sempat insiden," ucap Supriyanta.

Ganasnya ombak pantai selatan menghantam perahu jungkung yang ditumpangi Supriyanta.

Perahu kayu itu pun terbalik.

Supriyanta bersama dua orang rekannya sesama anggota tim SAR ikut terbalik dan terjebak di bawah perahu yang dengan cepat masuk ke dalam air.

Ketika hampir tenggelam, Supriyanta lantas mencoba tetap tenang.

Dengan masih mengenakan seragam tim SAR dan pelampung di badannya, Supriyanta mencari jalan keluar.

"Saya yakin Allah akan mencarikan solusi yang terbaik. Saat itu saya pikir harus memposisikan diri keluar dari kapal," ungkapnya.

Supriyanta akhirnya menemukan jalan keluar dengan berenang dari bawah air ke samping kapal.

Ia lalu berjibaku naik ke permukaan air, beristirahat sejenak, dan melanjutkan berenang 200 meter ke tepi pantai bersama rekan-rekannya.

Pengalaman yang sangat berbahaya itu sempat membuat dirinya trauma.

Namun, Supriyanta tak sampai larut dalam ketakutan dan masih meyakinkan dirinya untuk terus mengikuti operasi SAR di mana pun.

"Itu pengalaman luar biasa. Awalnya trauma, tapi trauma itu bisa hilang karena rasa kemanusiaan," tuturnya.

Baca: Pencarian Korban Gempa Cianjur Dilanjutkan, Tim SAR Gabungan Fokus di Tiga Titik

Relawan Tertua

Di usianya yang sudah 55 tahun, Supriyanta yang sehari-harinya karyawan swasta tetap berani mengikuti operasi SAR di area-area membahayakan.

Bertahun-tahun ini, ia sudah pernah terlibat dalam pencarian korban baik di dataran rendah, daerah pegunungan, maupun laut.

Supriyanta memiliki pengalaman dan spesialisasi di bidang water rescue.

Keahliannya dalam operasi SAR di permukaan air seringkali dibutuhkan saat ada bencana orang tenggelam di Bantul.

"Di Bantul itu ada lima sungai dari ujung utara ke selatan, dari Merapi ke pantai selatan," ucapnya.

"Jadi, misalnya ketika banjir sering ada orang yang hanyut, jadi kita sering bantu," kata dia.

Dari tujuh orang yang datang ke lokasi gempa Cianjur, Supriyanta menjadi yang tertua sekaligus mentor relawan SAR Semesta.

Supriyanta terjun langsung ke jurang area longsoran pada hari ketiga operasi SAR.

Ia menyaksikan dan membantu langsung pencarian korban yang sudah tertimbun longsoran terutama di titik yang berdekatan dengan Warung Sate Shinta.

"Saya terjun ke bawah, di lokasi itu, karena ini longsoran, tanahnya sangat labil," katanya.

Sudah tahu area longsor membahayakan, Supriyanta tetap berani menantang maut.

Nyatanya, tekad kuat untuk membantu sesama udah tertanam dari dalam dirinya sejak masih anak-anak.

Baca: Update Jumlah Korban Gempa Cianjur Diungkap Tim SAR Gabungan: Korban Meninggal 318 Orang

Puluhan tahun silam, Supriyanta pernah ikut sebagai anggota Pramuka, dan sejak 2017 secara resmi dirinya tergabung ke dalam relawan SAR Semesta.

Bahaya di lokasi bencana tidak lagi menghalangi niatnya.

Keyakinan dalam diri Supriyanta, jika ia tulus terjun membantu sesama, Tuhan tidak akan pernah meninggalkannya.

"Saya berangkat dari nilai kemanusiaan. Meskipun kami tidak punya materi, tapi punya tenaga untuk membantu orang lain," tegasnya.

Dari ribuan relawan potensi SAR yang terlibat pencarian korban di lokasi longsor Cianjur, bisa jadi Supriyanta yang tertua.

Namun, meski usianya sudah setengah abad, Supriyanta masih punya tenaga berjalan ke sana ke mari di area longsoran bersama tim SAR gabungan.

"Saya paling tua dari sekian banyak pengikut operasi SAR. Usia sudah 55 tahun," kata dia.

Meski secara naluri ada sedikit rasa takut, Supriyanta tetap menguatkan dirinya untuk terus bergerak membantu sesama.

Rasa takut itu lenyap disapu pengalaman dan keyakinan Supriyanta bahwa apa yang dilakukannya adalah manfaat besar bagi sesama.

"Karena SAR itu langsung ke titik pencarisn dan pertolongan, saya lebih spesifik ke operasi SAR dan secara naluri tetap ada (ketakutan)," ucap dia.

"Tapi ada SOP yang kita ikuti, APD, cara masuk ke lokasi, cara kita beraktivitas, dan lain-lain. Jadi kita yakin dan berserah kepada Tuhan," tegasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Hampir Tewas Digulung Ombak Pantai Selatan, Supriyanta Tak Gentar Ikut Operasi SAR di Usia 55 Tahun

Baca Artikel Lainnya di Sini

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda